Rabu, 25 Februari 2015

[World] Intelijen Australia Mengecewakan

Sistem keamanan negara itu lemah dan gagal melindungi warga Australia dari ancaman teror. http://assets.kompas.com/data/photo/2014/12/15/2300071Sandera-di-Kafe-Australia780x390.jpgSejumlah pengunjung kafe Lindt, Sydney yang menjadi sandera terlihat meninggalkan tempat itu di bawah perlindungan pasukan kepolisian Australia.

Drama penyanderaan yang terjadi di Kafe Lindt, Sydney, Australia, pertengahan Desember tahun lalu, menunjukkan kinerja intelijen negeri itu sesungguhnya lemah. Perdana Menteri Australia Tony Abbott, Minggu (22/2/2015), mengakui sistem keamanan negara itu lemah dan gagal melindungi warga Australia dari ancaman teror.

Pernyataan itu dikeluarkan Abbott di Sydney terkait kasus penyanderaan yang dilakukan Man Haron Monis atas 17 pengunjung dan pegawai kafe itu. Drama selama 17 jam itu berujung tewasnya Monis serta dua orang lainnya, yaitu manajer kafe dan seorang pengunjung.

Monis adalah imigran asal Iran yang telah tinggal di Australia sejak tahun 1990. Sebuah laporan menyebutkan, sebelum Monis memasuki Kafe Lindt dan mulai menyandera pengunjung dan pegawai kafe itu, ada 18 laporan warga pada sambungan langsung milik badan keamanan nasional Australia. Mereka khawatir atas materi dalam akun Facebook Monis yang dinilai ofensif. Sayang, tak satu pun laporan itu mendapat perhatian memadai dari otoritas berwenang, termasuk intelijen.

Mereka menilai Monis tidak berbahaya. Alasannya, mereka tidak menemukan informasi yang menunjukkan Monis memiliki maksud atau keinginan untuk melakukan aksi teror. Padahal, Monis, yang pernah dipenjara dan bebas dengan jaminan itu dalam beberapa waktu terakhir sebelum penyanderaan, terinspirasi gerakan Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS.

Australia sendiri sejak September tahun lalu telah memperketat kebijakan keamanan dan keimigrasian terkait isu ISIS. Bahkan, pihak berwenang menggelar sejumlah operasi di beberapa kota di Australia.

 Tidak terpantau 

Namun, Monis justru tidak tersentuh oleh operasi itu. Kepada sejumlah wartawan di Sydney, Abbott mengatakan, sistem yang dimiliki Australia mengecewakan. ”Jelas, Monis tidak seharusnya berada dalam masyarakat kita. Dia seharusnya tidak diizinkan masuk ke negara ini. Dia seharusnya tidak dibebaskan dengan jaminan. Dia seharusnya tidak dibiarkan memiliki senjata dan dia tidak seharusnya menjadi radikal,” kata Abbott.

Ia tidak percaya penilaian atas diri Monis, baik di Departemen Imigrasi hingga intelijen atau kepolisian, keliru. ”Namun, secara keseluruhan proses pengambilan keputusan itu memberi ruang pada Monis bergerak leluasa dalam masyarakat,” kata Abbott.

Sebagai catatan, Monis telah tinggal di Australia sejak 1990-an. Dengan membayar jaminan, ia bebas dari tuntutan atas dugaan keterlibatan dalam kasus pembunuhan istrinya. Laki-laki yang mengaku dirinya syekh itu pun sebenarnya berada dalam pengawasan intelijen. (AFP/REUTERS/JOS)

  Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.