Sabtu, 04 April 2015

Santoso terus diburu, Polisi temukan M16

Pencarian Teroris Dua Regu Pasukan Brimob bersenjata lengkap melakukan pengejaran terhadap terduga kelompok sipil bersenjata di sekitar gunung Patingkea desa Tamadue, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Seniin (29/12). Mereka melakukan penyisiran guna mencari persembunyian kelompok Santoso cs yang sebelumnya telah menembak mati seorang warga sipil pencari Damar yakni, Garataudu (51) dan menyandera Harun Tobimbi (39) atas laporan saksi mata Viktor Polaba (32) yang berhasil melarikan diri saat kejadian tersebut. (ANTARA FOTO/Zainuddin MN)

Polisi menemukan dua senjata api laras panjang jenis M16 dan sebuah senapan rakitan di lokasi baku tembak antara polisi dan kelompok bersenjata di Pegunungan Sakina Jaya, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Jumat (3/4), yang menewaskan satu orang.

Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigjen Pol Idham Azis yang dihubungi dari Palu, Sabtu, mengatakan senjata tersebut diduga kuat milik komplotan sipil bersenjata yang dipimpin Santoso.

Pasukan polisi saat ini terus mengejar kelompok Santoso yang jumlah diperkirakan 12 orang.

Belasan orang itu terendus aparat berkat laporan masyarakat yang melihat sejumlah orang asing sedang berada di gubuk milik petani.

Warga tersebut kemudian lapor ke polisi, dan selanjutnya dilakukan pengejaran. Polisi awalnya meminta segerombolan orang asing tersebut untuk menyerahkan diri namun dibalas dengan tembakan dan lemparan bom rakitan.

Kontak tembak akhirnya terjadi dalam waktu sekitar 45 menit, dan menewaskan satu orang dari kelompok bersenjata.

Kelompok bersenjata tersebut akhirnya melarikan diri ke tengah hutan. Diduga ada beberapa orang dari kelompok bersenjata yang terluka akibat baku tembak itu.

Saat ini jenazah korban penembakan sudah dievakuasi di RS Bhayangkara Palu yang berjarak sekitar 120 km dari lokasi baku tembak.

Saat ini sekitar 700 personel Brimob Kelapa Dua Mabes Polri masih berada di wilayah Sulawesi Tengah untuk membantu menangkap Santoso dan anak buahnya.

Sementara ribuan pasukan TNI juga masih menggelar latihan perang di sekitar Gunung Biru, Kabupaten Poso, yang diduga kuat adalah lokasi persembunyian Santoso dan kawanannya.

Akibat latihan perang tersebut, kelompok sipil bersenjata itu melarikan diri masuk hutan di wilayah Parigi Moutong hingga terendus aparat.
Diburu Densus 88, Teroris di Pegunungan Sakina Jaya Sempat Ledakkan Bom Densus 88 terlibat baku tembak dengan kelompok teroris di Desa Pangi, Parigi Utara, Parigi Moutong Sulawesi Tengah (sebelumnya ditulis Poso). Kelompok teroris itu sempat meledakkan bom.

"Terjadi ledakan Bom milik OTK tersebut pada saat melakukan perlawanan," ujar Kabagpenum Mabes Polri Kombes Rikwanto, Jumat (3/4/2015).

Rikwanto mengatakan, hingga saat ini tim masih melakukan pengejaran terhadap orang tidak kenal yang melarikan diri ke arah pegunungan Sakina Jaya itu. Baku tembak itu mulai terjadi pada Jumat sore tadi. Satu orang dari kubu kelompok teroris tewas akibat kontak senjata ini.

Densus 88 awalnya mendapatkan informasi dari warga yang tinggal di lereng pegunungan Sakina Jaya mengenai adanya aktivitas mencurigakan dari enam orang di wilayah itu. Setelah itu Densus melakukan penyisiran.

Kemudian didapati adalah 12 orang tak dikenal yang beberapa di antaranya membawa senjata laras panjang. Baku tembak pun terjadi.

"Terjadi kontak kurang lebih satu jam di pegunungan Sakina Jaya," kata Rikwanto.

Berdasarkan informasi yang didapatkan Rikwanto, selain satu orang meninggal, beberapa anggota kelompok itu juga menderita luka akibat baku tembak. "Korban meninggal dibawa ke RS Parigi," ujar Rikwanto.(fjp/fjp)
Teroris yang Tertembak di Pegunungan Sakina Jaya, Daeng Koro? DPO Poso

Baku tembak antara aparat dan kelompok teroris di Pegunungan Sakina Jaya, Sulawesi Tengah pada Jumat kemarin menyebabkan satu orang kelompok teroris tewas. Disebut-sebut korban tewas adalah Daeng Koro, salah satu buron licin teroris kelompok Santoso.

"Positif Daenk Koro," kata salah seorang sumber di Densus 88/Antiteror, kepada detikcom, Sabtu (4/5/2015).

Daeng Koro atau yang memiliki nama asli Sabar Subagio merupakan buron licin yang selama ini bergeriliya membentuk dan merekrut kelompok-kelompok teroris di wilayah Poso, Sulawesi Tengah.

Daeng Koro sebenarnya lebih menakutkan dari Santoso. Dia memiliki dasar pelatihan militer untuk membentuk kelompok teror.

"Dia pecatan Kopassus," kata sumber tersebut, Mantan Kepala BNPT Irjen (Purn) Ansyaad Mbai bahkan mengakui bahwa Daeng Koro lebih berbahaya dari Santoso.

Hal senada juga dinyatakan Kapolres Poso sebelumnya, AKBP Susnad. Dia menyebut Santoso sebatas ikon kelompok bersenjata tersebut. Justru Daeng Koro-lah yang sebenarnya meminpin kelompok teroris Poso.

Terkait dengan baku tembak ini, Karopenmas Mabes Polri Kombes Rikwanto menyatakan baku tembak terjadi kemarin di Poso antara aparat dan 12 orang kelompok bersenjata. "Satu orang tewas dan beberapa lainnya terluka dalam baku tembak tersebut," ujar Rikwanto.(ahy/fjp)

  ☠ antara | detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.