Sabtu, 21 Maret 2015

[World] Penyanderaan 3 Jam di Tunisia

Penyanderaan 3 Jam di Tunisia Berakhir, 22 Orang Tewas Penyanderaan tiga jam di Museum Bardo, Tunisia, sebanyak 22 orang tewas. [Reuters]

Drama penyanderaan di sebuah museum di Ibu Kota Tunis, Tunisia, oleh dua pria bersenjata selama tiga jam telah berakhir. Sebanyak 22 orang tewas, termasuk 17 turis asing dan dua pria bersenjata.

Dari 17 turis asing itu, belum ada informasi resmi dari pemerintah Tunisia apakah ada warga Indonesia di dalamnya. Perdana Menteri Tunsia, Habib Essid, mengatakan kebuntuan telah berakhir.

Penyanderaan yang berlangsung Rabu petang kemarin, bermula dari aksi dua pria bersenjata yang menyerbu Museum Bardo di Tunis. Pasukan keamanan Tunisia lantas mengambil tindakan dengan menyerbu lokasi yang berada di sebelah gedung parlemen Tunisia itu.

Menurut PM Essid, warga Italia, Jerman, Polandia dan Spanyol ikut jadi korban tewas dalam penyanderaan itu. Menurutnya, pasukan keamanan Tunisia pada Kamis (19/3/2015) masih mencari dua atau tiga orang yang diduga ikut membantu para pria bersenjata tersebut.

Ahmad Fadli, saksi mata saat penyanderaan berlangsung yang juga koresponden surat kabar Al-Tunisia, mengatakan, bahwa para pria bersenjata merupakan militan yang mengenakan seragam tentara. “Saya berada persis di seberang Museum Bardo. Beberapa orang berseragam militer kembali menuju museum dan mulai menembak dan mengambil sandera,” ujar Fadli.

”Setidaknya ada dua orang bersenjata, meskipun ada mungkin lebih. Keduanya terlihat dengan senapan Kalashnikov bergegas masukke dalam gedung,” ujarnya.

Menurut Reuters, sekitar 200 orang diyakini ada di dalam museum ketika penyanderaan berlangsung. Media Tunisia melaporkan, ada 160 turis yang diselamatkan dari gedung museum melalui pintu belakang, sementara sekitar 20 sampai 30 turis masih berada di dalam gedung saat penyanderaan terjadi.(mas)
Anjing Polisi Jadi "Pahlawan" dalam Penyanderaan di TunisiaAnjing polisi yang ikut mati dalam penyanderaan di Tunisia jadi "pahlawan". [Mirror]

Seekor anjing polisi Tunisia ikut mati dalam serangan dan penyanderaan di Museum Bardo, Kota Tunis, Tunisia. Anjing itu dianggap pahlawan dan disambut tepuk tangan haru warga Tunisia.

Anjing heroik itu dianggap ikut berjasa menyelamatkan banyak orang, ketika penyanderaan oleh orang-orang bersenjata berlangsung sekitar tiga jam. Sebuah video, tampak orang-orang bertepuk tangan sambil menangis ketika melihat tubuh anjing tak sudah mati itu ditandu keluar dari Museum Bardo.

Dalam serangan itu, sekitar 22 orang tewas, termasuk 17 turis asing, polisi Tunisia dan dua pria bersenjata pelaku penyanderaan.”Bravo!”, teriak warga di sekitar museum sambil tepuk tangan saat menyaksikan anjing itu dibawa keluar.

Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid, memastikan kematian dua pria bersenjata penyerang Museum Bardo. Identitas dua penyerang itu tidak dirilis, tapi pemerintah Tunisia curiga keduanya terakit kelompok Islamic State Iraq and Syria (ISIS).

”Bangsa kita berada dalam bahaya,” kata Essid dalam pidatonya di stasiun televisi nasional. ”Kami akan tanpa ampun dalam membela negara kita,” katanya lagi.

Sementara itu, pemerintah Indonesia mematikan tidak ada warga negara Indonesia yang jadi korban dalam serangan di Museum Bardo. Indonesia mengecam serangan dan penyanderaan yang memakan banyak korban jiwa itu.

”Laporan sementara dari KBRI Tunis tidak ada WNI di antara korban yang meninggal,” tulis Kementerian Luar Negeri Indonesia melalui Twitter yang dikutip Sindonews, Kamis (19/3/2015).
Tunisia Ungkap Identitas Pelaku Teror Museum 22 orang tewas dalam aksi teror di museum Bardo, Tunisia kemarin.

Pemerintah Tunisia mengaku telah berhasil mengungkap identitas pelaku teror di museum Bardo, yang menewasan 22 orang dimana mayoritas korban adalah warga asing.

Menurut pihak kepolisian Tunisia, serangan tersebut diduga dilakukan oleh empat sampai lima orang. Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid menyatakan, berdasarkan informasi yang dia dapat dari pihak intelijen, dirinya sudah mendapatkan dua nama pelaku teror itu. Salah satu pelaku diketahui bernama Yassine Laabidi.

Namun, seperti dilansir Al Arabiya pada Kamis (19/3/2015), Essid mengatakan pihaknya belum mendapatkan keterkaitan antara Laabidi dengan kelompok teror manapun.

Sedangkan satu orang lainnya diketahui bernama Hatem Khachnaoui. Pemimpin Tunisia itu mengaku belum memiliki informasi seputar Khachnaoui dan saat ini bekerjama dengan beberapa negara untuk mengungkap siapa sebenarnya Khachnaoui.

Laabidi dan Khachnaoui merupakan dua pelaku yang tewas ditembak oleh pihak kepolisian saat mereka melakukan aksi teror, semalam. Sementara itu dua atau tiga orang temannya berhasil kabur, yang saat ini tengah dalam pengejaran polisi.

Dunia internasional langsung menyampaikan kecamanan keras atas insiden di negara Afrika tersebut. Kecaman paling keras datang dari negara yang warganya turut menjadi korban dalam serangan itu, seperti Italia, Jepang, Spanyol, Jerman dan Australia.(esn)
Dibekuk, 9 Orang yang Diduga Terlibat Teror di Museum Tunisia Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi menyatakan, pihaknya sudah berhasil menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan museum Bardo, kemarin. [Reuters]

Presiden Tunisia, Beji Caid Essebsi menyatakan, pihaknya sudah berhasil menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam aksi penyerangan museum Bardo, kemarin. Penangkapan ini dilakukan hanya beberapa saat setelah Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid mengumumkan nama dua pelau teror yang tewas ditembak polisi.

"Pasukan keamanan mampu menangkap empat orang yang diduga terlibat langsung dalam aksi penyerangan tersebut, dan lima orang lainnya dicurigai memiliki hubungan dengan insiden itu," ucap Essebsi dalam sebuah pernyataan.

Namun, seperti diberitakan Al Arabiya pada Kamis (19/3/2015), Essebsi masih enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai identitas kesembilan orang tersebut, dan peran apa yang mereka emban dalam serangan yang menewaskan 22 orang tersebut.

Dirinya hanya menyatakan, saat ini Tunisia sedang dalam keadaan darurat paska insiden tersebut. Ia menyebut para terduga teroris lainnya sudah melarikan diri ke wilayah-wilayah pegunungan dan pedesaan di negaranya.

"Untuk mengantisipasi hal yang tidak terduga, kami telah memperkuat keamanan di kota dengan menambah jumlah pasukan keamanan dan juga kami akan memperketat wilayah perbatasan, khususnya yang berbatasan dengan Libya dan Aljazair," tambahnya.(esn)
Sebut Penyerang Ksatria, ISIS Biang Teror Berdarah di Tunisia ISIS mengklaim bertanggung jawab atas teror berdarah di Tunisia dan menyebut dua pelakunya sebagai ksatria. [Reuters]

ISIS mengklaim sebagai biang teror berdarah di Musuem Bardo di Kota Tunis, Tunisia dengan korban tewas 23 orang. ISIS menyebut dua pelaku serangan dan penyaderaan di museum itu sebagai kstraria.

Klaim itu disampaikan kelompok Islamic of State Iraq and Syria (ISIS) melalui pesan audio yang di-posting secara online. “Dua ksatria dari ISIS berat bersenjata dengan senjata otomatis dan granat, menargetkan Museum Bardo,” bunyi pesan audio kelompok ISIS, semalam.

Kelompok radikal itu juga mengancam akan melakukan serangan lebih lanjut. ”Apa yang Anda lihat itu hanya awal,” lanjut pesan ISIS, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (20/3/2015).

Perdana Menteri Tunisia, Habib Essid, mengatakan salah satu dari dua pria bersenjata dalam serangan itu sudah diketahui intelijen. Dalam sebuah wawancara dengan radio Prancis, RTL, Essid mengatakan bahwa Tunisia bekerja sama dengan negara lain untuk mempelajari lebih lanjut tentang latar belakang penyerang.

Menurutnya, dua penyerang itu diidentifikasi sebagai Yassine Laabidi dan Hatem Khachnaoui. Mereka sudah tewas dibunuh oleh pasukan Dinas Keamanan Tunisia ketika menggerebek Museum Bardo setelah drama penyanderaan berlangsung tiga jam.

Kementerian Kesehatan Tunisia telah merilis resm jumlah korban tewas dalam teror berdarah di Museum Bardo. Jumlah korban tewas sebanyak 23 orang, termasuk di antaranya 20 turis asing. Itu merupakan teror paling mematikan di Tunisia dalam 13 tahun terakhir.

Pemerintah Indonesia telah mengutuk serangan di Tunisia. Pihak KBRI di Tunis telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang jadi korban dalam teror berdarah itu.(mas)
Pura-pura Tewas, Turis Ini Selamat dalam Teror di Tunisia Maryline, turis Prancis, pura-pura tewas agar selamat dalam teror berdarah di Tunisia. [itv.com]

Lantaran pura-pura tewas, seorang turis Prancis berhasil selamat dari teror berdarah di Museum Bardo di Kota Tunis, Tunisia. Turis bernama Maryline itu mengolesi tubuhnya dengan darah korban dan berpura-pura tewas.

Kisah itu dia ungkap kepada wartawan setelah teror berdarah selama tiga jam dengan korban tewas 23 orang itu berakhir kemarin. Kelompok ISIS mengklaim bertanggungjawab atas teror itu dan menyebut dua penyerang bersenjata sebagai ksatria.

Turis wanita Pancis itu, mengaku berada di dalam Museum Bardo, ketika dua pria bersenjata menyerbu gedung meusem. Sebelum berpura-pura tewas, Maryline sempat meringkuk di balik pilar bersama dengan turis lainnya yang ketakutan.

Maryline juga melihat seorang pria yang ada di depannya ditembak di bagian kepala. Pria itu, kata dia, mungkin bermaksud menyelamatkannya.

“Ada lubang besar di kepalanya. Tubuhnya tergelincir ke arah saya. Saya mengerti bahwa mungkin berkat orang ini saya masih hidup,” kata Maryline,seperti dikutip itv.com, Jumat (20/3/2015).

Maryline sendiri mengalami luka tembak di lutut ketika pelaku bersenjata menembak ke segala arah. “Jadi apa yang kita lakukan, karena kami takut para teroris akan kembali, maka kami mengolesi darah korban atas tubuh kita. Kita terluka, tapi hanya luka ringan,” ujarnya.

Teror berdarah itu menewaskan 23 orang, termasuk 20 turis asing. Dua penyerang juga sudah ditembak mati pasukan keamanan Tunisia.(mas)


  ★ sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.