Selasa, 10 Maret 2015

[World] Jerman Khawatir AS Akan Rusak Perjanjian Damai di Ukraina

Jerman Senang Kekerasan Terus Turun di Ukraina Timur http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/09/41/974204/jerman-senang-kekerasan-terus-turun-di-ukraina-timur-4On.jpgMenteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeir menyatakan, ini adalah awal yang bagus bagi perdamaian di Urkaina timur. Foto: Reuters

Intensitas pertempuran yang terus menerus turun setiap harinya di wilayah Ukraina timur ternyata membuat pemerintah Jerman bahagia. Negeri Bavaria itu menilai, hal ini adalah indikasi bahwa perjanjian gencatan senjata yang dicapai beberapa waktu lalu sudah mulai aktif diterapkan.

Berbicara saat melakukan kunjungan ke Romania, Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeir menyatakan, ini adalah awal yang bagus bagi perdamaian di Urkaina timur. Gencatan senjata bisa menjadi awal bagi pembicaraan damai sesungguhnya antara separatis pro-Rusia dengan pemerintah Ukraina.

"Ini adalah awal yang benar-benar bagus. Setelah melalui awal yang sangat sulit, sudah terjadi penurunan kekerasan yang signifikan di Ukraina timur," ucap Steinmeri dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters, Senin (9/3/2015).

"Dalam beberapa hari terakhir kami tidak mendengar terlalu banyak laporan mengenai pelanggaran terhadap gencatan senjata, sudah tidak terlalu banyak pertanyaan mengenai efektifitas perjanjian itu," Steinmeri menambahkan.

Kekerasan di Ukraian timur sendiri mulai turun ketika Kiev dan separatis mulai melakukan penarikan mundur pasukan dan alat-alat berat mereka dari wilayah konflik. Paska penarikan mundur pasukan, kedua pihak yang bertikai juga mulai melakukan pertukaran tahanan, sesuai dengan isi perjanjian Minsk kedua yang ditandatangani Februari lalu.
Jerman Khawatir AS Akan Rusak Perjanjian Damai di Ukraina http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/03/09/41/974219/jerman-khawatir-as-akan-rusak-perjanjian-damai-di-ukraina-Wv9.jpgJerman merasa bahwa AS sepertinya tidak ingin membantu menyelesaikan konflik di Ukraina. Foto: istimewa

Pemerintah Jerman mulai khawatir dengan langkah-langkah yang diambil Amerika Serikat (AS) terkait konflik Ukraina. Kekhawatiran ini muncul setelah pejabat militer AS di NATO, Jenderal Philip Breedlove terus melancarkan pernyataan keras terhadap Rusia atas konflik Ukraina.

Jerman, salah satu negara yang turut mendorong terjadinya gencatan senjata takut apa yang mereka perjuangkan selama ini akan sia-sia akibat sikap agresif yang ditujukan pihak AS. "Hawks di Washington sepertinya ingin berusaha untuk melepaskan torpedo untuk menghacurkan perjanjian yang digagas Jerman," tulis salah satu media di Jerman.

Melansir Sputnik, Senin (9/3/2015), Jerman juga merasa bahwa AS sepertinya tidak ingin membantu menyelesaikan konflik di Ukraina. Negeri Bavaria itu justru merasa AS hanya ingin menunjukan kekuatan mereka terhadap Rusia, yang bisa berdampak pada rusaknya perjanjian damai di Ukraina timur.

Berlin akhir-akhir ini juga beberapa kali menyatakan pandangan bahwa Breedlove dan pejabat Departemen Luar Negeri AS Victoria Nuland sedang bekerja sama membangun sebuah rencana untuk mengacaukan gencatan senjata Minsk.

Negeri Panser itu juga merupakan salah satu negara yang menolak rencana AS yang akan mengirimkan senjata ke Ukraina. Menurut Jerman, pengiriman senjata tidak akan menyelesaikan masalah di Urkaina, justru sebaliknya hal ini akan semakin menambah buruk situasi di wilayah tersebut.(esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.