Jumat, 06 Maret 2015

[World] Kalashnikov Akan Mulai Produksi Pesawat Pengintai Tanpa Awak

Kalashnikov Concern akan membuat perusahaan joint venture untuk memproduksi kendaraan udara tanpa awak (unmanned aerial vehicles/UAVs), demikian disampaikan CEO Kalashnikov Concern Alexei Krivoruchko, Minggu (22/2), dalam Pameran Pertahanan Internasional IDEX 2015 di Abu Dhabi. [Reuters]

Produsen senjata Rusia tersebut telah memutuskan untuk membeli saham perusahaan ZALA Aero sebesar 51 persen. ZALA Aero merupakan perusahaan Rusia yang memiliki spesialisasi membuat pesawat tanpa awak.

“Kami telah memutuskan membeli saham perusahaan produsen UAV dan menciptakan joint venture untuk mengembangkan kendaraan udara pengintai tanpa awak, kerja sama antara Kalashnikov Concern dengan ZALA Aero. Kami akan mengembangkan dan memproduksi kendaraan udara tanpa awak, stasiun kontrol bergerak, serta stasiun kontrol darat,” terang Krivoruchko.

Krivoruchko menambahkan, produk utama perusahaan joint venture tersebut akan berupa pesawat pengintai tanpa awak, helikopter, dan aerostat, katanya.

Pesawat tanpa awak tersebut akan digunakan untuk membantu mengawasi perbatasan, misi pengintaian, serta misi penyelamatan dan melakukan misi khusus. Kalashnikov juga berencana mengembangkan drone untuk memantau situasi darurat dan objek berbahaya, termasuk melakukan penelitian geodesi di kondisi iklim yang ekstrem.

Pasar pesawat tanpa awak saat ini menjadi pasar yang sangat potensial di bidang industri pertahanan. Tak heran, Kalashnikov pun tertarik untuk memasuki memproduksi kendaraan jenis tersebut. Akusisisi perusahan ZALA Aero diproyeksikan dapat membantu Kalashnikov untuk menguasai pasar tersebut, dengan kehadiran para ahli yang telah berpengalaman.

“Keputusan untuk membeli saham mayoritas di ZALA Aero dibuat untuk melebarkan lini produksi kami. Ini merupakan bagian dari strategi pengembangan Kalashnikov Concern hingga 2020, serta bagian dari proses pengembangan sektor baru di pasar kami,” kata Krivoruchko.

Rencana produsen senjata legendaris ini untuk memenangkan pasar UAV terdengar mengejutkan, namun pasar global UAV pada faktanya memang tumbuh dengan sangat pesat.

Berdasarkan penelitian pasar kendaraan udara tanpa awak pada 2014-2020 yang disusun oleh MarketsandMarkets, pasar global untuk UAV mencapai 6,7 miliar dolar AS pada 2014 dan akan meningkat hingga melebihi 10 miliar pada 2020.

Saat ini, 69 persen volume pasar UAV dikuasai oleh drone AS, sementara pertumbuhan perlu diantisipasi di Asia Timur dan Asia Tenggara, karena sejumlah perusahaan, terutama di Tiongkok dan India, secara aktif melakukan pengembangan kendaraan tanpa awak untuk bidang militer dan komersial.

Pada masanya, Uni Soviet cukup maju dalam pengembangan drone untuk berbagai kegunaan. Namun sejak 1990-an, Rusia mulai tertinggal di bidang pengembangan UAV.

Kini, Rusia secara aktif mulai mengembalikan masa kejayaan masa lalu. Beberapa tahun belakangan, Rusia mulai kembali menciptakan sejumlah drone dengan model kompetitif, termasuk Orlan-10, ZALA-421-16, dan Eleron-1-.

Perusahaan teknologi negara Rusia Rostec menyebutkan, dengan organisasi kerja yang efektif, Rusia dapat menguasai tiga hingga lima persen pasar UAV dunia dalam sepuluh tahun ke depan.

 Rusia Tingkatkan Pengadaan Pesawat Tanpa Awak Militer Empat Kali Lipat 

Volume penyediaan kompleks intelejen ruang udara dan pesawat pemantau tanpa awak Orlan-10 ke angkatan bersenjata Rusia tahun ini meningkat empat kali lipat. Tempo pembelian peralatan tersebut rencananya akan tetap dipertahankan oleh Kementerian Pertahanan Rusia di tahun 2015 mendatang.

 Perusahaan Rusia Siap Uji Coba Dua Pesawat Tanpa Awak Chirok 

Perusahaan Russian United Instrument Corporation (UIC) telah menyelesaikan pembangunan dua prototipe pesawat tanpa awak pengintai dan penyerang berkode nama Chirok.

 Terimbas Sanksi, Kalashnikov Ubah Haluan ke Asia Pasifik dan Afrika 

Perusahaan senjata Concern Kalashikov telah mengubah haluan target pasar ke Asia Pasifik dan Afrika setelah AS telah menerapkan larangan pembelian senjata dari perusahaan tersebut. Menurut keterangan perusahaan, saat ini India dan Mesir menjadi target pasar yang paling potensial.
Hadapi Kesulitan, Kalashnikov Pastikan Tetap Penuhi Pesanan Misil untuk Pemerintah Rusia Pabrik senjata Rusia Kalashnikov Group mengumumkan telah siap memenuhi kontrak pesanan misil antitank Vikhr-1 dari Kementerian Pertahanan Rusia, demikian disampaikan oleh Direktur Jendral Kalashnikov Group Alexey Krivoruchko, Selasa (3/3).

Kami sempat menghadapi beberapa kesulitan, tapi semua telah terselesaikan. Kini kami benar-benar yakin dapat memenuhi kontrak ini tahun ini," kata Krivoruchko.

Pada musim panas 2013, pabrik senapan legendaris Kalashnikov Group menandatangani kontrak pesanan misil Vikhr-1 senilai 13 miliar rubel (sekitar 400 juta dolar AS dengan kurs saat itu) dari Kementerian Pertahanan Rusia.

Kontrak yang rencananya akan dipenuhi pada akhir 2015 ini merupakan pesanan terbesar pemerintah Rusia dalam beberapa tahun terakhir. Pabrik Kalashnikov meluncurkan seri produksi misil tersebut pada musim panas lalu.

Peluru kendali antitank laser Vikhr-1 dirancang oleh biro desain Tula. Senjata ini didesain untuk menghancurkan kendaraan lapis baja dalam pertempuran, termasuk kendaraan yang dilengkapi dengan perlindungan reaktif, serta target udara berkecepatan rendah.

  RBTH  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.