Selasa, 05 Mei 2015

TNI Bentuk Komando Operasi Khusus Gabungan

Antisipasi Ancaman Laut Cina Selatan Ilustrasi Satgas TNI [andie_am04]

Menyikapi situasi internasional yang sedang dilanda krisis, terutama di kawasan laut Cina Selatan. TNI berencana membentuk komando operasi khusus gabungan. Hal itu dikatakan Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur.

Menurutnya, operasi khusus gabungan ini bisa digerakan secepat mungkin jika ada ancaman baik dari luar maupun dalam negeri. Selain itu, pasukan khusus ini bisa juga untuk mengatasi situasi tanggap darurat.

"Semua negara dalam menghadapi lingkungan seperti ini memiliki pasukan operasi khususnya. Pasukan operasi khususnya disiapkan betul-betul siaga," katanya.

Dia melanjutkan, komando operasi pasukan khusus untuk angkatan pertama akan disiagakan selama enam bulan pertama. Nantinya, komando elit yang terdiri dari Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD, Marinir TNI AL, dan Komando Pasukan Khas (Kopaskhas) TNI AU, akan ditempatkan di kawasan Sentul, Bogor.

"Tempatnya tertentu, diberikan akomodasi dan logistik jadi jika swaktu-waktu diperlukan Panglima bisa siap. Kalau ada ancaman dimana Panglima bisa peringatkan," tuturnya.

Dia menjelaskan, komando operasi khusus gabungan ini dibentuk sebagai tanggung jawab TNI kepada pemerintah, bangsa, dan negara. Nantinya, pasukan ini dibentuk terdiri dari personil pasukan elit TNI yang terdiri dari orang-orang hebat dan memiliki kemampuan khusus.

"Panglima tinggal menggunakan demi kepentingan negara," tuturnya.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjend M Fuad Basya mengatakan, untuk angkatan pertama komando operasi khusus gabungan akan di komando oleh Komandan Jenderal Kopassus (Danjen Kopassus).

"Berikutnya mungkin akan dipimpin Komandan Marinir, selanjutnya dipimpin Komandan Paskhas. Itu berputar terus," ujarnya seraya mengatakan pasukan tersebut akan stand by apabila diperlukan dalam hitungan menit bahkan detik.

Dia melanjutkan, jumlah personil maksimum pasukan ini sejumlah 70 orang. Pasukan ini khusus tidak perlu banyak personil namun mempunyai kemampuan yang mumpuni. (Dany Putra)
Bukan Pasukan Khusus Baru Ilustrasi Pasukan Gabungan Komando [sidarta_studio]

Panglima TNI Jenderal Moeldoko meluruskan bahwa TNI tidak berencana membentuk pasukan khusus baru.

Yang benar, TNI sedang merancang pembentukan Komando Gabungan Pasukan Khusus, karena masing-masing angkatan sudah mempunyai pasukan khususnya sendiri.

"Komando operasi khusus, bukan pasukan khusus. Panglima dalam hal ini adalah pengguna, dan wadahnya adalah komando gabungan pasukan khusus TNI,” terang Moeldoko kepada wartawan, usai meresmikan Museum Media Penerangan TNI, di gedung Media Center Puspen TNI, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa siang (5/5).

Moeldoko menerangkan bahwa komando gabungan pasukan khusus akan diberikan logistik dan akomodasi agar bisa bergerak dalam hitungan menit ketika dibutuhkan oleh negara. Rencananya, pasukan gabungan akan bermarkas sementara di Sentul, Jawa Barat.

"Ini pasukan standby yang jika diperlukan bisa beroperasi dalam hitungan menit,” tegasnya.

Ketika ditanya, apakah pembentukan pasukan khusus gabungan ini dikarenakan situasi darurat, Panglima menegaskan bukan cuma itu.

"Bukan cuma situasi darurat, tapi ini lebih pada tanggung jawab.. Jangan sampai ketika presiden memberi perintah, saya menjawab ‘siap, tidak siap pak’,” ucap Panglima.

Di tempat yang sama, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen M. Fuad Basya mengatakan, komandan pasukan khusus gabungan akan digilir setiap enam bulan kepada tiap komandan pasukan khusus di Angkatan Laut, Angkatan Darat dan Angkatan Udara. [ald]

  sinarharapan | rmol  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.