Sabtu, 07 Februari 2015

Menko Polhukam Prioritaskan Keamanan Laut Malut

Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno (sumber: Antara/Setpres/Rusman)

Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno mengatakan pengamanan perairan di Maluku Utara (Malut) jadi prioritas pemerintah, karena perairan daerah ini berbatasan langsung dengan negara tetangga.

"Semua daerah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, seperti Malut ini diprioritaskan pengamanannya untuk mencegah terjadinya pencurian ikan yang dilakukan nelayan asing," katanya di Ternate, Sabtu (7/2).

Ia mengatakan, pemerintah akan menambah armada pengamanan untuk mengawasi perairan Malut dan daerah lainnya yang berbatasan dengan negara tetangga, termasuk memaksimalkan peran TNI-AL dan Polairud.

Menurut dia, sebagian besar wilayah Malut merupakan laut, sehingga pemerintah memprioritaskan armada yang akan ditempatkan di sejumlah titik rawan masuknya kapal nelayan asing yang akan mencuri ikan di perairan Malut.

Oleh karena itu, ia optimistis dengan dukungan armada dan personel yang kuat, maka wilayah perairan Malut bisa terjaga dari masuknya nelayan asing yang berusaha masuk di wilayah teritorial Indonesia untuk mencuri ikan.

Sebelumnya, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno membawakan kuliah umum Universitas Muhammadiyah Malut (UMMU) dan meminta dukungan semua pihak, terutama dalam menjaga teritorial perairan di Malut.

Sementara itu, Rektor UMMU DR Kasman Hi Ahmad ketika dikonfirmasi menyatakan, kehadiran menko polhukam ini mengawali semester genap dan mengisi kuliah umum mengenai kondisi politik di Indomesia.

Kasman mengaku, untuk UMMU sudah terbiasa mendatangkan tokoh, guru besar, para pakar dari pusat terutama untuk melakukan hal yang berkaitan dengan bertukar pengetahuan terkait dengan apa yang disampaikan ditanamkan kedepan agar adanya motivasi mahasiswa untuk belajar.

"Tujuannya untuk menghadirkan menkopolhukam dari sisi kelembagaan sebagai salah satu universitas, makanya tidak bisa yang dikelola hanya pada lokalnya saja, tetapi ada baiknya guru-guru besar para pakar itu harus didatangkan untuk menambah bobot keilmuan yang ada secara berkala," ujarnya.

  ⚓️ Berita Satu  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.