Jumat, 02 Januari 2015

Prioritas Area Pencarian Korban dan Badan AirAsia QZ8501

Infografis Prioritas Area Pencarian AirAsia QZ8501
http://images.cnnindonesia.com/visual/2015/01/02/4209d8da-be7f-4bfa-9bd8-852dbb5c18b6.jpg?w=960&q=75
Serpihan Sayap dan Pintu Pesawat QZ8501 Ditemukan http://images.cnnindonesia.com/visual/2015/01/02/0e9cbada-e0bf-4cd7-a8c4-544c99854ffa_169.jpg?w=650Serpihan badan pesawat Air Asia QZ 8501 yang ditemukan dari KRI Yos Sudarso tadi malam dan diangkut oleh KRI Banda Aceh kemudian diterbangkan dengan helikopter milik TNI AL di Lanud Iskandar, Jumat, 2 Januari 2014. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Potongan benda yang diduga bagian sayap pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan. Serpihan itu ditemukan KRI Yos Sudarso di lokasi kontak terakhir pesawat rute Surabaya - Singapura.

Direktur Operasional SAR Posko Pangkalan Bun, Marsekal Pertama Supriyadi, Jumat (2/12), selain serpihan bagian pesawat, serpihan yang diduga lapisan pintu dalam pesawat juga ditemukan KRI Yos Sudarso.

"Itu bisa dilihat dari bagian engsel yang terlihat, detailnya nanti dari tim investigasi AirAsia," kata Supriyadi di Lanud Iskandar.

Serpihan ini dibawa oleh helikopter TNI Angkatan Udara dari KRI Banda Aceh. Setelah ditemukan oleh KRI Yos Sudarso, serpihan ini dipindahkan ke KRI Banda Aceh sebelum dibawa ke Lanud Iskandar.

Bersamaan dengan serpihan ini, helikopter juga membawa dua jenazah. Jenazah tersebut satu ditemukan oleh KRI Yos Sudarso dan satu ditemukan oleh Kapal Baruna Jaya.

Bersamaan dengan serpihan, dua jenazah itu juga dipindahkan ke KRI Banda Aceh lebih dulu sebelum dibawa terbang helikopter ke Lanud Iskandar.

Menurut Supriadi, masih ada enam jenazah yang belum dievakuasi di USS Sampson milik Amerika Serikat. "Enam jenazah ini masih dalam proses penjemputan," kata Supriadi.

Jadi hari ini ada 8 jenazah yang ditemukan petugas. Total sudah 17 jenazah yang ditemukan. Termasuk jenazah yang tengah teridentifikasi di Surabaya.(sur/sip)
Lingkup Pencarian QZ8501 Dipersempit Jadi 1.575 mil persegi http://images.cnnindonesia.com/visual/2015/01/02/7f9839e1-5172-4df9-ad58-3b136748dd65_169.jpg?w=650KRI Yos Sudarso-353 dan KD Lekir-26 milk AL Malaysia mengindera objek bawah air di sektor fokus pencarian AirAsia QZ 8501 di Perairan Teluk Kumai, Kalimantan Selatan, Rabu (31/12). Tim SAR TNI AL yang menerjunkan 11 KRI fokus di sektor V pencarian seluas 60 Nautical Miles (NM) kali 120 NM (setara 120 km x 240 km) di perairan sebelah selatan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah setelah temuan jenazah oleh sejumlah unsur tim SAR. (Antara/Joko Sulistyo)

Badan SAR Nasional menetapkan area prioritas seluas 1.575 mil persegi untuk mencari jenazah badan utama pesawat AirAsia QZ8501. Waktu pencarian juga dilakukan pada pagi hingga siang hari di mana cuaca pada waktu itu cukup bersahabat.

Kepala Basarnas Marsekal Madya FH Bambang Soelistyo, Jumat (2/12) mengatakan, sektor prioritas ini dibentuk sebagai hasil evaluasi Basarnas atas berbagai temuan hingga hari ini.

Luas area pencarian jenazah dan badan pesawat selama ini luasnya sekitar 13.500 km2. Sektor dipersempit menjadi area prioritas yakni 1.575 mile persegi.

"Pencarian di sektor prioritas akan tim gabungan lakukan tanpa mengabaikan sektor-sektor lain," kata Soelistyo di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta.

Soelistyo mengaku telah memerintahkan tim operasi gabungan untuk mencari badan pesawat AirAsia QZ8501 dan jenazah yang belum ditemukan. Tercatat baru 17 jenazah yang sudah ditemukan. Padahal QZ8501 membawa 162 terdiri dari 155 penumpang dan 7 awak pesawat.

Selain menetapkan area prioritas, Soelistyo juga menetapkan waktu pencarian akan dikebut pada pagi hari. Belajar dari pengalaman hari-hari sebelumnya, cuaca mulai buruk dan ombak tinggi pada siang hari.

"Pagi ini cuaca di Pangkalan Bun cukup baik. Gelombang di daerah operasi masih di ketinggian dua hingga tiga meter," katanya. Jika cuaca memburuk pada siang hari pencarian tak mungkin dilanjutkan. Sejak kemarin penyelam juga belum bisa diturunkan karena gelombang masih tinggi.

Hari ini adalah hari keenam pencarian. Beberapa serpihan pesawat sudah ditemukan termasuk temuan terakhir berupa potongan sayap dan lapisan pintu bagian dalam pesawat jenis Airbus A320 itu.

Sedangkan jumlah jenazah yang ditemukan berjumlah 17 jenazah. Kemarin petugas menemukan sembilan jenazah. Sementara hari ini delapan jenazah ditemukan termasuk enam jenazah yang ditemukan kapal Amerika Serikat USS Sampson yang masih dalam proses evakuasi ke darat.

Jenazah akan dibawah ke Pangkalan Bun untuk dimasukan ke dalam peti jenazah sebelum dibawah ke Surabaya untuk diidentifikasi di sana. Sejauh ini baru satu jenazah dikenali atas nama Hayati Lutfiah Hamid yang jadi salah satu penumpang pesawat naas tersebut.(sur/sip)
Cari AirAsia, Kapal Sonar BPPT Bawa 4 Alat Canggih http://images.cnnindonesia.com/visual/2014/12/29/8e96fa0d-a141-4931-9cb1-3fab0a05a24d_169.jpg?w=650Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memiliki empat kapal Baruna Jaya yang digunakan untuk kegiatan riset permukaan laut. (Dok. oceanexplorer.noaa.gov)

Kapal riset milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Baruna Jaya I ikut ambil bagian dalam pencarian badan pesawat AirAsia yang jatuh di Selat Karimata. Dalam kapal ini terdapat empat teknologi canggih yang membantu menjalankan misi ini.

Pertama adalah Multi Beam Echo Sounder. Alat ini berfungsi untuk melakukan pemetaan biometri dalam laut. Alat ini merupakan pengembangan dari Single Beam Echo Sounder dan digunakan untuk memperoleh gambaran atau model bentuk permukaan (topografi) dasar perairan.

Kedua adalah Side Scan Sonar. Prinsip alat ini serupa dengan Multi Beam Echo Sonar, namun memiliki jangkauan dan berfungsi untuk melakukan pemetaan yang lebih tajam.

Ketiga adalah Megato Meter atau alat deteksi logam. Alat ini digunakan jika hasil tes yang di dapat oleh dua alat sebelumnya menunjukan indikasi adanya objek di dasar laut.

Keempat adalah Remote Operated Vehicle (ROV). Alat ini berupa kendaraan bawah laut yang dikendalikan dari jarak jauh, untuk menampilkan gambar video secara langsung dari dasar laut. Dengan alat ini, pencarian sebuah objek di dasar laut akan lebih cepat dilakukan.

Menurut Rahardian, Ketua Tim Ekspedisi Kapal Riset Baruna Jaya I , misi kapal ini adalah menemukan badan AirAsia QZ8501 sekaligus menemukan black box yang menyimpan informasi penting soal komunikasi terakhir.

"Keempat alat tersebut akan bekerja secara bergantian. Dengan begitu, data yang di dapat sudah terkonfirmasi kebenarannya," ujar Rahardian melalui siaran pers, Jumat (2/1).

Ia menambahkan Kapal Baruna Jaya akan berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional selaku koordinator tim pencarian dan evakuasi pesawat yang hilang.

"Sesuai arahan Kepala Basarnas, Baruna Jaya akan mengarah ke titik penemuan sebelumnya. Dengan cuaca seperti ini, semoga Baruna Jaya akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik," lanjut Rahardian.

Kapal Baruna Jaya I sendiri tiba di lokasi operasi pada 1 Januari pukul 05.00. Meskipun cuaca buruk dengan gelombang tinggi dan hujan lebat, kapal ini tetap melakukan pencarian pesawat jenis Airbus A320-200 itu.

Ridwan Djamaludin, Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pangan Sumberdaya Alam menjelaskan sejak kemarin, kapal dengan teknologi canggih ini sudah melakukan pemindaian lokasi dengan Multibeam Echo Sounder yang mampu memindai hingga kedalaman laut 500 meter.

Baruna Jaya juga sebelumnya terlibat dalam pencarian pesawat Adam Air 574 yang hilang pada Januari 2007 silam di barat laut Makassar, pencarian kapal feri Baruga di Selat Sunda pada 2013, dan pencarian KM Gurita di Sabang pada 1996.

Baruna Jaya merupakan kapal yang biasa digunakan untuk kegiatan riset batimetri untuk mengukur kedalaman laut dan memetakan struktur bawah laut. Sensor sonar yang dimiliki kapal ini dapat mendeteksi objek hingga kedalaman 2.500 meter.(adt)
Kapal Pencari Badan Pesawat Difokuskan di Area Prioritas Kapal yang bertugas mencari badan pesawat difokuskan beroperasi di area prioritas. Kapal yang membawa petigas Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga diarahkan ke area seluas 1.575 mil persegi ini.

Kawasan prioritas ini berada di sebelah barat daya Pangkalan Bun di mana posko pusat evakuasi berada. Menurut Kepala Basarnas F Henry Bambang Soelistyo, Jumat (2/1), ada dua tugas utama di area ini yakni mencari badan utama dan kotak hitam pesawat.

Untuk pencarian badan utama pesawat, kapal yang dikerahkan adalah kapal penyapu ranjau, Kapal Baruna Jaya I, Kapal MV Geo Survey, KN Jadayat dan Kapal RFS Persisten. "Kapal-kapal ini saya tugaskan untuk mencari badan pesawat di sektor prioritas," kata Soelistyo di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta. Kapal tersebut memiliki teknologi deteksi bawah laut untuk mendeteksi objek di dasar laut.

Sementara untuk mencari kotak hitam adalah tugas Kapal Kaladaya. Kapal ini menurut Soelistyo membawa para petugas KNKT. Sesuai dengan kewenangannya, KNKT berwenang untuk memeriksa kotak hitam yang menyimpan data penerbangan dan percakapan di kokpit.

Isi kotak hitam ini diharapkan bisa menyingkap tabir penyebab kecelakaan AirAsia QZ8510 rute Surabaya - Singapura yang jatuh hari Minggu (28/12) lalu itu.

Soelistyo berharap, petugas segera menemukan badan pesawat di sektor ini. Segera setelah dideteksi adanya badan pesawat, penyelam menurutnya akan langsung diturunkan. Sebanyak 59 penyelam saat ini sudah siap di KRI Banda Aceh.

Namun penyelaman bisa dilakukan jika kondisi gelombang dan cuaca mendukung. Sejak kemarin penyelam belum bisa diturunkan karena kendala cuaca.

Proses evakuasi pesawat AirAsia QZ8501 di hari keenam ini melibatkan 17 pesawat dan 29 kapal laut dari berbagai pihak. Selain kapal yang bertugas mendeteksi badan utama pesawat dan kotak hitam, akan tetap mencari serpihan pesawat dan jenazah korban.(sur/sip)
Helikopter Sea Hawk AS Bawa Empat kantong Jenazah http://images.cnnindonesia.com/visual/2015/01/01/36d6679a-26db-4301-8c61-8301cb0cee7e_169.jpg?w=650Petugas Basarnas dan TNI AU membawa tandu yang berisi jenazah korban Air Asia QZ 8501 yang dievakuasi dari KRI Bung Tomo dan Hangleukir kemudian diterbangkan menggunakan helikopter TNI AU di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kota Waringin Barat, Kalimantan Tengah, Kamis, 1 Januari 2015. Dua jenazah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Imanuddin kemudian akan diterbangkan ke Surabaya untuk dievakuasi. (CNN Indonesia/Safir Makki)

Helikopter Sea Hawk milik Angkatan Laut Amerika Serikat mendaratkan empat kantong jenazah di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (2/1). Jenazah tersebut adalah jenazah yang ditemukan kapal USS Sampson yang membantu pencarian di perairan Pangkalan Bun.

Helikopter pengangkut jenazah itu mendarat di landasan bandara sekitar pukul 13.20 WIB. Berdasarkan pantauan CNN indonesia, satu dari empat kantong jenazah berwarna hitam itu berukuran lebih kecil dari tiga lainnya. Keempat kantong jenazah itu lantas diangkut menggunaan tandu dan dibawa oleh empat ambulans yang sudah menanti di landasan.

Direktur DVI (Disaster Victim Identification) Polri Komisaris Besar Anton Castelani membenarkan jumlah kantong jenazah yang diturunkan dari Sea Hawk berjumlah empat. Jasad saat ini selanjutnya dibawa ke RSUD Imanudin untuk dibersihkan dan dikemas dalam peti jenazah. "Nanti saya akan beri keterangan lengkap setelah identifikasi awal," ujarnya.

Sebelumnya Direktur Operasional SAR Posko Pangkalan Bun Supriyadi mengatakan hari ini tim pencari dari Navy Seal akan mengantar enam jenazah yang berhasil dievakuasi di Kapal USS Sampson.

"Mereka rencananya akan membawa jenazah tersebut ke Pangkalan Bun menggunakan helikopter milik mereka sendiri," ujar Supriyadi di Bandara Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan, Jumat (2/1).

Dengan demikian, total jenazah hingga saat ini ada 16 jenazah yang saat ini sudah dievakuasi. Delapan sudah berada di Surabaya, enam masih di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun, dua lagi belum diambil dari kapal USS Sampsons.(sur/sip)

 ♖ CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.