Rabu, 08 April 2015

[World] Pesawat Siluman Rusia dalam Masalah Serius

http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2014/11/putin-t-50.jpgBelum lama ini, Rusia menyatakan akan mendapatkan 52 jet tempur siluman generasi kelima T-50 pada akhir dekade ini. Namun sekarang ini pesawat tersebut dalam masalah serius dan Rusia mengurangi hampir separuh dari pesanan semula.

Pada 24 Maret 2015 Yuri Borisov, Wakil Menteri Pertahanan Rusia untuk persenjataan, mengatakan kepada surat kabar Kommersant bahwa militer secara drastis mengurangi jumlah kantor T-50. Alih-alih mendapatkan 52 pesawat, kemungkinan hanya akan jadi 12 saja.

Kremlin sejauh ini telah menghasilkan lima prototipe T-50. Satu rusak berat dalam kebakaran. Sementara itu, India yang jadi partner-pengembangan pesawat dengan Rusia, dan pendanaan New Delhi membantu menjaga proyek tetap berjalan. Tapi sekarang para pejabat Angkatan Udara India juga telah berhenti berbicara dengan rekan-rekan mereka di Moskow.

Kini semua menempatkan sorotan pada Rusia terkait masalah pembangunan jet tempur ini. Sementara negara lain seperti Amerika dan China sudah berlari di depan mereka. Cukup mudah untuk membuat prototipe pesawat, tetapi mengembangkan pesawat yang benar-benar mampu bukan hal yang sederhana. Apalagi dalam badai resesi ekonomi. “Mengingat kondisi ekonomi sekarang ini, rencana asli mungkin harus disesuaikan,” kata Borisov. “Lebih baik memiliki PAK FA disimpan sebagai cadangan, dan kemudian bergerak maju, sementara memaksimalkan jet tempur generasi 4 +.”

Dia merujuk pesawat modern – tetapi bukan siluman, pesawat tempur multi-peran Su-30 dan Su-35. Borisov mengatakan pesawat ini akan mengisi kekosongan yang tidak jadi diisi oleh T-50. Secara teori, T-50 akan menjadi pesaing F-22 dan F-35 buatan Amerika. Secara tampilan T-50 sepertinya menjadi jet yang mematikan. Pesawat besar, cepat dan memiliki jangkauan yang panjang selain khas Sukhoi yang selalu memiliki kemampuan super manuver.

Dengan mesin twin dan sayap selebar 50 kaki pesawat ini akan lebih bertenaga tetapi juga stabil. T-50 memiliki senjata internal yang besar dan tersembunyi didalam pesawat, fitur yang penting untuk menghindari radar.

Gejolak ekonomi Rusia telah bertanggung jawab untuk memotong produksi. Total biaya pembangunan pesawat itu jelas yakni akan naik dari $ 10 miliar menjadi $ 30 miliar. India telah menghabiskan sekitar $ 5 miliar.

“Mesin AL-41F1 yang digunakan FGFA kurang bertenaga, Rusia enggan untuk berbagi informasi desain dan pesawat tempur akhirnya akan terlalu mahal,” kata surat kabar itu melaporkan, berdasarkan briefing dari para pejabat Angkatan Udara India pada bulan Desember 2013.

Sebulan kemudian, kabar buruk bocor ke pers. India ingin bagian yang lebih besar dari proyek. Tapi mesin masih buruk, biaya terlalu mahal, radar pesawat tidak memadai dan fitur siluman juga buruk.

Kemudian pada bulan Juni, T-50 mendarat di Pangkalan Zhukovsky untuk pengujian dan mesinnya terbakar. Para pejabat Rusia mengatakan kerusakan itu kecil – tapi foto-foto digambarkan kerusakan tidak sesederhana yang dikatakan. “Kontroversi semakin terasa ketika India mengeluh tidak mendapatkan informasi banyak tentang kecelakaan tersebut.

Angkatan udara Rusia sebagian besar masih diperkuat pesawat era Soviet dan itu semakin tua setiap hari. Rusia tidak bisa menggantikan pesawat tua ini dengan cepat. Tapi Rusia dapat melakukan perbaikan evolusioner untuk desain yang ada, seperti Su-30 dan Su-35.

   Jejaktapak  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.