Minggu, 03 Mei 2015

Tim kemanusiaan dan evakuasi Indonesia di Nepal

Indonesia diizinkan lintasi India ke Nepal http://us.images.detik.com/content/2015/04/30/10/174328_nepal1.jpgTim Bansos Indonesia [detik] ☆

Pesawat Boeing 737 milik TNI Angkatan Udara yang membawa tim kemanusiaan dan evakuasi WNI di Nepal akhirnya diizinkan melintasi India menuju Kathmandu.

Tim Indonesia sempat tertahan tiga jam di Bandara Dhaka, Bangladesh, usai mendarat Kamis pukul 05.30 waktu setempat atau pukul 06.45 WIB.

Menurut Kasubdit Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI) Krishna, sebelumnya Indonesia telah mengantongi izin melintasi wilayah udara India, namun Kamis pagi India membatalkannya.

"Kita kembali negosiasi dengan mereka (otoritas India), dibantu dengan lobi dari duta besar RI di Dhaka, akhirnya flight clearance (izin melintas di udara) diperoleh," kata dia.

Dubes RI untuk Bangladesh dan Nepal Iwan Winataatmadja bergabung dengan tim Indonesia untuk masuk ke Nepal.

Iwan telah mencoba beberapa kali berangkat ke Nepal lebih dulu, namun situasi pasca gempa 7.9 SR di Nepal pada 25 April lalu sangat tidak memungkinkan karena bandara ditutup sementara sehingga dia terpaksa menundanya.

Pesawat tim Indonesia diperkirakan tiba di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal pukul 10.30 waktu setempat.

Pesawat TNI AU Boeing 737 membawa 70 orang terdiri dari unsur Kementerian Luar Negeri, TNI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jurnalis, dan beberapa anggota organisasi sosial kemasyarakatan.

Selain itu, pemerintah RI juga mengirimkan bantuan materi berupa kebutuhan darurat pasca bencana seperti tenda, selimut, obat-obatan, perlengkapan medis, makanan bayi, dan makanan siap saji.

Berdasarkan data Direktorat PWNI/BHI, saat ini tercatat 95 WNI berada di Nepal, terdiri atas 30 orang yang menetap dan 65 pegunjung.
Tim kemanusiaan dan evakuasi Indonesia tiba di Nepal http://img.antaranews.com/new/2015/04/ori/20150430antarafoto-tim-kemanusiaan-nepal-290415-bean-1.jpgTim bantuan kemanusiaan Indonesia bersiap diberangkatkan ke Nepal di base ops Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (29/4). Tim tersebut membawa bantuan pemerintah Indonesia berupa bahan makanan, obat-obatan, tenaga medis, dan tenda lapangan untuk masyarakat Nepal yang terkena musibah gempa bumi. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean) ☆

Pesawat Boeing 737 TNI AU yang membawa tim kemanusiaan dan evakuasi RI untuk membantu masyarakat Nepal pasca gempa bumi 7,9 SR dan mengevakuasi WNI yang berada di sana telah tiba di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal pada Kamis pukul 11.45 waktu setempat atau pukul 13.00 WIB.

Pesawat yang mengangkut 69 penumpang dan empat ton bantuan materi tersebut berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Rabu pukul 17.30 WIB dan secara resmi dilepas oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Di Bandara Tribhuvan, tim disambut oleh Konsul Kehormatan RI untuk Nepal Chandra Prasad Dhakal beserta satu orang staf, staf Kementerian Luar Negeri Nepal dan otoritas militer Nepal.

Bantuan materi berupa peralatan medis, tenda pengungsi dan genset, tenda posko, tenda rumah sakit darurat, obat-obatan, dan kebutuhan logistik diserahterimakan secara simbolis oleh Direktur Tanggap Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Junjunan Tambunan dan Duta Besar Indonesia untuk Bangladesh dan Nepal Iwan Winataatmadja kepada perwakilan militer Nepal.

Dubes Iwan bergabung dengan rombongan dari Jakarta di Bandara Dhaka, Bangladesh, Kamis pagi.

Sebelumnya, tim Indonesia dijadwalkan tiba di Kathmandu pada pukul 08.00 waktu setempat, namun tertahan di Bangladesh karena izin melintas dari India ditarik sehingga perlu negosiasi ulang.

"Misi utama tim ini adalah mengevakuasi WNI dan membuka posko pertama bagi bantuan Indonesia," kata Dubes Iwan.

Berdasarkan data Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI), saat ini tercatat 95 WNI berada di Nepal, terdiri atas 30 orang yang menetap dan 65 pengunjung.

Dari 65 WNI wisatawan tersebut, 42 orang telah dapat dan/atau sempat dihubungi dalam keadaan baik, 10 orang belum dapat dihubungi dan 13 orang sudah berada di luar Nepal.

Sementara dari 30 WNI yang menetap di Nepal, 23 orang telah dapat dihubungi berada dalam keadaan baik dan 7 orang belum dapat dihubungi.

Hingga Kamis, gempa 7,9 SR yang berpusat di antara Kathmandu dan Pokhara, Nepal, telah mengakibatkan 5.500 korban jiwa dan ribuan orang luka-luka serta kerusakan infrastruktur, seperti jalan, bangunan fasilitas publik dan jembatan.

Dari pengamatan jurnalis Antara, beberapa bangunan di sekitar Kota Kathmandu, beberapa kilometer dari Bandara Tribhuvan, tampak tinggal puing-puing dan bangunan yang masih berdiri tampak retak-retak.

Lapangan di luar kompleks bandara juga digunakan oleh ratusan pengungsi untuk membangun tenda.
Tim evakuasi WNI buka Posko di Kathmandu http://img.antaranews.com/new/2015/04/ori/20150430Foto_2.jpgAnggota militer Nepal membantu menurunkan bantuan kemanusiaan dari pesawat Boeing 737 TNI AU di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal, Kamis (30/4/15) (Antara/Azi Fitriyanti) ☆

Tim evakuasi WNI Kementerian Luar Negeri di Nepal telah membuka Posko di Kathmandu Guest House (KGH) Distrik Thamel, Kathmandu sebagai pusat informasi dan koordinasi.

Wakil Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (Peninsula/BHI) Krishna Djaelani di Kathmandu, Nepal, Kamis, mengatakan semua WNI di Nepal yang dapat menjangkau Posko Pencarian dan Evakuasi dapat langsung menuju ke KGH.

Koordinat GPS Posko Pencarian dan Evakuasi WNI di KGH adalah N: 27' 42 54.6 dan E: 085' 18 33.7".

Bagi WNI yg tidak dapat menjangkau posko tersebut dapat menghubungi call center Tim Evakuasi di nomor +977 981 0142385, +977 980 8385299 dan +977 9810 142388.

Berdasarkan data Direktorat PWNI/BHI, saat ini tercatat 95 WNI berada di Nepal, terdiri atas 30 orang yang menetap dan 65 pegunjung.

Dari 65 WNI wisatawan tersebut, 42 orang telah dapat dan/atau sempat dihubungi dalam keadaan baik, 10 orang belum dapat dihubungi dan 13 orang sudah berada di luar Nepal.

Sementara dari 30 WNI yang menetap di Nepal, 23 orang telah dapat dihubungi berada dalam keadaan baik dan 7 orang belum dapat dihubungi.
Tim Indonesia mulai cari WNI di Nepal http://img.antaranews.com/new/2015/04/small/20150426Nepal-04.gifTim Penyelamatan dan Evakuasi RI mulai mencari secara intensif WNI di Nepal dengan mengerahkan tiga tim beranggotakan unsur Direktorat Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI/BHI), TNI AU dan relawan Taruna Hiking Club (THC).

Komandan tim evakuasi WNI TNI AU Kolonel Indan Gilang di Posko Penyelamatan dan Evakuasi WNI di Kathmandu, Jumat, mengatakan tiga tim ini menyisir lewat udara dengan menggunakan helikopter, tim darat menuju pegunungan Himalaya dan satu tim lainnya menyisir rumah sakit di Kathmandu.

"Pencarian dari udara dengan helikopter akan diarahkan ke titik mereka diduga hilang dengan didukung tim darat," kata dia.

Kolonel Indan menjelaskan pencarian melalui udara itu difokuskan untuk menyisir jejak tiga WNI bernama Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat, namun juga akan mencari enam WNI lain yang hingga saat ini belum dapat dihubungi.

Berdasarkan informasi dari Himalayan Experience, penyelenggara tur yang diikuti ketiga WNI, pada 22 April, Alma, Kadek dan Jeroen diketahui menginap di Hotel Lama dan berdasarkan rencana perjalanan, saat terjadi gempa 25 April, mereka seharusnya berada di Kianjinggompa.

"Mulai sejak hilang kontak hingga sekarang sudah dilakukan pencarian oleh operator sehingga posisi kita adalah mengintensifkan pencarian," kata Indan.

Kolonel Indan bersama tim telah menentukan titik di sekitar lokasi diduga hilang agar pencarian lebih efektif, yakni ke Kyanjin Gompa, Langtang dan Dhunce.

Ketiga lokasi berada di Pegunungan Himalaya, Kianjin Gompa berada di ketinggian sekitar 4.000 mdpl di area Taman Nasional Langtang, sementara Dhunce adalah area yang lebih rendah, dan paling dekat dengan Kathamandu, yakni 7-8 jam perjalanan darat menggunakan mobil dan disambung jalan kaki.

"Informasi yang kita peroleh, korban yang ditemukan dibawa ke Kathmandu dan Dhunce," kata Indan.

Tim udara akan didukung tim darat yang akan berangkat ke Dhunce Jumat malam sekitar pukul 22.00 WIB waktu setempat, dengan waktu misi selama dua hari.

Sementara tim penyisir di rumah sakit-rumah sakit sekitar Kathmandu mulai bergerak Jumat sore.

Berdasarkan data Direktorat PWNI/BHI, total WNI di Nepal menjadi 96 orang yang 16 orang diantaranya belum dapat dihubungi hingga saat ini, yakni 7 warga yang menetap dan 9 pengunjung.
PMI kirim ahli sanitasi ke Nepal http://cdn.metrotvnews.com/dynamic/content/2015/05/02/393222/dVACOQGZWz.jpg?w=668Palang Merah Indonesia (PMI) mengirim seorang personel spesialisasi air dan sanitasi ke Nepal untuk misi kemanusiaan pascagempa di negara itu.

"Personel ini akan bergabung bersama Tim Respon Bencana Regional (Regional Disaster Response Team/RDRT) Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (IFRC) Zona Asia-Pasifik untuk bertugas selama kurang lebih satu bulan," kata Kepala Divisi Penanganan Bencana Markas Pusat PMI Arifin Muhammad Hadi di Jakarta, Jumat.

Personil spesialisasi Air dan Sanitasi itu menuju Nepal hari ini melalui jalur Jakarta-Kuala Lumpur-Kathmandu.

Dalam misi kemanusiaan ini, personel bidang air dan sanitasi PMI akan bergabung dengan personel Palang Merah Filipina dan Palang Merah Thailand, dan akan berlaku sebagai team leader.

"Bencana apa pun, air menjadi kebutuhan utama. Untuk itu kami mengirimkan personel kami yang telah berpengalaman dalam pengelolaan air dan sanitasi untuk bergabung bersama Tim RDRT IFRC," kata dia.

Kebutuhan air dan sanitasi memang menjadi salah satu prioritas bantuan Palang Merah, selain makanan dan shelter, tambah dia.

PMI juga sudah mengirimkan personel ahli bedah dan 500 terpal yang tergabung dalam tim kemanusiaan Pemerintah ke Nepal. PMI kembali memberangkatkan tenaga ahli untuk membantu korban gempa Nepal.

Selama di Nepal, tim akan bertugas mengoperasikan pengolahan air, termasuk penjernih air, dan menghitung atau mendata kebutuhan air masyarakat, mencari sumber air, kebutuhan sanitasi, dan mempromosikan higiene. Dalam bekerja, tim akan berkoordinasi dengan pemerintah Nepal dan IFRC.

Gempa bumi 7,9 Skala Richter Sabtu pekan lalu (25/4) telah memporakporandakan Nepal dan sekitar 6.500 orang meninggal dunia serta belasan ribu lainnya luka-luka.
Bantuan kemanusiaan Indonesia kedua tiba di Kathmandu http://img.antaranews.com/new/2015/04/ori/20150430Foto_1.jpgAnggota Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menurunkan bantuan kemanusiaan dari pemerintah RI di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal, Kamis (30/4/15). (Antara/Azi Fitriyanti) ☆

Bantuan kemanusiaan RI kedua untuk korban bencana gempa bumi di Nepal, tiba di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Sabtu pukul 01.25 waktu setempat (02.40 WIB).

Bantuan kemanusiaan seberat 30 ton dan rombongan tim berjumlah 33 orang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan SAR Nasional (Basarnas), Kementerian Luar Negeri dan jurnalis berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, dengan pesawat charter Airbus milik Garuda Indonesia.

Tim bantuan kemanusiaan disambut oleh Direktur Tanggap Darurat BNPB Junjunan Tambunan, Direktur Asia Selatan dan Tengah Kemlu Amin Wicaksono dan Komandan tim Nepal TNI AU Kolonel Indan Gilang.

Menurut Tambunan, bantuan seberat 30 ton tersebut hasil koordinasi dari BNPB, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Lembaga sosial-kemasyarakatan, berupa perlengkapan medis, tenda pengungsi, kantong mayat, makanan siap saji, makanan pengganti ASI, alat penjernih air, dan obat-obatan.

"Bantuan yang datang pagi ini merupakan yang terbesar yang dikirim dari Indonesia," kata dia.

Bantuan kemanusiaan RI ketiga dengan Pesawat Hercules TNI AU diperkirakan akan tiba di Kathmandu pukul 05.30 waktu setempat.

Bantuan kemanusiaan keempat direncanakan akan berangkat dari Jakarta pada Minggu, dengan menggunakan pesawat Cardiq.
Pencarian WNI di Nepal terhambat penyewaan helikopter http://img.antaranews.com/new/2015/04/ori/20150430Foto_3.jpgAnggota Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menempelkan stiker berlogo "Bantuan Presiden Republik Indonesia" pada kardus berisi makanan siap saji di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal, Kamis (30/4). (Antara/Azi Fitriyanti) ☆

Pencarian tiga WNI yang terakhir diketahui berada di daerah Langtang, Pegunungan Himalaya, yang rencananya akan dimulai pada Jumat, tertunda karena tim terhambat soal penyewaan helikopter.

Letnan Kolonel Penerbang Indan Gilang di Bandara Tribhuvan, Kathmandu, Nepal, Sabtu dini hari, mengatakan hambatan tersebut disebabkan semua operasional alat transportasi udara diambil alih oleh pemerintah Nepal.

"Karena situasi darurat, semua operasional diambil alih pemerintah sehingga untuk memakai operator swasta pun harus melalui pemerintah," kata dia.

Pada Jumat pagi, Tim Penyelamatan dan Evakuasi WNI berencana menyewa helikopter swasta untuk menyisir Langtang, Dhunce dan Kyanjin Gompa di Pegunungan Himalaya.

Terkait perkembangan situasi tersebut, Letkol Indan mengatakan bahwa Duta Besar RI untuk Bangladesh dan Nepal Iwan Wiranata-atmadja telah berkomunikasi dengan kepala staf Angkatan Udara Nepal untuk meminta bantuan kemudahan akses.

"Mudah-mudahan Sabtu pagi ini kita sudah dapat kabar baik," kata Indan.

Tim Penyelamatan dan Evakuasi WNI membagi area pencarian menjadi tiga, yakni melalui udara dengan helikopter, darat melalui Dhunce (7-8 jam perjalanan dengan mobil dari Kathmandu) dan penyisiran di rumah sakit-rumah sakit sekitar Kathmandu.

Tim darat menuju Dhunce akan berangkat dari Posko Penyelamatan dan Evakuasi WNI di Kathmandu Guest House, Thamel, Kathmandu, Sabtu, pukul 04.00 waktu setempat (05.15 WIB).

Sementara tim penyisiran WNI di rumah sakit sekitar Kathmandu telah memulai menyisir ke empat rumah sakit (RS TU, Bir, Norvic, militer).
Tim pencarian tiga WNI berangkat ke Himalaya http://img.antaranews.com/new/2015/04/ori/201504281341.jpgTentara Nepal dan anjing pelacak mencari para korban yang terjebak di reruntuhan rumah yang hancur akibat gempa bumi di Bhaktapur, Nepal, Senin (27/4). (REUTERS/Navesh Chitrakar) ☆

Tim Penyelamatan dan Evakuasi WNI di Nepal telah berangkat menuju Dunche di Pegunungan Himalaya, Sabtu, untuk menyisir keberadaan tiga WNI asal Bandung, yakni Alma Parahita, Kadek Andana dan Jeroen Hehuwat.

Ketua tim pencarian ke Dunche yang juga Wakil Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Krishna Djunaedi mengatakan keputusan untuk berangkat menuju Dunche didasari komunikasi terakhir Taruna Hiking Club (THC) dengan ketiga WNI yang akan menuju Langtang.

"Di Dunche, kita akan mencari info dari orang lokal, para pendaki yang sudah turun, dan lain-lain," kata dia.

Selain Krishna, tim pencarian ke Dunche juga beranggotakan personel Pasukan Khas TNI AU Sertu Sujianto, Praka Edi Sunaryo, Praka Dwi Haryanto; dan anggota THC Agung Adjana dan Sofyan Arif.

Tim berangkat menuju Kalikasthan, titik terakhir yang bisa ditempuh dengan mobil dari Kathmandu sekitar 5-6 jam, kemudian diteruskan menuju Pangkalan Militer Nepal di Dunche dengan berjalan kaki sekitar 7-8 jam.

Krishna menjelaskan tim akan berada di Dunche hingga Minggu, kemudian melanjutkan penyisiran ke Bokejhunda, dan akan kembali turun ke Kalikasthan pada Senin (4/5) menuju Kathmandu.

Pada saat pelepasan tim pencarian ke Dunche, Komandan Tim TNI AU di Nepal Letnan Kolonel Penerbang Indan Gilang menyampaikan bahwa misi utama mereka adalah menemukan WNI dengan membawa nama Indonesia.

Selain tim darat, penyisiran juga akan dilakukan melalui udara menggunakan helikopter yang akan dipimpin Letnan Kolonel Penerbang Indan Gilang.

Menurut rencana, pencarian melalui udara yang direncanakan dimulai Jumat harus tertunda hingga Sabtu karena masalah penyewaan helikopter.

Tim udara akan menyisir area Langtang, Kyanjin Gompa dan Dhunce.

   antara  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.