Minggu, 08 Februari 2015

Mencari Pesawat Amfibi

Diantara dua pilihan Bicara mengenai pesawat amfibi, Indonesia ternyata berminat untuk membeli pesawat multipurpose untuk keperluan Search and Rescue (SAR).

Masih hangat di telinga kita waktu pencarian musibah pesawat AirAsia yang jatuh di perairan Kalimantan, Indonesia kembali memberitakan memerlukan pesawat multipurpose yang mampu mendarat di air untuk evakuasi maupun pencarian korban. Selain itu dapat menjadi transportasi cepat antar pulau yang tidak mempunyai lapangan udara.

Rusia pun langsung merespon dengan turut membantu pencarian dengan mengirimkan pesawat amfibinya Beriev BE-200 dan sekalian menjadi ajang promosi. Kedatangannya pun di Pangkalan Bun, Kalimantan, disambut ceria dengan banyaknya orang berfoto-selfie dengan background pesawat dari Rusia tersebut.

Bahkan Dubes Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin, memberitakan bahwa Indonesia tertarik dengan pesawat BE-200 Altair. TNI AU sebagai pengguna pesawat militer di Indonesia pun menegaskan bahwa kebutuhan pesawat amfibi sangat diperlukan, selain dapat berguna untuk fungsi SAR, dapat pula digunakan user untuk memantau perairan di seluruh Indonesia. Mantan KASAU, Marsekal IB Putu Dunia mengatakan untuk memuluskan poros maritim yang dicanangkan pemerintah, TNI AU menyarankan untuk membeli pesawat amfibi multipurpose buatan Rusia.

Terkait tugasnya di wilayah lautan, bila selama ini TNI AU baru sebatas melakukan peran intai maritim tanpa dapat melakukan penindakan, maka dalam pemberantasan illegal fishing, TNI AU ingin mengambil peran yang lebih strategis. Pesawat ini dapat langsung mendarat di laut dan kemudian menerjunkan pasukan untuk melakukan inspeksi ke kapal-kapal yang mencurigakan.

Waktu berjalan, baru-baru ini Dubes Jepang menawarkan Indonesia sebagian peralatan militer yang dapat dibeli dari Jepang termasuk kerjasama pertahanan, setelah Jepang membuka pintu ekspor alutsista.

Laporan IHS Janes menyatakan bahwa dubes Indonesia, Yusron Ihra Mahendra, akan menanda tangani memorandum of understanding (MoU) pertahanan dengan Jepang di bulan Maret 2015 bersamaan dengan kedatangan Presiden Jokowi ke Tokyo. Dalam kerjasama tersebut akan ada transfer teknologi, yang menjadi keharusan dalam pengadaan alutsista. Dan diperkirakan salah satu alutsista yang dimaksud ialah pesawat amfibi US-2 buatan negeri matahari tersebut.

Bahkan berita mengenai pesawat amfibi US-2 ShinMaywa sempat terdengar pada acara Indo defence 2014 lalu, dimana Indonesia berminat dengan pesawat ini setelah Jepang menawarkan kepada India.
Transfer Teknologi US-2 ShinMaywa [asahi]

Antara dua pilihan pesawat amfibi yang telah di ajukan ke Indonesia, tentu ada plus dan minusnya.

Rusia menawarkan pesawat BE-200 dengan kemampuan mendarat di air dengan tinggi gelombang tidak lebih dari 1,3 meter dan bisa membawa 42 penumpang dan dapat dimuati 30 tandu pasien. Be-200 dikenal mampu mengangkut air untuk pemadaman kebakaran hutan, sebuah musibah yang sering terjadi di Indonesia.

Namun dari itu semua, Rusia dianggap susah dalam hal transfer teknologi dan akan mempersulit pengadaan dan pemeliharaan pesawat ini bila nanti diakuisisi TNI AU.

Sedangkan Jepang dengan penawaran terbarunya dalam kerjasama dengan Indonesia, pasti akan menawarkan sesuatu yang menarik selain barang tentunya transfer teknologi. Sedangkan pesawat amfibi US 2 diakui lebih kecil dibandingkan pesawat BE-200 Altair Rusia.

Pesawat US 2 ShinMaywa mampu membawa 11 awak ditambah 20 penumpang atau 12 tandu pasien. Pesawat ini sudah terbukti tangguh dan menjadi andalan Jepang dalam operasi SAR dinegerinya. Dan tanpa melebihi satu maupun lainnya, kita faham bahwa teknologi Jepang yang selama ini beredar di tanah air merupakan bahan yang teruji dan tidak rewel dari elektronik maupun kendaraannya. Bahkan di Timur tengah, kendaraan Jepang merupakan andalan.

Dari sedikit gambaran diatas, user akan menghadapi beberapa tahapan maupun kegunaannya, tentunya semua diharapkan yang terbaik untuk negeri ini. Karena kebutuhan ini, nyata didepan mata maka penggunaanya akan terasa sekali dalam pengoperasiannya.

Akankah kita ambil skadron komposit dengan akuisisi 50-50, hanya kemhan berserta pemerintah lah yang akan menentukan kedepan ...

  Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.