Senin, 25 Mei 2015

Ancaman OPM

Densus 88 dan BNPT Diminta Serius imageAnggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsyi ★

Anggota Komisi III DPR Aboebakar Alhabsyi mengaku prihatin dengan aparat keamanan dan Detasemen Khusus 88 terhadap ancaman teror dari kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Puron Wenda dan Enden Wanimbo.

"Menurut berita yang ada mereka secara terbuka telah menebarkan ancaman melancarkan perang terbuka terhadap TNI, Polri dan masyarakat non-Papua. Ini adalah bentuk teror yang nyata dan secara terbuka telah disampaikan ke publik. Hal ini seharusnya ditanggapi secara serius oleh Kepala Densus 88 dan Kepala BNPT," ungkap Aboebakar, Senin (25/5/2015).

Menurut Politikus PKS ini, sikap Densus 88 bertolak belakang ketika menangkap dan memberantas teroris yang mengatasnamakan islam.

"Masyarakat banyak yang menanyakan kepada kita selaku mitra kerja, kenapa Densus 88 hanya diam saja dengan teror yang terang benerang seperti itu. Akhirnya, beberapa kalangan membandingkan persoalan ini dengan penembakan yang dilakukan Densus terhadap Nurdin pada September tahun yang lalu," beber Aboebakar.

"Nurdin ditembak saat shalat Ashar karena diduga sebagai teroris, namun orang-orang ini yang sudah melancarkan ancaman teror secara terbuka hanya diam saja. Akhirnya sebagian orang menyimpulkan bahwa aparat memiliki standar ganda dalam mengkategorisasikan teroris," pungkasnya.
TNI Diminta Jangan Terpancing imageKetua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq ★

Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq mengimbau aparat keamanan tidak terpancing dengan tantangan gerakan separatisme Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"TNI jangan terpancing dengan provokasi gerakan-gerakan kriminal bersenjata maupun gerakan separatis," kata Mahfud, Senin (25/5/2015).

Politikus PKS itu meminta agar TNI tetap tenang dan menyelesaikan masalah dengan tertib serta dengan kekuatan intelejen.

"Tetap low profile dengan mengedepankan smart power," ujarnya.

Dinamika kawasan yang semakin rentan dalam konflik politik dan militer harus diperhatikan secara serius. Gerakan separatis seperti OPM memang ingin pemerintah bereaksi dengan hard power.

"Masalah Papua tidak akan pernah bisa dipisahkan dari kepentingan aktor-aktor luar negeri. Jadi saya minta TNI dan pemerintah tidak terpancing," ujarnya. [rok]

  Inilah  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.