Rabu, 11 Februari 2015

[World] Krisis Ukrania Makin Panas

Oposisi Prancis Tuding AS Ingin Ciptakan Perang di EropaMarine Le Pen, tuding AS ingin picu peperangan di Eropa. Foto Reuters

Pemimpin partai oposisi Prancis, Marine Le Pen memperingatakan kepada seluruh negara Eropa terhadap kehadiran Amerika Serikat (AS) di benua itu. Pemimpin Front Nasional Prancis itu menyebut AS sedang berusaha menciptakan perang di Eropa.

Le Pen melihat AS sedang berusaha menggunakan NATO sebagai kepanjangan tangan mereka dalam menjalankan misinya tersebut. Menurutnya, AS akan meminta NATO untuk terus menekan Rusia, dengan tujuan memancing konflik di Eropa timur, yang ditakutkan akan meluas ke seluruh Eropa.

"AS memiliki tujuan untuk memulai perang di Eropa, dengan terus mendorong NATO untuk semakin mendekati perbatasan Rusia," ucap Le Pen dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Russia Today, Senin (9/2/2015).

Di kesempatan yang sama, dirinya juga melemparkan kritikan tajam terhadap para pemimpin Eropa. Le Pen mengatakan, para pemimpin Eropa saat ini seperti menutup mata terhadap perang yang sedang terjadi di Ukraina.

"Para pemimpin Eropa nampaknya sedang menutup mata mengenai apa yang dilakukan oleh pemerintah Ukraina, dimana Kiev melakukan serangan terhadap warga sipil di wilayah Ukraina timur," tambahnya.(esn)
Oposisi Prancis Sebut UE Sebagai Pembantu ASMarine Le Pen dengan gamblang menyebut UE adalah pembantu Amerika Serikat AS. Foto Reuters

Pemimpin oposisi dari partai sayap kanan Prancis, Marine Le Pen melemparakan kritikan tajam kepada Uni Eropa (UE). Dirinya dengan gamblang menyebut UE adalah pembantu Amerika Serikat (AS).

"Ibukota Eropa (Brussels) tidak memiliki kebijaksanaan dan kekuatan untuk menolak ketergantung pada AS terkait posisi mereka atas konflik Ukraina," ucap Le Pen dalam sebuah pernyatan, seperti dilansir Russia Today, Senin (9/2/2015).

Le Pen bukan pertama kali mengeluarkan kritikan tajam terhadap UE dan seluruh anggotanya, terkait ketergantungan mereka pada AS. Dirinya bahkan berpandangan AS seakan-akan menjajah UE, dan tidak memberikan UE kebebasan untuk berekspresi.

Dirinya bahkan menyebut, sebuah negara anggota UE bertindak layaknya anak buah AS, khusunya mengenai konflik Ukraina. "Mengenai Ukraina, kita benar-benar berprilaku layaknya antek-antek AS," tegas Le Pen.

Pada September 2014 lalu, Le Pen menyatakan bahwa konflik di Ukraina sepenuhnya kesalahan dari UE. Dirinya menegaskan UE tidak memiliki sikap dan benar-benar dikendalikan oleh AS terkait hal ini.(esn)
Jika Diplomasi dengan Rusia Gagal, Obama Persenjatai UkrainaPresiden Barack Obama nekat persenjatai Ukraina jika diplomasi dengan Rusia gagal. Foto Reuters.

Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, akhirnya angkat bicara soal sinyal AS akan mempersenjatai pasukan Ukraina. Obama menegaskan, AS akan mempersenjatai Ukraina jika diplomasi dengan Rusia gagal.

Komentar Obama itu muncul dalam konferensi pers dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel, usai keduanya melakukan pertemuan di Gedung Putih. Ukraina sudah lama meminta bantuan senjata kepada AS setelah kewalahan menghadapi pasukan separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Merkel dan Presiden Prancis, Francois Hollande, telah mendorong semua pihak, terutama Ukraina dan Rusia untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina timur. Obama pun berpemikiran serupa.

“Kami terus mendorong resolusi diplomatik untuk masalah ini,” kata Obama. Tapi, Obama menegaskan opsi mengirim bantuan militer mematikan ke Ukraina tetap berada “di atas meja”.

”Memang benar bahwa jika pada kenyataannya diplomasi gagal, apa yang saya sudah meminta dari tim saya adalah melihat semua opsi,” ujar Obama. ”Kemungkinan senjata pertahanan mematikan adalah salah satu pilihan yang sedang dikaji,” lanjut Obama, seperti dilansir AP, Selasa (10/2/2015).

Namun, sampai saat ini Obama kembali menegaskan, bahwa pihaknya belum menyetujui rencana untuk memasok senjata mematikan kepada Ukraina. Selain berisiko berhadapan dengan Rusia, Obama khawatir bantuan senjata AS kepada Ukraina nantinya jatuh ke tangan orang yang salah.(mas)
Pasok Senjata ke Ukraina, Rusia Anggap AS Umumkan PerangPejabat dan analis Kremlin menyatakan Rusia akan anggap AS umumkan perang jika memasok senjata ke Ukraina. Foto The Moscow Times.

Rencana Amerika Serikat (AS) memasok bantuan senjata mematikan ke Ukraina akan dilihat oleh Moskow sebagai pengumuman perang. Demikian pernyataan seorang pejabat Kremlin dan analisa para pakar pertahanan Rusia.

Seorang anggota dewan penasihat Kementerian Pertahanan Rusia, yang berbicara dalam kondisi anonim kepada The Moscow Times, mengatakan, bahwa Moskow tidak hanya menaikkan taruhan di Ukraina timur. ”Tetapi juga merespons asimetris untuk melawan Washington atau sekutu-sekutunya di bidang yang lain,” katanya.

Evgeny Buzhinsky, seorang ahli militer di PIR Centre yang berbasis di Moskow, mengatakan, jika AS benar-benar nekat memasok senjata ke Ukraina, hal itu akan memicu eskalasi global. “Jika bantuan tersebut dikirim, Rusia akan cukup mempertimbangkan AS untuk menjadi peserta langsung dalam konflik,” ujarnya.

Maxim Shepovalenko, seorang analis di Pusat Analisis Strategi dan Teknologi (CAST) yang berbabsis di Moskow, membayangkan situasi yang genting jika Rusia dan AS benar-benar berhadapan. ”Moskow tidak akan hanya duduk dengan tenang dan melihat apa yang terjadi, ia akan melawan,” katanya.

Sementara itu, Presiden AS, Barack Obama, dalam pernyatan terbarunya yang dilansir AP, Selasa (10/2/2015), menegaskan, bahwa AS tetap akan memasok senjata mematikan ke Ukraina jika diplomasi dengan Rusia gagal.
Peringatan Kremlin: Barat, Jangan Pernah Ancam PutinKremlin peringatkan negara-negara Barat untuk tidak mengancam Presiden Putin. Foto Reuters.

Kremlin telah mengeluarkan peringatan kepada negara-negara Barat untuk jangan pernah mengancam Presiden Rusia, Vladimir Putin, terkait konflik di Ukraina timur.

Peringatan dari Kremlin muncul setelah Ukraina menuduh Rusia mengerahkan pasukan baru dan perangkat keras militer ke wilayah-wilayah di Ukraina timur yang dikuasai separatis pro-Rusia.

Ukraina mengklaim 1.500 tentara dan perangkat keras militer Rusia telah masuk ke wilayah Ukraina selama akhir pekan lalu. Tapi, Rusia menyangkal.

“Tidak ada yang pernah berbicara dengan presiden (Vladimir Putin) dalam nada ultimatum, dan tidak bisa melakukannya bahkan jika mereka ingin,” bunyi pernyataan Kremlin yang disampaikan seorang juru bicara Putin.

Putin menyalahkan Barat atas pertumpahan darah di Ukraina timur saat ini. Kremlin juga menuduh Uni Eropa ingin “merobek” negara-negara bekas Uni Soviet dan memaksa untuk membuat pilihan bergabung dengan Rusia atau Eropa.

”Kami berulang kali memperingatkan Amerika Serikat dan sekutu Barat-nya tentang konsekuensi berbahaya dari campur tangan mereka dalam urusan dalam negeri Ukraina, tetapi mereka tidak mendengarkan pendapat kami,” lanjut juru bicara Putin itu, kepada surat kabar Mesir, yang dilansir Daily Mail, semalam.(mas)
Soal Pengiriman Senjata ke Ukraina, Obama Masih Pikir-pikirObama menyatakan akan menberikan waktu kepada para pemimpin Eropa untuk melakukan diplomasi dalam menyelesaikan konflik Ukraina. Foto Reuters

Presiden Amerika Serikat (AS) mulai memikirkan ulang rencana untuk mengirimkan senjata ke Ukraina. Dirinya mengaku akan memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada para pemimpin Eropa untuk melakukan diplomasi dalam menyelesaikan konflk Ukraina.

"Prospek untuk mengirimkan bantuan militer ke Ukraina sangat rendah," ucap Obama, paska melakukan pertemuan dengan Kanselir Jerman Angela Merkel. Melansir Channel News Asia, Selasa (10/2/2015), dalam pertemuan itu, Merkel dikabarkan memberikan sedikit wejangan kepada Obama.

Pemimpin Jerman itu mengatakan, pengiriman senjata hanya akan meningkatkan ketegangan di Ukraina. Namun, Obama juga menyatakan, dirinya akan kembali mempertimbangkan semua opsi yang ada, termasuk pengiriman senjata, jika diplomasi yang dilakukan oleh Merkel dan pemimpin Eropa lainnya menemui jalan buntu.

"Jika pada faktanya upaya diplomasi tersebut gagal, saya telah meminta kepada tim saya untuk kembali mempertimbangkan semua pilihan yang ada," ucap Obama. "Apa ada cara lain yang bisa merubah pola pikir (Vladimir) Putin?" tanya Obama.

"Pengiriman senjata ke Ukraina adalah salah satu pilihan yang kami miliki. Tapi, sampai saat ini saya belum membuat keputusan apapun," Obama menambahkan.

Sebelumnya, Putin mengatakan, rencana AS untuk mengirimkan senjata ke Ukraina sama saja dengan menabuh genderang perang dengan Rusia. Dirinya menegaskan, Rusia tidak akan diam saja jika AS benar-benar melakukan hal tersebut.(esn)

  Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.