Selasa, 28 April 2015

Deteksi Potensi Ancaman, TNI AL Modernisasi Alutsista

Atraksi BMP3F Marinir

Indonesia tengah menghadapi isu strategis di wilayah kawasan. Sengketa wilayah di Laut Cina Selatan merupakan permasalahan regional dan kawasan juga berpotensi menjadi salah satu konflik yang mempengaruhi keamanan global.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi merincikan sejumlah ancaman potensial di tingkat regional dan nasional. Di antaranya adalah persoalan terorisme, perompakan, imigran gelap dan peredaran narkoba.

"Isu itu perlu disikapi dengan penyiapan satuan-satuan yang memiliki kemampuan penanggulangan teror di laut serta kemampuan Maritime Interdiction Operation," ungkap Supandi dalam konferensi pers di Markas Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (28/4/2015).

Maka itu pihaknya, berupaya melakukan pembangunan Korps Marinir dengan modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista). Dia menyampaikan, ada sejumlah alat tengah dipenuhi dalam rangka membangun kekuatan kesenjataan modern sesuai target Minimum Essential Forces.

Dia menyebutkan, sejumlah alutsista yang tengah dipenuhi Korps Marinir hingga akhir Resnstra TNI AL tahap satu tahun 2014 adalah 54 Tank Amfibi BMP-3F, 15 kendaraan pendarat Amfibi LVT-7 A1. Pihaknya juga berencana melakukan penambahan Roket Multi Laras.

"Semoga, pembinaan keamanan dan pembangunan kekuatan Korps Marinir bisa menjadi efek penggetar atas konsekuensi Indonesia sebagai negara maritim dalam menyikapi isu tersebut," jelasnya.(kur)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.