Sabtu, 07 Februari 2015

[World] Dibunuhnya pilot, Jordania Balas Dendam

Jordania bereaksi keras soal pembunuhan pilotnya oleh IShttp://img.antaranews.com/new/2015/02/ori/20150204389.jpgSeorang pria diakui sebagai tawanan Negara Islam asal Yordania Muath al-Kabaesbeh (berpakaian oranye) berdiri di depan sejumlah pria bersenjata dalam gambar dari rekaman tanpa tanggal dari lokasi tidak disebutkan dirilis di sosial media pada Selasa (3/2). (REUTERS/Social media via Reuters TV)⚓️

Raja Abdullah II dari Jordania mengatakan reaksi Jordania pada pembunuhan pilot berkebangsaan Jordania oleh kelompok Negara Islam (Islamic State/IS) akan keras, kata kantor berita resmi negeri itu, Petra.

Pada pertemuan dengan perwira senior Angkatan Bersenjata Jordania, Rabu (4/2), Raja Abdullah mengatakan organisasi fanatik IS bukan hanya memerangi Jordania tapi juga Islam dan nilai-nilai luhurnya. Ia menegaskan bahwa Jordania terlibat perang tersebut untuk melindungi Islam dan nilai luhurnya.

Pada Rabu pagi, Majelis Rendah Jordania juga mengutuk pembunuhan itu sebagai kejahatan terorisme keji dan menyatakan yakin militer Jordania dapat membalas kematian pilot tersebut.

Menurut laporan Petra, saat fajar pada Rabu Jordania menggantung hingga tewas dua tahanan berkebangsaan Irak yang berafiliasi pada IS, setelah kelompok garis keras IS membakar hidup-hidup seorang pilot Jordania.

Salah seorang tahanan itu, Sajida Ar-Rishawi, seorang perempuan Irak yang gagal meledakkan sabuk peledaknya di Amman, Ibu Kota Jordania, pada 2005. Ar-Rishawi, yang memiliki hubungan erat dengan pendiri IS Abu Musab Az-Zarqawi, berada dalam deretan terpidana mati.

Tahanan lain yang digantung hingga tewas adalah Ziad Karbuli, warga negara Irak yang dekat dengan IS dan terpidana aksi teror pada 2007.

Pelaksanaan eksekusi itu dilakukan setelah IS menyiarkan rekaman video yang menunjukkan pilot Jordania-- yang ditangkap oleh IS setelah jet tempurnya jatuh di Raqqah di Suriah-- dibakar hidup-hidup di dalam satu kurungan logam.

Partai politik Jordania telah mengutuk pembunuhan pilot tersebut, dan memuji dia sebagai "syahid dan pahlawan."

Di dalam rekaman video yang disiarkan pada 24 Januari, IS menuntut pembebasan Ar-Rishawi dan mengatakan mereka akan membunuh pilot Jordania serta seorang lagi sandera berkebangsaan Jepang, Kenji Goto, jika Ar-Rishawi tak dibebaskan.

Jordania kemudian menuntut bukti bahwa pilotnya masih hidup, tapi IS tidak memberikan bukti apa pun. Pada Minggu (1/2), IS menyiarkan video yang memperlihatkan pemenggalan Goto, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua.
Balas dibunuhnya pilot, Jordania serang pangkalan ISIShttp://img.antaranews.com/new/2015/02/ori/20150205abdullah_ii.jpgRaja Abdullah II dari Jordania, dalam seragam pilot tempur Angkatan Udara Kerajaan Jordania. Dia turut dalam sortie serbuan udara ke kantong persembunyian ISIS setelah pilot pesawat tempur Jordania, Letnan Satu Moaz al-Kassasbeh, dibakar hidup-hidup ISIS. (haaretz)⚓️

Beberapa jet tempur Jordania membidik beberapa lubang dan tempat persembunyian Negara Islam (ISIS) di Suriah, kata Angkatan Bersenjata Jordania (JAF) di dalam satu pernyataan pada Kamis (5/2).

Lebih dari 10 jet tempur Angkatan Udara Kerajaan Jordania ikut dalam operasi tersebut. Selama serangan itu, mereka menghancurkan gudang senjata dan amunisi serta pusat pelatihan ISIS.

Militer Jordania menyebut operasi tersebut "Syahid Muath", demikian laporan Xinhua, Jumat pagi. Militer Jordania menyatakan itu adalah pembalasan atas dibunuhnya pilot berkebangsaan Jordania Muath al-Kassasbeh --yang dibakar hidup-hidup oleh ISIS awal pekan ini, setelah ditangkap pada Desember tahun lalu, ketika pesawatnya jatuh di Suriah.

Militer Jordania menyatakan semua jet tempur kembali ke pangkalan dengan selamat dan operasi lebih lanjut akan dilancarkan.

Jordania adalah bagian dari koalisi internasional pimpinan AS yang memerangi ISIS.(Uu.C003)
Raja Abdullah II dikabarkan turut jet tempur basmi ISISSetelah membalas dengan cara menggantung hingga mati dua aktivis ISIS, Raja Abdullah II dari Jordania dikabarkan turut dalam sortie penerbangan jet tempur Angkatan Udara Kerajaan Jordania, Kamis ini.

Sortie serbuan udara itu --dinyatakan-- bukan sembarangan misinya, karena untuk serbuan langsung membasmi kantong-kantong persembunyian ISIS.

Sebagai seorang perwira aktif Angkatan Bersenjata Kerajaan Jordania, Raja Abdullah II memegang lisensi pilot pesawat tempur sejak lama.

Pembicaraan di media sosial banyak membahas itu, di antaranya laman Business Insider dan IraqiNews, dikutip hari ini, di Jakarta, menyatakan, Raja Abdullah II akan berpartisipasi secara pribadi pada Kamis ini dalam serangan udara terhadap tempat persembunyian ISIS, untuk membalas dendam atas eksekusi sangat kejam terhadap pilot Jordania oleh ISIS.

Akun resmi facebook The Jordanian Royal Hashemite Court juga menayangkan foto Raja Abdullah II dalam seragam loreng gurun pilot tempur Angkatan Udara Kerajaan Jordania.

Pilot Angkatan Udara Kerajaan Jordania yang dimaksud itu adalah Letnan Satu Moaz al-Kassasbeh (ada juga yang menuliskan sebagai Muath al-Kassasbeh). Dia ditangkap ISIS setelah F-16 Fighting Falcon-nya ditembak jatuh, dan lelaki 26 tahun itu sempat ditawan.

al-Kassasbeh dijadikan komoditas pertukaran aktivis ISIS, Sajida al-Rishawi. Akhirnya, setelah tenggat waktu habis, ISIS menyiarkan video penggemparkan seluruh dunia: al-Kassasbeh dalam baju terusan warna oranye dan dikurung dalam kerangkeng besi, dibakar hidup-hidup hingga tewas.

Video yang bisa diakses pada beberapa situs dalam masa penayangan singkat itu kemudian ditarik kembali karena menyajikan adegan-adegan sangat kejam dan bisa meninggalkan trauma bagi yang menyaksikan.

Jordania sangat murka atas kejadian kejam pada warga negaranya yang dinilai terjadi pada 3 Januari lalu itu. Cuma dua hari kemudian, al-Rishawi --pilot perempuan yang gagal melakukan bom bunuh diri-- dan anggota Al Qaeda Irak, Ziad al-Karboli, dihukum gantung pada pukul empat pagi waktu setempat, di Amman, Jordania.

Tidak cukup sampai di situ, Raja Abdullah II —penyandang pangkat mayor jenderal sebagai militer aktif Angkatan Darat Kerajaan Jordania— memutuskan turut terbang dalam sortie penyerangan udara kepada kantong-kantong ISIS itu.

Secara tradisi, putra-putra Kerajaan Jordania mengecap pendidikan militer pada masa mudanya. Raja Abdullah II juga demikian, dia tamatan Akademi Angkatan Darat Kerajaan Inggris, di Sandhurst, dan sebagai anggota negara Persemakmuran, dia sempat berdinas di matra darat Angkatan Bersenjata Kerajaan Inggris itu.

Dia juga memiliki lisensi sebagai pilot helikopter serbu, AH-1 Cobra, dan sempat berdinas aktif di skuadron yang mengawaki mesin perang itu. Sebagai mayor Jenderal —saat masih menjadi putra mahkota— dia adalah komandan Pasukan Khusus Kerajaan Jordania.

  ⚓️ Antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.