Sabtu, 30 Mei 2015

[World] Keanehan AS dalam Perang Melawan ISIS

Pilot-pilot Militer AS Frustasi dalam Melawan ISIS http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/05/28/42/1006432/pilot-pilot-militer-as-frustasi-dalam-melawan-isis-Zse.jpgPilot-pilot militer AS frustasi dalam perang melawan ISIS. (Reuters)

Pilot militer Amerika Serikat (AS) yang menjalankan misi melakukan serangan udara terhadap ISIS mengaku frustasi. Musababnya, langkah mereka terhambat oleh lambannya keputusan dari otoritas militer AS.

Ketidakpuasan pilot militer AS dalam perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) itu muncul dalam sebuah wawancara dengan Fox News. Para pilot AS itu menyalahkan birokrasi yang tidak bisa cepat mengambil keputusan saat akan menyerang ISIS.

“Ada saat-saat kelompok militan ISIS ada dalam pandangan saya, tapi saya tidak bisa mendapatkan izin untuk terlibat,” keluh seorang pilot pesawat jet tempur F-18 AS yang berbicara dalam kondisi anonim itu.

“Mereka (militan ISIS) mungkin membunuh orang yang tidak bersalah dan menebar kejahatan karena ketidakmampuan saya untuk membunuh mereka. Itu membuat saya frustrasi,” lanjut dia, yang dilansir Kamis (28/5/2015).

Sumber yang dekat dengan misi serangan udara terhadap ISIS kepada Fox News mengungkap bahwa serangan terhadap basis ISIS, rata-rata hanya di bawah satu jam. Setelah itu, pilot diperintahkan meninggalkan lokasi target.

Sementara itu, Angkatan Udara Komando Sentral AS, melalui seorang juru bicara membantah keluhan pilot-pilot AS tersebut. ”Kami membantah pengakuan bahwa serangan udara dilakukan rata-rata di bawah satu jam,” katanya. Menurutnya, serangan udara AS disesuaikan dengan kondisi lingkungan dari target.

”Pemimpin kita telah mengatakan, ini adalah pertempuran jangka panjang, dan kami tidak akan mengasingkan warga sipil, pemerintah Irak atau mitra koalisi kami dengan memukul target tanpa pandang bulu,” lanjut pihak Angkatan Udara Komando Sentra AS. (mas)
Birokrasi militer AS lambat memberikan perintah dalam menyerang ISIS https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCZwOq-3GtDQLFjlk8x98WNg6L0znMR9pJaYops289z8TF07RmVURBz_ogYXgwTjtMeT5OC6vKscJPWILt-t25dsjcZNIQM4_DafI9YC0iy96-2uNBhU6vV9RbrS_uDh2Jm6U9zHohmo4/s1600/KOMODO+-+GM.gifPesawat jet tempur AS saat perang melawan ISIS. Ada keanehan yang dilakukan militer AS dalam perang melawan ISIS. (Reuters)

Ada keanehan yang dilakukan militer Amerika Serikat (AS) dalam perang melawan ISIS. Selain birokrasi militer AS lambat memberikan perintah dalam menyerang ISIS sehingga para pilot AS frustasi, militer AS terkesan menyia-nyiakan waktu untuk menggempur ISIS.

Seperti diberitakan sebelumnya, pilot-pilot militer AS frutasi dalam perang melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Ketidakpuasan pilot militer AS itu muncul dalam sebuah wawancara dengan Fox News.

Selain keganjilan yang terungkap dari pengakuan pilot-pilot militer AS, pensiunan Letnan Jenderal David Deptula, mantan Kepala Pusat Operasi Udara Gabungan di Afghanistan tahun 2001, juga merasa ada yang aneh dalam aksi militer AS untuk memerangi ISIS di Irak dan Suriah.

Menurutnya, langkah militer AS yang menyia-nyiakan waktu berharga telah memungkinkan setiap musuh untuk melarikan diri. ”Anda bicara tentang jam (operasi serangan) dalam beberapa kasus, yang pada saat itu target taktis tertentu meninggalkan daerah dan atau pesawat telah kehabisan bahan bakar. Ini adalah prosedur yang berlebihan yang menempatkan musuh kita dalam keuntungan,” kata Deptula.

Deptula lantas membandingkan serangan udara koalisi yang dipimpin AS di Irak ketika Perang Teluk dengan serangan udara terhadap ISIS. Menurutnya, serangan udara AS di Irak selama Perang Teluk rata-rata 1.125 serangan per hari.

Sedangkan dalam Perang Kosovo, lanjut Deptula, serangan AS dalam kampanye Kosovo rata-rata 135 serangan per hari. Menurut pengakuan pilot militer AS, serangan AS terhadap ISIS kurang dari satu jam per hari. Deptula menyalahkan Gedung Putih untuk operasi militer ISIS yang dia sebut “macet”.

Senator AS, John McCain, baru-baru ini juga mengeluh bahwa 75 persen dari pilot AS pulang tanpa menjatuhkan persenjataan apapun. Penyebabnya, lagi-lagi karena lambatnya pengambilan keputusan oleh birokrasi militer AS. Kelambanan ini juga disebut-sebut sebagai penyebab mundurnya kepala Pentagon yang lama, Chuck Hagel.

Sementara itu, seorang pejabat senior di Pentagon, menolak jika perang melawan ISIS dibandingkan dengan Perang Teluk dan Perang Kosovo.

”Perang Teluk dan Kosovo bukan perbandingan yang wajar. Dalam berbagai contoh, kami melawan pasukan konvensional. Hari ini (saat melawan ISIS), kita mendukung perang melawan teroris yang menyatu dengan penduduk sipil,” kata pejabat itu yang berbicara dalam kondisi anonim.

“Ambang batas kami untuk korban sipil dan kerusakan ada jaminan rendah. Kami tidak ingin memiliki laga pertempuran ini. Kami memiliki mitra yang dapat diandalkan di lapangan,” katanya lagi. (mas)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.