Rabu, 11 Februari 2015

[World] Serangan Roket di Kramatorsk

Pusat Komando Militer Ukraina Dihantam Roket, Belasan TerlukaimagePresiden Ukraina, Petro Poroshenko, serangan yang terjadi di wilayah Kramatorsk berlangsung sebanyak dua kali. Foto Reuters★

Markas pusat komando militer Ukraina di wilayah Ukraina timur dilaporkan dihujani oleh roket. Serangan ini mengakibatkan banyak tentara dan warga lokal mengalami luka-luka. Menurut Presiden Ukraina, Petro Poroshenko, serangan yang terjadi di wilayah Kramatorsk berlangsung sebanyak dua kali.

"Beberapa waktu lalu, markas utama dari operasi anti-teroris kami dihantam oleh serangan roket. Pasukan kami di sana berhasil menghalau serangan tersebut. Namun sayangnya pada serangan kedua, penyerang memindahkan target ke wilayah pemukiman di Kramatorsk," ucap Poroshenko dalam sebuah pernyataan.

"Kami mendapat informasi adanya beberapa tenaga medis dan tentara yang terluka dalam serangan itu. Kami juga mendapat informasi bahwa banyak warga sipil yang menjadi korban luka dalam serangan tersebut," imbuhnya.

Namun, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (10/2/2015), Poroshenko mengaku belum mendapatkan informasi apakah ada korban jiwa dalam serangan terbaru di Ukraina timur tersebut.

Sementara itu, menurut beberapa saksi mata, mereka melihat beberapa jenazah tergeletak di jalan-jalan kota Kramatorsk. Tapi, saksi mata belum bisa bisa memastikan berapa banyak yang tewas dalam insiden ini.

Serangan ini sendiri terjadi hanya satu hari menjelang pertemuan empat arah antara pemimpin Ukraina, Jerman, Prancis dan Rusia, untuk membahas mengenai penyelesaikan konflik di Ukraina timur.
Separatis Pro Rusia Bantah Serang KramatorskimageSelongsong roket yang menghantam wilayah Kramatorsk. Foto Reuters★

Separatis pro-Rusia langsung melemparkan pernyataan terkait serangan roket yang menghantam markas komando militer Ukraina di wilayah Kramatorsk. Mereka dengan tegas membantah terlibat dalam serangan tersebut.

"Kami tidak melakukan serangan apapun, dengan senjata jenis apapun ke arah Kramatorsk," ucap pihak separatis di Donetsk dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Selasa (10/2/2015).

Sebelumnya, menurut Presiden Ukraina Petro Poroshenko, terdapat setidaknya dua kali serangan roket ke wilayah Kramatorsk. Serangan pertama menargetkan markas komando Ukraina di wilayah itu, dan serangan kedua menargetkan pemukiman warga.

Poroshenko mengatakan, terdapat belasan, atau bahkan mungkin puluhan orang yang menderita luka-luka akibat serangan tersebut. Menurutnya, mayoritas dari mereka yang terluka adalah anggota pasukan keamanan Ukraina.

Menurut saksi mata, mereka melihat beberapa jenazah bergeletakan di jalan-jalan kota. Namun, Poroshenko mengatakan belum bisa memastikan apakah ada korban jiwa dalam insiden terbaru tersebut.
Lima Tewas Akibat Serangan Roket di KramatorskimageTubuh seorang wanita, yang diduga korban serangan roket tergeltak di pinggir jalan di kota Kramatorsk. Foto Reuters★

Pemerintah kota Kramatorsk akhinya memastikan adanya korban jiwa akibat serangan roket yang menghantam wilayah itu. Menurut pemerintah setempat, setidaknya terdapat lima orang tewas dalam serangan itu.

"Lima orang tewas dalam serangan roket, sementara 26 orang lainnya menderita luka-luka akibat serangan tersebut," ucap pihak pemerintah setempat, seperti dilansir Reuters, Selasa (10/2/2015).

Sebelumnya dikabarkan, mayoritas dari korban luka adalah anggota pasukan kemanan Ukraina. Namun, pernyataan bertolak belakang diutarakan oleh pemerintah Kramatorsk. Menurut mereka korban luka maupun tewas mayoritas warga sipil.

"Dari 26 orang yang terluka, 10 diantaranya adalah pasukan keamanan Ukraina, sementara sisanya adalah warga sipil," pemerintah Kramatorsk menambahkan.

Belum diketahui siapa yang berada di balik serangan tersebut. Pihak separatis sendiri langsung membantah, bahwa bukan mereka yang melakukan serangan terhadap wilayah yang menjadi basis pasukan Ukraina tersebut.
Fokus Ukraina, Menlu Prancis Tunda Lawatan ke IndonesiaimageFokus Ukraina, Menlu Prancis Laurent Fabius tunda kunjungan ke Indonesia. Foto Reuters★

Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis, Laurent Fabius dipastikan menunda lawatannya ke Indonesia. Fabius dikabarkan menunda perjalanan ini karena sedang memfokuskan diri pada konflik Ukraina.

"Kedutaan Besar (Kedubes) Prancis mengumumkan bahwa Laurent Fabius, Menteri Luar Negeri Republik Perancis terpaksa mengundurkan lawatannya ke Indonesia, akibat perkembangan terakhir yang terjadi di Ukraina," tulis Kedubes Prancis di Indonesia dalam laman resminya, pada Selasa (10/2/2015).

"Mengingat gawatnya situasi keamanan di Eropa, Presiden Republik Prancis, Francois Hollande, telah meminta Fabius untuk mendampingi Beliau menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Minsk, Belarusia, yang akan berlangsung pada Rabu 11 Februari 2015," imbuhnya.

Pihak Kedubes Prancis menegaskan, kunjungan ini bukan dibatalan, namun hanya ditunda. "Kami akan menyampaikan tanggal kedatangan Fabius secepatnya, begitu diputuskan dan disetujui oleh pihak berwenang Indonesia," tambahnya.

Fabius sejatinya akan melakukan lawatan selama dua hari di Indonesia, yang harusnya dimulai hari ini. Selain akan melakukan pertemuan dengan Menlu Indonesia Retno Marsudi, dirinya juga dijadwalkan akan meresmikan Kedubes baru Prancis di Jakarta.(esn)

  Sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.