Kamis, 22 Januari 2015

[World] Kisah Tentang Wartawan Jepang yang Disandera

Jurnalis Kenji Goto dan kontraktor Haruna Yukawa disandera kelompok ISIS.

Teka-teki ihwal keberadaan dua warga negara Jepang di Suriah yang kemudian disandera ISIS akhirnya terkuak. Keduanya, Kenji Goto dan Haruna Yukawa merupakan wartawan sebuah media di Jepang.

Kedatangan Goto ke Suriah ingin menyelamatkan kawannya, Yukawa, yang lebih dulu ditahan ISIS Agustus 2014. Alaaeddin Al-Zaeem (34), warga Suriah ini telah menemani Goto dalam perjalanannya melakukan liputan di negaranya.

Kata Zaeem, Goto merupakan pribadi yang cukup keras meski dia sudah memperingatkan tidak usah pergi ke wilayah yang dikuasai ISIS. Kepadanya, Goto menyatakan keyakinannya ia akan kembali.

Zaeem mengatakan ia terakhir bekerjasama dengan Goto 2 Oktober 2014 lalu dalam menemani perjalanannya ke Ayn Al-Arab di Suriah Utara. Usai pekerjaannya itu, ia kembali ke Jepang.

Pada 23 Oktober 2014, Goto menelepon Zaeem untuk mengatur pertemuan, dan keduanya bertemu pada hari berikutnya di kota Turki selatan Kilis di perbatasan Suriah.

"Aku akan pergi ke ISIS untuk liputan berita," kata Goto kepada Zeem. Zaeem telah melakukan perjalanan dengan Goto ke banyak daerah di Suriah, tetapi ia selalu menolak permintaan wartawan untuk memasuki wilayah yang dikuasai ISIS karena terlalu berbahaya.

Ia berulang kali membujuk Goto agar membatalkan rencana tersebut tetapi tidak berhasil. Menurut Zaeem, Goto bertekad untuk melaporkan kehidupan masyarakat di bawah kekuasaan ISIS.

Dia juga mengatakan ingin menyelamatkan rekannya, Yukawa. Zaeem membawa Goto ke Marea, sebuah kota Suriah utara yang terletak sekitar 20 kilometer dari perbatasan Turki dan dekat dengan daerah yang dikontrol oleh ISIS.

Selama mereka menginap di Marea, Goto merekam pernyataannya melalui video dengan meminta bantuan kepada Zaeem untuk merekamnya melalui ponselnya. "Aku akan pergi ke Raqqa sekarang," ungkapnya.

"Hal ini sangat berbahaya di sana, tapi apa pun yang terjadi, saya tidak akan pernah menyimpan dendam terhadap Suriah. Saya berharap perang sipil ini akan berakhir secepat mungkin," ujar Goto dalam rekaman video tersebut, dilansir the Asahi Shimbun, Kamis (22/1).

Zaeem, kata Goto menyerahkan kertas dengan nomor telepon istrinya di Jepang dan seorang karyawan sebuah stasiun penyiaran TV Jepang. Dia mengatakan kepada Zaeem, "Silahkan hubungi mereka kecuali aku menghubungi Anda dalam waktu seminggu."

Tak hanya itu, Goto juga meninggalkan ponsel kepada Zaeem. Zaeem memperkenalkan Goto ke warga Suriah lain, dan mereka berangkat ke Raqqa pada pagi hari 25 Oktober 2014. Seminggu berlalu tanpa kontak dari Goto. Sekitar 1 November, Zaeem menghubungi istri Goto.

Anggota staf dari Kedutaan Besar Jepang di Turki mengunjungi Zaeem untuk informasi tentang Goto. Pada tanggal 20 Januari, Zaeem tahu untuk pertama kalinya, Goto telah ditangkap oleh ISIS.

Sebuah video online menunjukkan seorang pria menggunakan penutup wajah dengan memegang pisau berdiri di antara Goto dan Yukawa. Ia mengatakan, kedua pria Jepang akan dibunuh kecuali pemerintah Jepang membayar uang tebusan sebesar 200 juta dollar dalam waktu 72 jam.

"Goto adalah orang yang kuat, yang tidak gentar bahkan di garis depan di mana peluru terbang," kata Zaeem menjelaskan.

"Dia tidak mendukung liputan berita urusan militer melainkan ingin melaporkan tentang bagaimana kehidupan warga dan anak-anak," sambungnya. Kata Zaeem, Goto selalu tersenyum dan disambut baik di mana pun ia pergi.

"Saya telah menemani banyak wartawan, tetapi ada orang-orang tidak lebih bagus daripada Goto. Saya percaya dia akan kembali."

Sementara itu, Perdana Menteri Shinzo Abe dan pemerintahnya mengatakan mereka akan melakukan upaya maksimal untuk menjamin pembebasan Goto dan Yukawa.

Seorang pria yang terhubung ke grup anti pemerintah Suriah mengatakan ada kemungkinan besar Goto dan Yukawa ditahan di Raqqa, yang dianggap oleh ISIS sebagai ibukotanya.

  ♔ Republika  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.