Selasa, 17 Maret 2015

[World] Malaysia Berencana Beli Kapal Perang China

http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2015/03/image89-e1426466464144.jpg(Jane’s, Malaysian Defence)

Angkatan Laut Malaysia (RMN) sedang mempertimbangkan pembangunan kapal perang mereka bersama China, meskipun hal ini kontroversial, mengingat akan sulit mengintegrasikan sistem China dengan sistem Barat dalam armada RMN. Namun ada pembicaraan bahwa lambung kapal dan struktur akan dibangun di China dan instalasi peralatan Barat di galangan kapal Malaysia. Alternatif lain adalah segmen/modul dibangun di China dan kemudian diintegrasikan sepenuhnya di galangan kapal Malaysia.

Pemerintah tertarik untuk mendapatkan setidaknya dua kapal perang China bagi Angkatan Laut Malaysia (RMN) meskipun Angkatan Laut tidak memintanya.

Sumber mengatakan Malaysia berencana membeli dua kapal perang setelah diusulkan oleh sekelompok pengusaha dari kedua negara yang mempromosikan hubungan antara Malaysia dan China. Senior pejabat Kementerian Pertahanan Malaysia mengakui rencana itu tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2015/03/image90-e1426466581173.jpg(Jane’s, Malaysian Defence)

Sumber mengatakan pengadaan dua kapal perang seharusnya ditandatangani saat kunjungan Perdana Menteri China tahun lalu -40 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara–, tapi dibatalkan pada saat terakhir karena berbagai masalah, salah satunya soal kekhawatiran pendanaan.

Sumber tidak setuju dengan jenis kapal perang yang akan diperoleh. Namun ada kemungkinan kapal perang ini adalah varian korvet C28A yang dibangun untuk Angkatan Laut Aljazair. Sebuah model korvet C28A ditampilkan oleh China Shipbuilding Trading Co (CSTC) dalam pameran DSA 14 tahun lalu di Kuala Lumpur.

Menurut CSTC, korvet C28A memiliki panjang 120 m, lebar 14,4 m, draft 3.87m, bobot standar sekitar 2.880 ton, dan bobot beban penuh lebih dari 3.000 ton.

Harus dicatat Aljazair menyebut kapal ini sebagai korvet meskipun kapal memiliki bobot mirip dengan F-22p Pakistan yang dinyatakan sebagai frigat Zulfiquar class. RMN memiliki kapal yang dirancang Parncis yang memiliki bobot mirip dengan keduanya, kapal C28A dan F-22p dan dikategorikan sebagai frigat.
http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2015/03/image92-e1426466757742.jpgMenariknya, CTSC dan PNS Zulfiquar mengambil bagian dalam pameran LIMA 2015 yang digelar mulai 17 Maret 2015 di Langkawi Malaysia, meskipun tidak ada kapal China berpartisispasi dalam pameran ini.

Tiga kapal untuk Aljazair sedang dibangun oleh Hudong-Zhonghua Shipbuilding Company di Shanghai. Kontrak untuk kapal ditandatangani pada tahun 2012 dan kapal pertama diluncurkan pada 15 Agustus 2014 dan pengiriman diharapkan tahun ini.

IHS Jane melaporkan bahwa C28A itu merupakan evolusi dari frigat F-22p Pakistan setelah angkatan laut Aljazair mengunjungi Pakistan untuk melihat operasi frigat ini dari tangan pertama. Laporan itu juga mengatakan C28A menggunakan desain frigate tipe 054A Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China.

Sumber Malaysian Defence mengatakan kemungkinan hanya lambung dan mesin yang bersumber dari China, sementara sistem tempur utama kapal akan diperoleh dari perusahaan-perusahaan Barat.

Meskipun ada perbedaan pendapat tentang desain lambung, semua sumber sepakat apapun desain yang dipilih, kapal akan dilengkapi dengan MTU atau MTU-derived diesel engines.
http://jakartagreater.com/wp-content/uploads/2015/03/image91-e1426466662317.jpgAda kemungkinan kapal akan memiliki sistem dan senjata yang sama seperti pada Kapal Litoral Combat Ship (LCS) yang sedang dibangun oleh Boustead Naval Shipyard. Fitting akhir dari frigat China diharapkan dilakukan di fasilitas BNS di Lumut – tempat yang sama di mana LCS akan dibangun dan dilengkapi, karena tidak mungkin elektronik dan sensor buatan Barat diekspor ke China.

Pengaturan yang sama sedang dibuat untuk korvet Aljazair dengan peralatan buatan Barat yang diinstal pada kapal setelah kapal dikirim ke negara Afrika Utara itu.

Jika pengadaan disetujui, diharapkan kapal akan didanai oleh 11th Malaysian Plan dan dikirim dalam waktu empat tahun setelah penandatanganan kontrak.(Pertahanan Malaysia)

  ⚓️ JKGR  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.