Rabu, 07 Januari 2015

Radar Secondary Surveillance Pesanan TNI AU

Radar MSSR mobile

T
NI-AU akan memperoleh dua Radar Secondary Surveillance (SSR) MSSR 2000-I buatan Airbus Defence and Space untuk melengkapi unit pengawasan udara mobile, yang dioperasikan TNI-AU. Radar diharapkan tiba di Indonesia awal 2015. Radar MSSR-2000-I disimpan di satu kotak dan dapat plug-in dengan antena delapan meter (26 kaki), dan seluruh sistem terhubung ke kontrol lalu lintas udara atau jaringan pertahanan udara terpadu, dengan menggunakan protokol data radar ASTERIX (All Purpose Structured Eurocontrol Surveillance Information Exchange).

Kemampuan radar Ultra High Frequency (UHF/300 megahertz to three gigahertz) MSSR-2000-I ini, memiliki jangkauan hingga 331 nautical miles (613 kilometres), dapat mendeteksi 1500 target dalam radius 360 derajat, 400 target untuk radius 45 derajat dan 110 target di segmen 3.5 derajat.

Ada Enam jenis radar yang masuk ke MSSR-2000-I family: MSSR-2000-I Mode-5/Mode-S 500 Watt and MSSR-2000-I Mode-5/Mode-S 1500 Watt single chain systems, the MSSR-2000-I Mode-5/Mode-S 2000 Watt variant, dan MSSR-2000-I Mode-5/Mode-S 500 Watt Dual Redundant radar. Produk terakhir ini dilengkapi two of the single chain 500 Watt interrogators, sementara MSSR-2000-I Mode-5/Mode-S 1500 Watt Dual Redundant radar along with the MSSR-2000-I Mode-5/Mode-S 2000 Watt Dual Redundant system memiliki dua 2000 Watt single chain interrogators.

Mode-5/Mode-S merupakan jenis terbaru yang dilengkapi protokol air traffic control transponder untuk pesawat militer (standar NATO) dan sipil (ICAO) dengan data 24-bit. (asianmilitaryreview)

 MSSR 2000 I 

SBL Star Technology telah memberikan kontrak kepada Airbus Defence and Space untuk memasok radar bagi TNI Angkatan Udara. Sesuai dengan kontrak, perusahaan akan memberikan dua radar monopulse secondary surveillance (MSSR 2000 I) untuk integrasi pengawasan udara dan pelacakan tracking system yang dioperasikan oleh TNI AU.

Radar MSSR 2000-I diharapkan mampu meningkatkan kontrol lalu lintas udara dan pertahanan udara serta kemampuan angkatan udara atas wilayah yang memiliki 15.000 pulau.

Kepala Bidang Electronis Bussiness Airbus Defence and Space, Thomas Muller mengatakan: “Pihak pengendali lalu lintas udara di seluruh dunia terus menghadapi peningkatan kepadatan lalu lintas udara sipil, bersama dengan lalu lintas udara militer. Situasi ini membutuhkan sistem kinerja tinggi untuk menjamin keamanan, pertukaran data yang komprehensif dan alokasi yang efisien dari wilayah udara,”.

“Sistem kami telah dioperasikan oleh sekitar 30 negara, yang membuktikan kemampuan yang handal dan memberi solusi”.

Radar mengirimkan sinyal interogasi sesuai dengan standar terbaru Mode S, yang aman dalam memandu semua pesawat di wilayah jangkauan dan memisahkan kebutuhan target individu yang diakuisisi oleh radar.

Radar ini bisa digunakan untuk mode identifikasi teman-atau-musuh otomatis (IFF) di bidang militer, secara otomatis yang juga diperkenalkan di semua negara NATO.

Radar ini digunakan oleh: Jerman, Perancis dan kapal Angkatan laut Inggris, dan oleh Austria, Portugal, Bulgaria dan Filipina untuk tujuan pengendalian lalu lintas udara sipil. Nilai kontrak tetap dirahasiakan dan dijadwalkan selesai pada awal 2015.(airforce-technology).

  ★ JKGR  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.