Kamis, 12 Maret 2015

Turki tangkap 16 WNI diduga hilang untuk gabung ISIS

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmNlqak2cb0TJQd1UBK8k8SB3A3F3JyyVvhv2vQ5mC67eDr5vxMns9b7Fl63DxytbHZJogRvC-OTRCl6Z_W03X5z-0bIQwxvb_jhmlqaWroLFcKrwTV7IFp0qjkqMYiFWG4coxwOLahTo/s1600/Turki+tangkap+16+WNI+diduga+hilang+untuk+gabung+ISIS.jpgOtoritas Keamanan Turki baru saja menangkap 16 orang di perbatasan Suriah. Mereka diduga kuat Warga Negara Indonesia yang pekan lalu memisahkan diri dari rombongan wisata. Dugaan ini dikuatkan dengan adanya hubungan keluarga antara rombongan yang dicokok itu.

"16 orang ini, anggota tiga keluarga, sedang ditahan. Kami mendapat informasi bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara sudah berhubungan dengan mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Tanju Bilgic, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (12/3).

WNI yang dilaporkan hilang di Turki masih berhubungan darah. Contohnya adalah keluarga Hafid Umar Babher dan istrinya Soraiyah Cholid bersama 3 anaknya, yakni Hamzah Hafid, Utsman Hafid, dan Athika Hafid. Mereka satu keluarga asal Surakarta, Jawa Tengah.

Demikian pula pasangan suami istri Jusman Ary dan Uly Isnuri, serta keempat anak mereka, Humaira Hafshah, Urayna Afra, Aura Kordova dan Dayyan Akhtar asal Surabaya, Jawa Timur. Mereka termasuk yang hilang di Turki pekan lalu.

Seperti diduga oleh Interpol sebelumnya, 16 WNI itu hendak menyeberang ke Suriah demi bergabung Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

KBRI Ankara, kata Bilgic, sejauh ini belum mengajukan permintaan khusus untuk menemui ke-16 orang yang sedang ditahan itu.

Jalur darat melalui Turki terbukti lebih aman bagi simpatisan ISIS asal luar negeri. Kepala Bagian Politik Kedutaan Besar Republik Indonesia di Damaskus Didi Wahyudi menjelaskan Perang saudara di Suriah sejak tiga tahun lalu membuat perbatasan kosong melompong. Petugas imigrasi pun hanya seadanya.

"Tidak ada petugas yang menjaga di perbatasan Suriah, jadi tidak ada yang negcek paspor dan visa para pendatang asing itu," kata Didi.

Pekan lalu, 16 WNI itu dinyatakan hilang di Turki. Mereka memakai visa turis, lalu berpisah dari rombongannya. Belasan orang asal Surabaya dan Surakarta yang juga mencakup empat balita ini menumpangi Turkish Airlines TK 67, melalui jasa biro perjalanan Smailing Tur dari Jakarta.

Hilangnya 16 WNI tersebut merupakan kejadian pertama sepanjang sejarah republik. BIN menduga rombongan ini sejak awal berniat gabung dengan ISIS melalui perbatasan Turki.

 Tutup perbatasan Suriah 

Pejabat bea cukai dan pihak berwenang di Turki kemarin mengatakan negaranya kini menutup dua perbatasan menuju Suriah seiring makin memanasnya pertempuran di Kota Aleppo, sebelah utara Suirah.

Dia menuturkan perbatasan di Oncupinar dan Cilvegozu di sebelah selatan Provinsi Hatay ditutup bagi semua kendaraan dan individu sejak Senin lalu, seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (11/3).

"Turki punya masalah keamanan dan langkah ini cukup lazim dilakukan untuk mencegah terjadinya ancaman," kata pejabat yang enggan disebutkan namanya itu.

Dia tidak mengatakan kapan perbatasan itu akan dibuka.

Namun bantuan kemanusian tetap diperbolehkan melintas dan warga Suriah yang punya paspor juga boleh menyeberang.

Sejak terjadi perang Suriah pada Maret 2011 lalu Turki membuka perbatasannya untuk para pengungsi. Namun mereka juga dikritik karena membiarkan para tentara asing menyeberang dan bergabung dengan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah.

Ribuan warga asing dari 80 negara termasuk Inggris, China, Amerika Serikat sudah bergabung dengan ISIS, kebanyakan dari mereka menyeberang melalui Turki.

Kemarin otoritas Turki mengatakan mereka sudah menahan 16 warga Indonesia yang akan menyeberang ke Suriah.

Mereka pekan lalu memisahkan diri dari rombongan wisata.

"16 orang ini, anggota tiga keluarga, sedang ditahan. Kami mendapat informasi bahwa Kedutaan Besar Republik Indonesia di Ankara sudah berhubungan dengan mereka," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Tanju Bilgic, seperti dilansir Channel News Asia, Kamis (12/3).

WNI yang dilaporkan hilang di Turki masih berhubungan darah. Contohnya adalah keluarga Hafid Umar Babher dan istrinya Soraiyah Cholid bersama 3 anaknya, yakni Hamzah Hafid, Utsman Hafid, dan Athika Hafid. Mereka satu keluarga asal Surakarta, Jawa Tengah.

Demikian pula pasangan suami istri Jusman Ary dan Uly Isnuri, serta keempat anak mereka, Humaira Hafshah, Urayna Afra, Aura Kordova dan Dayyan Akhtar asal Surabaya, Jawa Timur. Mereka termasuk yang hilang di Turki pekan lalu.


  Merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.