Selasa, 14 April 2015

1.795 WNI yang sudah berhasil keluar dari Yaman

Diselamatkan dari Yaman, 91 WNI Tiba di Tanah Air Sebanyak 91 WNI yang dievakuasi dari Yaman tiba di Jakarta. (Sindonews/Victor Maulana)

Sekitar 91 warga Indonesia (WNI) kembali dipulangkan ke Tanah Air setelah dievakuasi dari Yaman. Mereka yang rata-rata dievakuasi dari Tareem dan al-Mukala mendarat di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Senin (13/4/2015) pukul 09.45 WIB.

"Jadi pada hari ini, pesawat-pesawat TNI AU berhasil menyelamatkan 91 WNI. Proses evakuasi ini sudah berjalan selama kurang dari dua minggu, tepatnya kira-kira 11 hari," kata Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi saat menyambut puluhan WNI.

"Tim bekerja sangat keras melakukan evakuasi dari Salalah, Jizan dan Muskat," lanjut Menlu Retno.

Menurutnya, evakuasi puluhan WNI ini berhasil dilakukan karena ada kerjasama yang baik antar-intansi di Jakarta. "Operasi kemanusiaan ini berhasil karena kerjasama erat TNI AU, Polisi, BIN dan Kemlu. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Panglima, Kepala BIN, Kepala Staf TNI AU dan Kapolri," ujar Retno.

Para WNI yang datang dengan menggunakan pesawat Boeing A-7305 milik TNI AU itu rencananya akan langsung dipulangkan ke daerah asal masing-masing. Kebanyakan mereka berasal dari Jawa Timur dan sekitar Jakarta.

"Sampai hari ini ada 1.795 WNI yang sudah berhasil kita keluarkan dari Yaman, dan 1.002 dari mereka sudah berada di Indonesia, termasuk 91 WNI yang hari ini tiba," katanya.(mas)
Tegang, 112 WNI Dievakuasi saat Baku Tembak Pecah di Aden Ratusan WNI dievakuasi dari zona perang Aden meski baku tembak terus terjadi.

Kementerian Luar Negeri mengungkapkan suasan tegang saat mengevakuasi 112 WNI yang terjebak di zona perang di Aden, Yaman. Mereka dievakuasi saat baku tembak pecah di Aden.

Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Bantuan Hukum Indonesia (PWNI-BHI), Lalu Muhammad Iqbal, mengatakan, baku tembak hampir terjadi setiap hari di sekitar jalur evakuasi di Aden.

"Di Aden, tiap pagi selalu ada kontak senjata. Kebetulan kontak senjata itu terjadi di jalur yang menuju pelabuhan. Ya, selalu ada kontak senjata," ucap Iqbal pada Senin (13/4/2015).

Beruntung, ratusan WNI itu berhasil dievakuasi dengan selamat di tengah situasi perang antara kelompok Houthi dan pasukan Presiden Yaman, Mansour Hadi, berkecamuk di Aden.

Keberhasilan evakuasi 112 WNI itu tak lepas dari bantuan Palang Merah Intetnasional (ICRC). "Kita pindahkan mereka kemarin setelah ICRC berbicara kepada kedua belah pihak yang berikai agar menciptakan humanitarian coridor selama beberapa jam setiap harinya," katanya.

"Jumlah total WNI yang berhasil dievakuasi dari Aden 112 orang, di mana 82 di antaranya pelajar," katanya lagi.

Ke-112 WNI tersebut telah dibawa ke Djibouti dengan menggunakan empat buah bus. Mereka dikawal ICRC. Mereka dibawa ke Dijbouti setelah kapal yang disewa Pemerintah Indonesia berhasil merapat ke sekitar pelabuhan Aden.(mas)
Cerita Pilot TNI Evakuasi WNI di Medan Perang Yaman Pilot TNI Angkatan Udara, Letkol penerbang IG Putu Setia Darma, berbagi cerita saat dia mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari medan perang di Yaman. [Victor Maulana./Sindonews.com]

Pilot TNI Angkatan Udara, Letkol penerbang IG Putu Setia Darma, berbagi cerita saat dia mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) dari medan perang di Yaman. Menurutnya, hambatan terbesar dari proses evakuasi WNI di Yaman adalah soal izin.

"Jadi, di Yaman itu wilayah udaranya sudah berada di bawah otoritas Arab Saudi. Segala izin masuk harus lewat Saudi. Sedangkan di darat masih di bawah kendali pemerintah Yaman. Sehingga untuk masuk zona udara harus seizin Saudi, tapi untuk masuk ke Yaman harus seizin pemerintah Yaman," katanya, Senin (13/4/2015).

"Untuk mendarat di Yaman pun ada masalah baru. Yakni, di Yaman ada dua pemerintahan, Houthi dan pemerintah resmi Yaman," ujarnya. Akibat perang di Yaman, lanjut dia, rute terbang pesawat selalu berubah setiap harinya.

Menruut Putu, pihak TNI AU sempat kelimpungan ketika Saudi menerapkan no flight zone (zona larangan terbang) dia atas wilayah udara Yaman. Kebijakan itu diterapkan karena saat itu Saudi hendak melakukan serangan. "Saat itu kita kita hendak mengevakuasi WNI di al-Hudaydah, kita sudah mencoba meminta izin dari pagi sampai sore. Biasanya izin itu keluar tengah malam, tapi sampai pagi lagi kita masih belum mendapatkan izin," tuturnya.

"Ternyata memang hari itu, yaknni hari Sabtu kita memang tidak diberikan izin terbang karena saat itu Saudi sedang melakukan serangan," imbuh dia.

Ditanya, apakah ada rencana jika saat melakukan evakuasi tiba-tiba Saudi melakukan serangan, Putu mengatakan, dalam situasi seperti itu, militer Saudi sudah lebih dulu memberikan arahan kepada TNI AU agar menjauh. "Jika membandel, kita akan dipaksa untuk mendarat di tempat yang aman," katanya.(esn)
Perang di Yaman Sengsarakan Mahasiswa Indonesia Maulana Al Sufi, mahasiwa Universitas al-Ahgaff asal Pasuruan, Jawa Timur, mengeluhkan perang di Yaman yang tidak hanya menyengsarakan rakyat sipil Yaman, tapi juga para mahasiswa Indonesia yang belajar di Yaman. [Victor Maulana/Sindonews]

Maulana Al Sufi, mahasiwa Universitas al-Ahgaff asal Pasuruan, Jawa Timur, mengeluhkan perang di Yaman yang tidak hanya menyengsarakan rakyat sipil Yaman, tapi juga para mahasiswa Indonesia yang belajar di Yaman. Gara-gara perang itu, dia dan teman-temannya kehilangan fokus untuk belajar.

"Saat itu yang lagi fokus belajar pikirannya terganggu, terlebih saat itu sedang dekat dengan ujian semeter dua di Universitas al-Ahgaff, Tarim, Yaman. Peperangan semakin hari semakin berkecamuk di al-Hudaydah, terutama di Aden. Tapi Alhamdulilah kita yang berada di Univeritas al-Ahgaff, di Hadramaut, tidak apa-apa," kata Maualana.

"Di tempat kami memang tidak ada konflik, tapi terjadi krisis, seperti gas tidak ada, listrik mati dan bensin sudah tidak ada. Di Tarim, dalam satu hari bisa empat kali mati lampu. Beras semuanya mahal. Sebab semua kota di dekat Tarim rusak dibom, Pabrik-pabrik hampir semua dibom," ujarnya, Senin (13/4/2015).

Dia mengungkap mengapa banyak pelajar Indonesia di Yaman yang enggan dievakuasi. Menurutnya, mayoritas dari mereka yang tidak ingin pulang adalah para pelajar tingkat akhir yang sedang menunggu ujian akhir.

"Kemarin teman saya menelepon, pas pesawat jet berada di atas asramanya. Di saat itu kata dia, 'mati tak mati harus lulus hari ini'. Tapi karena saya masih semester tiga, saya beranikan pulang," kata Maulana.(esn)
Semua WNI di Aden Berhasil Dievakuasi Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengaku sangat lega ketika mendapat kabar tersebut. [Isra/SIndonews]

Setelah terjebak selama beberapa hari, warga negara Indonesia (WNI) di Aden, Yaman akhirnya bisa dievakuasi dari wilayah itu. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengaku sangat lega ketika mendapat kabar tersebut.

"Pagi tadi saya bersyukur, Alhamdulilah. Saya betul-betul berterima kasih atas kerjasama tim Indonesia untuk melakukan evakuasi. Tadi pada pukul 07.34 waktu setempat, 82 WNI sudah berhasil kita evakuasi menggunakan kapal laut dari Aden menuju ke Djibouti," ucap Retno kalai ditemui Sindonews di kantornya pada Senin (13/4/2015).

Dirinya menuturkan, sudah mulai memantau evakuasi WNI dari Aden semenjak semalam, atau sejak ke-82 bisa keluar dari asrama dan bertolak menuju pelabuhan. Selain 82, pemerintah Indonesia turut mengevakuasi 67 orang warga Malaysia dan tiga warga Thailand.

Dengan berhasil dievakusinya warga di Aden, berarti hampir seluruh WNI yang ada di Yaman berhasil dikeluarkan dari negara tersebut. "Jadi, di wilayah yang paling rawan dari segi keamanan, kita sudah berhasil mengevakusi warga negara kita. Kita juga sudah evakuasi semua warga kita dari wilayah selatan, Sanaa juga sudah habis selesai. Kita geser ke sebelah barat di al-Hudaidah, nanti di sana akan kita ambil dan menyisakan yang ada di sebelah timur Yaman," imbuhnya.

Menlu wanita pertama Indonesia itu menyebut evakuasi WNI di Aden adalah sebuah pengalaman yang tidak akan bisa dia lupakan seumur hidup. "Karena, pengalaman Aden ini adalah pengalaman yang sangat luar biasa, untuk menarik keluar warga kita itu kita mengalami tantangan yang luar biasa. Tapi Alhamdulliah, saya begitu lega dan bersyukur, akhirnya evakuasi itu bisa dilakukan," ucapnya.(esn)


  ☠ sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.