Jumat, 02 Januari 2015

[World] Resolusi Palestina Gugur

AS Gunakan Hak Veto, Resolusi Palestina Gugur imageSidang DK PBB semalam akhirnya menggugurkan resolusi yang diajukan Palestina (ap/sputnik)

Harapan Palestina untuk bisa semakin menekan Israel dengan mengajukan resolusi ke Dewan Keamanan (DK) PBB pupus sudah. Dalam sidang yang berlangsung semalam, resolusi yang diajukan Palestina itu gugur karena diveto Amerika Serikat (AS).

Melansir Reuters, Rabu (31/12/2014), dari 15 anggota DK PBB, delapan diantaranya menyetujui resolusi tersebut, lima abstain dan dua menolak. Kedua negara yang menolak resolusi tersebut adalah AS dan Australia.

Duta Besar AS untuk PBB, Samantha Power mengemukakan alasan mengapa pihaknya menolak resolusi tersebut. Power menyatakan, resolusi tersebut tidak mencerminkan usaha untuk mencapai perdamaian antara Palestina dan Israel.

"AS setiap harinya selalu mencari cara-cara baru untuk mengambil langkah-langkah konstruktif demi mendukung kemajuan yang dapat dicapai kedua pihak untuk mencapai penyelesaian yang dinegosiasikan," ucap Power. “Resolusi yang diajukan Palestina ke DK PBB bukanlah salah satu langkah konstruktif yang kami maksud,” Power menambahkan.

Dalam resolusi tersebut, Palestina mengajukan batas waktu penarikan mundur pasukan Israel dari wilayah Palestina. Masalah perbatasan turut menjadi sorotan utama dalam resolusi itu, dimana Palestina menuntut pembagian wilayah sesuai dengan perjanjian 1967, dengan Yarusalem sebagai ibukota Palestina.(esn)
Palestina Coba Hindari Negosiasi dengan Kami imagePerwakilan Israel di PBB, Israel Nitzan sebut Palestian ingin hindari negoisasi damai (istimewa)

Perwakilan Israel di PBB mengecam keras aksi Palestina yang mengajukan resolusi kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. Resolusi yang menuntut penghentian pendudukan tersebut dinilai Israel sebagai usaha Palestina untuk menghindari proses negosiasi.

“Dokumen resolusi yang diajukan oleh Palestina benar-benar tidak masuk akal dan hanya mewakili salah satu sisi,” ungkap Israel Nitzan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Itar-tas, Rabu (31/12/2014).

“Orang-orang Palestina mengambil langkah ini karena mereka menghindari proses negosiasi dengan Israel. Mereka mencoba bermain dalam sebuah permainan politik yang tidak pernah ada ujungnya,” imbuh diplomat Israel tersebut.

Dirinya mendesak DK PBB untuk tidak terlalu menganggap Palestina sebagai anak emas, dengan terus menerus mendukung negara tersebut. “Saya meminta kepada PBB untuk berhenti berkomplot dengan Palestina,” tegasnya.

Resolusi yang diajukan Palestina sendiri akhirnya gugur setelah melalui pembahasan semalam. Resolusi itu gugur setelah Amerika Serikat, yang merupakan sekutu terdekat Israel menggunakan hak veto mereka terhadap resolusi itu.(esn)
Indonesia Sesalkan Gugurnya Resolusi Palestina di DK PBB imageIlustrasi (Istimewa)

Gugurnya rancangan resolusi yang diajukan Palestina di Dewan Keamanan (DK) PBB sangat disesalkan oleh pemerintah Indonesia. Resolusi itu berisikan batas waktu untuk Israel menghentikan pendudukan di Palestina, dan penarikan semua pasukan mereka dari Tepi Barat.

Rancangan resolusi itu gagal disahkan karena hanya mendapat dukungan dari delapan negara anggota DK PBB, dari sembilan suara yang dibutuhkan. Satu negara pemegang veto, yakni Amerika Serikat juga turut menentang resolusi tersebut.

“Sesuai Piagam PBB, DK PBB bertanggung jawab memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Tidak disahkannya rancangan resolusi Palestina merupakan kegagalan DK PBB dalam menjalankan mandatnya,” ungkap rilis Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu) yang diterima Sindonews.com pada Rabu (31/12/2014).

“Pemerintah Indonesia terus mendukung perjuangan rakyat Palestina membentuk negara merdeka dan berdaulat, dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya serta pengakhiran pendudukan ilegal Israel di Palestina,” imbuhnya.

Indonesia akan memberikan dukungan kepada Palestina melalui berbagai forum internasional, mulai PBB, Gerakan Non-Blok (GNB) dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Dalam rilis tersebut disebutkan Pemerintah Indonesia akan terus mendesak DK PBB untuk mendorong penyelesaian secara damai konflik Palestina dan Israel, sesuai dengan prinsip two-State solution.

“Indonesia juga terus mendukung penguatan kapasitas Palestina dalam persiapan menuju kemerdekaan. Hal ini diberikan antara lain secara bilateral maupun melalui New Asia-Africa Strategic Partnership (NAASP) dan Conference on Cooperation among East Asian Countries for Palestinian Development (CEAPAD),” pungkasnya.(esn)
Resolusi Ditolak DK PBB, Palestina Siap Ambil Langkah Sporadis imageIlustrasi (Istimewa)

Kepala negaisator Palestina, Saeb Erekat menyatakan, pihaknya akan mengambil langkah sporadis guna menghentikan pendudukan Israel di wilayah mereka. Tindakan ini diambil setelah rancangan resolusi yang diajukan Palestina ditiolak Dewan Keamanan (DK) PBB.

Melansir RT, Rabu (31/12/2014), Erekat mengatakan akan ada pertemuan darurat di Palestina untuk membahas langkah-langkah apa saja yang akan diambil oleh mereka. Satu yang santer adalah Palestina akan mendorong agar segera disahkan menjadi anggota tetap Pengadilan Pidana Internasional (ICC).

“Kami tidak akan menunggu lagi, tidak akan ada lagi keraguan, dan kami akan mempercepat semuanya. Kami akan melakukan pertemuan untuk mengambil keputusan langkah apa yang akan kita ambil selanjutnya,” ungkap Erekat.

Sementara itu, Komite Sentral Fatah dan Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) sedang membahas apakah mereka akan segera menandatangi statuta Roma. Dengan menandatangi status tersebut, Palestina mungkin akan segera menjadi anggota tetap ICC.

Seorang sumber di pemerintahan Palestina bahkan menyatakan, Presiden Mahmoud Abbas akan menandatangi statuta tersebut malam ini juga. Semuanya dilakukan agar Palestina bisa segera lepas dari pendudukan Israel.(esn)
Tolak Resolusi Palestina, Netanyahu Puji AS dan Australia imagePerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Reuters)

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengaku senang karena Dewan Keamanan (DK) PBB tidak menerima rancangan resolusi yang diajukan oleh Palestina. Secara khusus dirinya menyatakan terima kasih pada Amerika Serikat (AS) dan Australia, dua negara yang dengan tegas menolak rancangan resolusi itu.

"Saya ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada AS dan Australia atas apa yang mereka lakukan,” ucap Netanyahu dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Jpost, Rabu (31/12/2014).

Dirinya juga menuturkan terima kasih kepada Presiden Rwanda, Paul Kagame, dan kepada Presiden Nigeria, Goodluck Jonathan. Kedua negara tersebut mengambil sikap abstain, yang membuat Palestina kekurangan suara untuk bisa mengesahkan rancangan resolusi itu.

"Saya telah berbicara dengan mereka berdua. Mereka berjanji kepada saya secara pribadi, bahwa mereka tidak akan mendukung keputusan ini, dan mereka berpegang teguh dengan apa yang mereka katakan,” Netanyahu menambahkan.

Rancangan resolusi berisikan batas waktu pendudukan Israel di Palestina itu gagal disahkan karena hanya mendapat dukungan dari delapan negara anggota DK PBB, dari sembilan suara yang dibutuhkan. Dua negara menolak rancangan itu, sementara lima negara abstain.(esn)
AS Keberatan Palestina Gabung ICC imageJuru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jeffrey Rathke (c-span)

Rencana Palestina untuk gabung dengan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mendapatkan respon negatif dari Amerika Serikat (AS). AS menyebut apa yang dilakukan Palestina bisa mengganggu upaya damai dengan Israel.

"Kami sangat terganggu dengan tindakan Palestina yang menyatakan akan bergabung dengan ICC," ungkap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jeffrey Rathke, seperti dilansir Al Arabiya, Kamis (1/1/2014).

Rathke menyatakan, tindakan yang diambil oleh pemerintah Palestina adalah sesuatu hal yang kontra produktif. Dirinya juga mengatakan, tindakan tersebut tidak akan bisa memenuhi aspirasi warga Palestina, yang ingin memiliki negara yang merdeka dan berdaulat.

“Apa yang dilakukan Palestina benar-benar bisa memperburuk situasi, dan akan mengganggu upaya damai yang sedang berjalan,” lanjutnya.

Dirinya menegaskan, AS tidak akan pernah mendukung setiap upaya yang bisa merusak upaya damai yang beralaskan solusi dua negara, walaupun itu dilakukan oleh Israel. “Kami tidak akan mendukung setiap tindakan yang dilakukan kedua belah pihak yang bisa merusak kepercayaan dan upaya damai yang sedang berjalan,” imbuhnya.

Palestina sendiri dikabarkan sedang membahas rencana bergabung dengan ICC, setelah rancangan resolusi yang mereka ajukanm di Dewan Keamanan PBB gugur. Palestina hanya butuh tandatangan Mahmoud Abbas untuk bisa bergabung dengan organisasi tersebut.(esn)

  Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.