Senin, 09 Februari 2015

Para pemimpin Indonesia dan Filipina akan membahas sengketa teritorial

http://jto.s3.amazonaws.com/wp-content/uploads/2014/05/p1-w2-t4-chinatensions-b-201405151-e1400069967292-870x800.jpgPembangunan di wilayah LCS[amazonaws]

Filipina akan meningkatkan keprihatinan atas reklamasi tanah oleh China di terumbu yang disengketakan dan mendiskusikan kesepakatan damai baru Manila dengan pemberontak Muslim dengan Presiden Indonesia Joko "Jokowi" Widodo, yang tiba hari Minggu untuk kunjungan yang singkat, kata seorang pejabat.

Departemen Luar Negeri di Manila mengatakan Presiden Benigno Aquino III akan membahas dengan Jokowi bagaimana negara-negara Asia Tenggara dapat memperkuat pertahanan dan kerjasama maritim dalam meningkatkan perdagangan dan investasi di kawasan.

Menteri Luar Negeri Albert del Rosario mengatakan Filipina khawatir atas reklamasi tanah oleh Cina yang disengketakan di Kepulauan Spratly di Laut China Selatan, dan akan diangkat dalam pembicaraan dengan Jokowi.

Kedua negara adalah salah satu anggota pendiri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), sebuah blok yang beranggotakan 10-negara.

Bulan lalu, del Rosario mendesak sesama menteri luar negeri ASEAN untuk mencari dukungan internasional dan meminta China untuk segera menghentikan reklamasi lahan, peringatan kredibilitas blok ASEAN akan rusak bila tetap diam tentang masalah ini.

Del Rosario mengatakan kepada para menteri, bahwa reklamasi besar-besaran oleh China, bisa mengancam kebebasan navigasi dan keanekaragaman hayati wilayah lepas pantai yang luas itu.

Filipina, Vietnam dan Malaysia telah memprotes reklamasi dan khawatir bila China dapat mengubah pulau tersebut menjadi pangkalan militer lepas pantai untuk memperkuat klaim teritorial Beijing yang semakin luas, menurut pejabat Filipina.

Indonesia dan China tidak memiliki sengketa formal, meskipun pada tahun 2010, Angkatan Laut Indonesia hampir terjadi penembakan dengan kapal Cina yang telah memasuki perairan lapangan gas dekat perairan Natuna. Para pejabat Indonesia mengatakan insiden itu merupakan penyusupan oleh nelayan dan bukan bagian dari sengketa teritorial.

Dukungan Indonesia terhadap pembicaraan damai antara pemerintah Filipina dengan pemberontak Muslim di selatan juga akan dibahas dalam pembicaraan dengan Jokowi, kata del Rosario.

Filipina dengan kelompok pemberontak Muslim terbesar menanda-tangani kontrak otonomi baru bagi umat Islam di wilayah selatan Filipina. Kesepakatan itu hampir memanas ketika beberapa pejuang kelompok pemberontak Muslim yang terlibat dalam bentrokan pada 25 Januari lalu, yang menewaskan 44 pasukan komando polisi Filipina.[wral.com]

  Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.