Sabtu, 23 Mei 2015

Jawaban Kemenhan dan kebutuhan akan helikopter Chinook

Menhan Ingin Beli Helikopter Chinook? Ini Penjelasan Kemenhan Helikopter angkut Chinook.

Dalam kunjungan kerja Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, ke Amerika Serikat, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sepakat bakal mendatangkan empat helikopter tempur jenis Chinook dari perusahaan pembuat pesawat asal Amerika Serikat, Boeing. Pemesanan itu tidak terlepas dari kebutuhan Indonesia dalam mengantisipasi ancaman-ancaman yang bersifat nyata.

Menurut Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom) Kemenhan, Brigjen Jundan Eko Bintoro, salah satu alasan pemesanan helikopter tempur jenis Chinook itu adalah besarnya daya angkut yang dimiliki oleh helikopter kebanggan Amerika Serikat tersebut. Kondisi ini pun bersesuaian dengan ancaman nyata selain perang yang dihadapi Indonesia, terutama masalah penanganan bencana alam.

"Sebagaimana Pak Menhan katakan, ancaman nyata yang akan selalu kita alami adalah bencana alam. Kemampuan helikopter Chinook dapat membawa pasukan yang lebih besar. Selain itu, helikopter jenis ini dapat mengangkut alat-alat bantuan apabila terjadi bencana alam," ujar Jundan lewat pesan singkat kepada Republika, Senin (18/5).

Namun, Jundan menegaskan, pihaknya belum melakukan pemesanan secara khusus terhadap Boeing atas empat Helikopter Chinook itu. Selain itu, pihaknya juga masih akan melakukan kajian terkait penempatan helikopter-helikopter tersebut di matra-matra TNI, apakah akan ditempatkan di Angkatan Darat, Angkatan Udara, ataupun Angkatan Laut.

Jundan menyebutkan, Kemenhan baru sekedar mengutarakan keinginnannya untuk bisa membeli helikopter tempur sekelas jenis Chinook tersebut. "Kami belum sampai pada tahap pemesanan. Keinginan untuk memiliki helikopter sekelas Chinook direncanakan pada Renstra (Rencana Strategis) II, yaitu pada 2015 hingga 2019," lanjut perwira tinggi bintang satu TNI AD tersebut.

Helikopter Chinook merupakan salah satu jenis helikopter yang memiliki keunggulan multifungsi. Selain dapat mengangkut personil militer dalam jumlah banyak, helikopter ini juga mampu mengangkut logistik dalam jumlah banyak.

Selain itu, helikopter ini didesain untuk bisa mengangkut (sling) pesawat tempur, kapal tempur, kendaraan tempur (Ranpur), hingga tank tempur kelas ringan. Tidak hanya itu, dengan kemampuan daya angkut yang besar, helikopter ini banyak diturunkan untuk mendukung kebutuhan nasional, seperti evakuasi bencana alam dan kegiatan Search and Rescue (SAR).

Sebelumnya, dalam salah satu rangkaian kunjungan kerjanya di Amerika Serikat, Ryamizard sempat mengungkapkan keinginan Indonesia kepada pemerintah Amerika Serikat terkait peningkatan kerjasama militer. Salah satunya adalah percepatan pengiriman pesawat F-16 dan Helikopter Apache, yang telah disepakati dalam kontrak pengadaan.

Selain itu, saat mengunjungi Pabrik Boeing di Philadelphia, Amerika Serikat, Ryamizard juga mengungkapkan keinginan Kemenhan RI untuk bisa mendatangkan empat unit helikopter tempur jenis Chinook.
Helikopter Chinook tak Cocok untuk Kondisi Geografis Indonesia Menhan Ryzamizar Ryzacudu mengungkapkan keinginan untuk melakukan pembelian helikopter jenis angkut Chinook buatan Amerika Serikat. Namun, keinginan itu agaknya harus dikaji ulang. Pasalnya, meski dinilai bagus, namun helikopter buatan Boeing itu dianggap tidak cocok untuk kontur geografis di wilayah tropis seperti di Indonesia.

Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran, Muradi menilai, belum ada alasan yang cukup kuat dari Kemenhan kenapa harus memilih helikopter Chinook sebagai salah satu upaya memodernisasi dan menambah alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI.

"Helikopter Chinook memang bagus, tapi belum tentu sesuai sesuai dengan kondisi, kontur geografis, dan cuaca di Indonesia," ujar Muradi kepada Republika, Senin (18/5).

Lebih lanjut, Muradi menilai, dalam upaya memodernisasi dan menambah alutsista, selama ini agaknya pemerintah belum melihat aspek-aspek yang berpengaruh, seperti aspek kegunaan (utilityI) maupun aspek kesesuaian dengan kondisi di Indonesia. Hal itu dinilai cukup penting agar alutsista yang ada bisa bernilai tepat guna.

Selain itu, pemerintah diharapkan memiliki tahapan-tahapan yang jelas dan ada road map atau grand design dalam melakukan upaya modernisasi Alutsista. Belum lagi dengan pertimbanga-pertimbangan yang menyertainya, apakah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di Indonesia dan kemudian melihat harga yang ditawarkan oleh pihak produsen.

Muradi pun menilai, pemilihan helikopter Chinook ini hanya didasarkan kepada selera pribadi Menhan Ryamizard. Selain itu, Muradi juga menyoroti, apakah helikopter Chinook yang bakal dibeli ini baru atau bekas. Hal itu pun berdampak pada masa pemakaian dan biaya perawatan pada masa mendatang.

Sebelumnya, Indonesia memang telah melakukan pengadaan helikopter angkut Mi-17 ini, tepatnya pada 2011 silam. Pada saat itu, pemerintah Indonesia mendatangkan enam unit helikopter buatan Rusia itu dan ditempatkan di matra Angkatan Darat (AD). Penyerahan helikopter Mi-17 itu pun secara resmi disaksikan Menhan Purnomo Yusgiantoro dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono.

  Republika 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.