Jumat, 01 Mei 2015

[World] AS Boleh Gunakan Fasilitas di Laut China Selatan

Tiongkok mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan minyak dan gas. Namun klaim juga datang dari Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan yang menganggap beberapa wilayah perairan itu berada dalam zona ekonomi eksklusif mereka. (U.S. Central Intelligence Agency)

A
merika Serikat dan negara-negara lain dipersilakan untuk menggunakan fasilitas sipil yang sedang dibangun Tiongkok di Laut China Selatan.

Hal itu dikemukakan dalam teleconference yang dilakukan oleh Kepala Operasi Angkatan Laut AS Jonathan Greenert dan Kepala Angkatan Laut Tiongkok Wu Shengli.

Tiongkok mengklaim 90 persen wilayah Laut China Selatan yang dipercaya kaya akan minyak dan gas. Namun klaim juga datang dari Brunei, Malaysia, Filipina, Vietnam dan Taiwan yang menganggap beberapa wilayah perairan itu berada dalam zona ekonomi eksklusif mereka.

Citra satelit terbaru menunjukkan Tiongkok telah membuat kemajuan pesat dalam membangun sebuah landasan udara yang bisa digunakan untuk keperluan militer di Kepulauan Spratly yang disengketakan dengan Filipina.

Isu reklamasi ini menjadi sorotan dunia, dan menjadi salah satu bahasan utama dalam KTT ASEAN di Kuala Lumpur awal pekan ini.

Namun dalam teleconference, Wu mengatakan bahwa pembangunan yang dilakukan Tiongkok di Laut China Selatan tidak akan mempengaruhi navigasi atapun penerbangan di atasnya.

"Sebaliknya, itu akan meningkatkan kemampuan di laut ini pelayanan publik seperti prakiraan cuaca dan pencarian dan penyelamatan maritim, memenuhi kewajiban internasional untuk menjaga keamanan laut internasional," kata Wu, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Tiongkok yang dirilis Kamis (30/4).

"(Kami) menerima organisasi internasional, Amerika Serikat dan negara-negara yang relevan untuk menggunakan fasilitas ini di masa depan ketika kondisi sudah baik, untuk bekerja sama dalam pencarian dan penyelamatan kemanusiaan dan bantuan bencana," tambah Wu.

Menurut pernyataan itu, Greenert mengatakan dia berharap Tiongkok bisa menjelaskan kepada negara-negara di kawasan tujuan dari pembangunan mereka.

Perdebatan mengenai bagaimana merespon Tiongkok, yang menjadi sekutu beberapa negara di Asia Tenggara masih belum terpecahkan.

Pekan ini Tiongkok menuduh Vietnam, Filipina dan yang lain juga melakukan pembangunan ilegal di Laut China Selatan.

Sementara militer Tiongkok dan Amerika Serikat telah bekerja keras untuk meningkatkan komunikasi dan kerja sama, masih ada ketidakpercayaan yang mendalam. (stu)

  CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.