Sabtu, 28 Februari 2015

[World] Cerita Sekilas Algojo ISIS

Identitas "Jihadi John", Sang Algojo ISIS Terungkaphttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/02/26/42/969595/identitas-jihadi-john-sang-algojo-isis-terungkap-n6l.JPGAlgojo yang sudah banyak melakukan eksekusi mati terhadap tawanan ISIS itu diketahui bernama Mohammed Emwaz, pria keturunan Kuwait berkebangsaan Inggris. [Reuters]

Identitas dari algojo paling terkenal ISIS, "Jihadi John" akhirnya terkuak. Menurut dua sumber pemerintah Amerika Serikat (AS), pria tersebut adalah seorang warga negara Inggris, seperti yang sudah disebut-sebut selama ini.

Menurut laporan Washington Post, seperti dilansir Reuters pada Kamis (26/2/2015), algojo yang sudah banyak melakukan eksekusi mati terhadap tawanan ISIS itu diketahui bernama Mohammed Emwazi. "Jihadi John adalah Mohammed Emwazi, pria keturunan Kuwait berkebangsaan Inggris," tulis Washington Post dalam laporannya.

Nama Jihadi John mulai muncul ke permukaan setelah dirinya melakukan eksekusi terhadap seorang jurnalis asal AS. Semakin lama namanya semakin mencuat setelah ISIS mulai semakin sering merilis video eksekusi mati terhadap tawanannnya.

Terakhir, dirinya muncul dalam video eksekusi mati seorang jurnalis asal Jepang, Kenji Goto, dan juga video eksekusi mati pilot jet tempur asal Yordania, Kasaesbeh akhir Januari.

Pria yang selalu menutupi diri dengan topeng dan pakaian berwarna hitam itu sempat dikabarkan tewas saat AS dan sekutunya melakukan serangan terhadap ISIS di wilayah perbatsan Suriah dan Irak. Namun, tidak lama setelah kabar itu muncul, Jihadi John kembali tampil dalam video eksekusi ISIS.(esn)
Terungkap! Inggris Coba Rekrut Algojo ISIS Jadi Mata-matahttp://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/02/27/41/969652/terungkap-inggris-coba-rekrut-algojo-isis-jadi-mata-mata-x38.jpgMohammed Emwazi, sosok John Jihadi si algojo ISIS pernah dicoba direkrut Inggris jadi mata-mata. [Mirror]

Mohammed Emwazi, pria yang diidentifikasi sebagai algojo ISIS dengan nama “Jihadi John” ternyata tidak asing bagi kalangan intelijen Inggris. Emwazi sebelum gabung ISIS dan memenggal beberapa sandera pernah dicoba direkrut jadi agen mata-mata Inggris.

Emwazi inilah yang diyakini sebagai algojo pemenggal wartawan Amerika Serikat (AS) James Foley dan Steven Sotloff. Dia juga diyakini sebagai pemenggal pekerja sosial asal Inggris; David Haines, sopir taksi Inggris; Alan Henning dan pekerja sosial asal AS; Abdul-Rahman Kassig alis Peter Kassig.

Jejak rekam Emwazi sang algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kini bernama Negara Islam (IS) diungkap seorang direktur riset terkemuka, Asim Qureshi yang mendokumentasikan komunikasi antara dirinya dan Emwazi, jauh sebelum Emwazi gabung ISIS.

Menurut Qureshi, sosok Emwazi memiliki dengan kelompok advokasi CAGE independen selama dua tahun. Jalinan itu terjadi setelah pasukan keamanan Inggris mengganggu rencananya untuk melakukan perjalanan ke Kuwait, negara kelahiran Emwazi. Selain diganggu, kata Quresehi, Emwazi juga dicoba direkrut sebagai agen mata-mata Inggris.

”Saya telah mencoba untuk mencari tahu alasan mengapa visa saya ditolak oleh negara asal saya Kuwait, dan mencari tahu cara untuk memecahkan masalah ini,” kata demikian rekapan percakapan Emwazi dengan kelompok CAGE yang dibeberkan Qureshi.

“Jadi melalui teman-teman saya di Kuwait, mereka berkata kepada saya bahwa Kuwait tidak memiliki masalah dengan saya. Alasan penolakan saya hanya karena saya telah disebut sebagai agen Inggris, sehingga mereka tidak membiarkan saya (masuk ke Kuwait),” lanjut percakapan itu.

Sementara itu, Komite intelijen dan Keamanan Inggris, seperti dilansir Mirror, Jumat (27/2/2015) akan mencari rincian dari badan-badan intelijen tentang kontak mereka dengan Mohammed Emwazi. Langkah komite itu terkait laporan yang beredar, bahwa badan intelijen Inggris pernah mencoba merekrut Emwazi alias “Jihadi John” sang algojo ISIS itu.

Menzies Campbell, seorang anggota Komite Intelijen dan Keamanan Inggris berharap bisa mendapatkan laporan tentang jejak kontak sang algojo ISIS itu dengan intelijen Inggris di masa lalu.(mas)
Keluarga Korban Berharap Algojo ISIS Segera Ditangkaphttp://statik.tempo.co/data/2014/09/14/id_324553/324553_620.jpgPihak keluarga Sotloff sangat menunggu hari dimana Emwazi ditangkap dan diadili atas apa yang dia lakukan selama ini. [Reuters]

Keluarga Steven Sotloff, salah satu korban ISIS mengaku senang dengan terbongkarnya identitas algojo yang mengeksekusi jurnalis Amerika Serikat (AS) itu. Sang algojo diketahui bernama Mohammed Emwazi, warga negara Inggris keturunan Kuwait.

"Keluarga Sotloff telah diberitahu, bahwa identitas "John" sudah terungkap, dan mereka menilai ini adalah sebuah langkah maju untuk bisa membawa dia ke hadapan pengadilan," ucap juru bicara keluarga Sotloff, Barak Barfi dalam sebuah pernyataan.

"Kalau memang Mohammed Emwazi adalah orang yang mengeksekusi Sotloff, pihak keluarga memiliki keyakinan penuh bahwa kelompok intelijen dan lembaga penegak hukum di AS akan segera menangkapnya," imbuhnya. Seperti dilansir Channel News Asia, Jumat (27/2/2015).

Menurut Barfi, pihak keluarga Sotloff sangat menunggu hari dimana Emwazi ditangkap dan diadili atas apa yang dia lakukan selama ini. Emawazi atau "John" setidaknya telah muncul dalam tujuh video pemenggalan yang dirilis oleh ISIS.

Jurnalis AS lainnya, James Foley, serta David Haines dan Allan Henning, dua pekerja kemanusiaan asal Inggris, Abdul-Rahman Kassig pekerja kemanusiaan asal AS, serta Haruna Yukawa dan Kenji Goto dua orang warga Jepang adalah orang-orang yang pernah diesekusi oleh Emwazi.(esn)
Mengintip Aksi Intel Dunia Mengungkap Emwazi Si Algojo ISIS http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/746438/small/091090000_1412375805-alan-henning.jpgMohammed Emwazi, sosok Jihadi John si algojo ISIS yang merepotkan para intelijen dunia

"Jihadi John”, begitu julukan algojo ISIS pemenggal para sandera, sebelum identitas sang algojo yang sebenarnya itu terungkap. Kini, para intelijen dunia mengungkap sosok “Jihadi John” itu adalah Mohammed Emwazi, 26, pria asal London, Inggris.

Meski baru berusia 26 tahun, sosok Emwazi telah membuat sibuk para intelijen Amerika Serikat (AS), Inggris dan intelijen Timur Tengah. Pencarian jejaknya, bahkan menghabiskan multi-juta poundsterling. Laman Mirror, pada Jumat (27/2/2015), bahkan menjuluki Emwazi sebagai kurcacinya pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden.

Sejak 2014 lalu, sosok Emwazi menjadi “simbol kebengisan” kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang telah berganti nama menjadi Negara Islam (IS). Emwazi inilah yang diyakini sebagai algojo pemenggal jurnalis AS, James Folley dan Steven Sotloff. Dia juga yang diyakini memenggal sandera asal Inggris David Haines dan Alan Henning.

 Perburuan Besar-besaran 

Selama mengeksekusi para sandera, Emwazi selalu menutup mukanya dan berpakaian serba hitam. Meski lama tidak terungkap, para intelijen dunia sejatinya dibuat sibuk berbulan-bulan untuk melacak siapa sejatinya “Jihadi John” itu. Kerjasama internasional telah melibatkan polisi khusus Inggris, agen MI5, MI6, CIA, FBI serta pasukan khusus AS.

Ahli khusus di GCHQ dan Badan Keamanan Nasional (NSA) AS juga memantau setiap panggilan telepon dan media komunikasi sosial yang terjadi di antara teman-teman dan keluarga Emwazi. Tak cukup, M16 dan CIA juga merekrut agen intelijen di Suriah dan Irak demi melacak jejak Emwazi.

Teman-teman dan kerabat Emwazi diam-diam juga sudah diinterogasi tanpa sepengatahuan media. Tapi, informasi itu akhirnya bocor juga. Washington Post kemarin, membocorkan hasil kerja keras intelijen dunia itu dalam mengungkap sosok sang algojo ISIS.

“Ini akan menjadi waktu yang paling sibuk dan mungkin waktu yang paling penting. Layar monitor di seluruh dunia akan dipantau oleh ratusan analis intelijen top dunia,” kata seorang mantan mata-mata yang ikut mengungkap sosok Emwazi, yang dilansir Mirror.

”Banjir informasi layaknya bendungan yang terbuka hampir pasti terjadi, karena ada banyak percakapan pada jaringan,” lanjut mantan mata-mata Inggris itu yang berbicara dalam kondisi anonim.

Rumah keluarga Emwazi di London Barat, juga tak luput dari pantauan para intelijen top dunia. Perburuan terhadap Emwazi setara dengan perburuan Osama bin Laden. Di mana, pasukan elite Inggris SAS, bekerjasama dengan Delta Force dan US Navy SEAL.

Jejak rekam Emwazi terungkap juga berkat bocoran seorang direktur riset terkemuka, Asim Qureshi yang mendokumentasikan komunikasi antara dirinya dan Emwazi, jauh sebelum Emwazi bergabung dengan ISIS.

 Jadi Mata-mata Inggris? 

Menurut Qureshi, sosok Emwazi memiliki dengan kelompok advokasi CAGE independen selama dua tahun. Jalinan itu terjadi setelah pasukan keamanan Inggris mengganggu rencananya untuk melakukan perjalanan ke Kuwait, negara asal keluarga Emwazi. Selain diganggu, kata Quresehi, Emwazi juga dicoba direkrut sebagai agen mata-mata Inggris.

”Saya telah mencoba untuk mencari tahu alasan mengapa visa saya ditolak oleh negara asal saya Kuwait, dan mencari tahu cara untuk memecahkan masalah ini,” demikian rekapan percakapan Emwazi dengan kelompok CAGE yang dibeberkan Qureshi.

“Jadi melalui teman-teman saya di Kuwait, mereka berkata kepada saya bahwa Kuwait tidak memiliki masalah dengan saya. Alasan penolakan saya hanya karena saya telah disebut sebagai agen Inggris, sehingga mereka tidak membiarkan saya (masuk ke Kuwait),” lanjut percakapan itu.

Sementara itu, Komite Intelijen dan Keamanan Inggris, akan mencari rincian dari badan-badan intelijen tentang kontak mereka dengan Mohammed Emwazi. Langkah komite itu terkait laporan yang beredar, bahwa badan intelijen Inggris pernah mencoba merekrut Emwazi alias “Jihadi John” sang algojo ISIS itu.(mas)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.