Sabtu, 07 Maret 2015

[World] Bekas Bos Intelijen Israel Sebut PM Netanyahu Berbohong soal Nuklir Iran

Mantan Direktur Mossad Meir Dagan

Mantan Direktur Mossad, Meir Dagan, mengkritik pidato yang disampaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang terus menyinggung bahayanya program nuklir Iran selama berada di Amerika Serikat. Netanyahu melakukan kunjungan dan berpidato di hadapan anggota Kongres Amerika Serikat atas undangan pihak Partai Republik sebagai oposisi pemerintahan Presiden Barack Obama.

Dalam wawancara yang ditayangkan Channel 2 TV di Israel, Jumat (6/3/2015), bekas bos intelijen Israel itu membantah ucapan Netanyahu yang mengatakan Iran bisa membuat bom nuklir dalam waktu setahun.

"Omong kosong," kata Dagan, dikutip dari AFP. "Butuh waktu lebih lama dibanding yang dia katakan," lanjutnya.

Tidak hanya itu, Dagan juga membantah pernyataan Netanyahu yang mengatakan misil dengan hulu ledak nuklir milik Iran bisa melintasi benua. "Misil-misil itu tidak bisa mencapai AS," ucap Dagan yang merupakan mantan pejabat kemiliteran Israel.

Dagan memimpin Mossad pada 2002 hingga 2010. Saat dia menjabat, Mossad gencar melakukan serangan rahasia ke instalasi nuklir milik Iran.

Sebelumnya, Netanyahu memperingatkan bahwa kesepakatan yang sedang dirundingkan oleh Amerika Serikat tentang program nuklir Iran bisa 'membuka jalan untuk bom' dan bukan mencegahnya.

"Kita diberitahu bahwa tidak ada kesepakatan lebih baik daripada kesepakatan yang buruk. Ya, ini kesepakatan yang buruk, amat buruk," kata Netanyahu.

Gedung Putih menuduh Netanyahu sedang berupaya untuk menggalang penentangan di Amerika Serikat atas kesepakatan dengan Iran.

Kedatangan Netanyahu ini memang menimbulkan polemik bagi hubungan AS-Israel. Apalagi, Obama menolak bertemu Netanyahu selama kunjungannya di ibu kota AS. Padahal, umumnya kepala negara yang berkunjung akan diterima kepala negara yang didatangi.

Amerika Serikat bersama Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan Tiongkok, berupaya mencapai kesepakatan untuk membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pencabutan sanksi.

Para perunding sedang bekerja sebelum batas waktu pada akhir Maret untuk kerangka kesepakatan, yang akan diikuti dengan perjanjian yang rinci pada akhir Juni.

Pemerintah Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai semata. Namun, Barat khawatir bisa dikembangkan untuk senjata nuklir.
AS dan Iran Senada dalam Tanggapi Pidato PM Israel di Kongres AS Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat memberikan pidato di hadapan Kongres AS, Selasa (3/3/2015)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat, Selasa (3/3/2015). Pidato Netanyahu ini atas undangan kubu oposisi Partai Republik. Sejumlah pihak menyebut langkah Netanyahu ini kontroversial, sebab dilakukan tanpa memberi tahu Presiden Barack Obama terlebih dulu.

Menanggapi ini, Obama mengatakan "tidak ada hal baru" dalam pidato Netanyahu. Dalam pidatonya, Netanyahu menyampaikan kekhawatiran perjanjian sejumlah negara termasuk AS dengan Iran akan dimanfaatkan negeri para mullah itu untuk membuat senjata nuklir. Tapi pernyataan Netanyahu dianggap Obama tidak ada manfaatnya.

"Untuk inti masalah, yaitu mencegah Iran untuk membangun senjata nuklir yang membuatnya lebih berbahaya, perdana menteri tidak menawarkan alternatif yang bisa dilakukan," kata Obama dalam pernyataan yang disampaikan di kantornya, Oval Office, Gedung Putih, Washington.

Kedatangan Netanyahu ini memang menimbulkan polemik bagi hubungan AS-Israel. Apalagi, Obama menolak bertemu Netanyahu selama kunjungannya di ibu kota AS. Padahal, umumnya kepala negara yang berkunjung akan diterima kepala negara yang didatangi.

Tidak hanya itu, Obama juga mengaku tidak melihat langsung pidato Netanyahu di Kongres AS. Mantan senator Illinois yang menghabiskan masa kecilnya di Indonesia itu mengaku hanya membaca transkrip pidato Netanyahu.

"Sejauh ini tidak ada yang baru," ucapnya.

 Kecaman Iran 

Kecaman terhadap pidato Netanyahu di Kongres AS dilancarkan Iran yang memang menjadi obyek permasalahan bagi Netanyahu. Juru bicara kementerian luar negari Iran, Marzieh Afkham, menyebut pidato Netanyahu sebagai sebuah kebohongan.

"Selalu berulang dan membosankannya Netanyahu dalam menyebarkan kebohongan secara berkepanjangan mengenai tujuan dan niat Iran dalam program nuklir yang damai," ucap Marzieh Afkham.

AS memang sedang melakukan pembicaraan intensif terkait program nuklir dengan Iran. Pembicaraan ini juga melibatkan Inggris, Perancis, Jerman, Rusia dan China, serta dilakukan di kota Montreaux, Swiss.

  Kompas 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.