Jumat, 19 Juni 2015

Aksi Para Perompak Bahan Bakar di Selat Malaka

Kapal tanker Malaysia Orkim Harmony sempat tak terdeteksi radar saat melintas di Tanjung Sedii, Johor, Selat Malaka. Lokasi tersebut disebut-sebut sebagai 'hotspot' para perompak yang kerap melakukan perampasan.

Orkim Harmony dilaporkan hilang pada Kamis (11/6) malam. Seminggu berlalu, Rabu (17/6) kemarin kapal tersebut terdeteksi berada di antara perairan Thailand dan Kamboja.

Meskipun belum ada kejelasan tentang apa yang terjadi selama Malaysia itu hilang, namun cerita perompakan di Selat Malaka seakan menjadi sebuah sejarah panjang. Kejahatan laut di Malaka telah terjadi sejak jaman kerajaan ratusan tahun lalu. Berikut beberapa kasus perompakan yang pernah terjadi di selat yang menghubungkan Indonesia, India, dan Tiongkok ini.

 1. Maret 2015: TNI AL Gagalkan Perompakan di Tanjunguncang Batam 

Tim Sea Rider Western Fleet Quick Response (WFQR) TNI AL berhasil menggagalkan upaya perompakan terhadap kapal-kapal yang melego jangkar di perairan Tanjunguncang, Batam. Sebanyak enam pelaku diamankan.

Para pelaku diketahui menggunakan pancung kayu bermesin 40 PK. Dari tangan pelaku petugas mengamankan dua bilah katana, sepuluh pisau cutter, kunci pas, obeng, busi dan lainnya.

"Sebelumnya sudah ada laporan masuk dari pengguna jasa laut, IFC Singapura, POCC Singapura dan instansi keamanan negara tetangga, tentang keberadaan para perompak ini," Komandan Guskamla Armabar kala itu, Laksamana Pertama Abdul Rasyid Kacong, Kamis (5/3).

 2. April 2014: Kapal Jepang Diserang, 3 WNI Diculik 

Sebuah kapal tanker milik Jepang, Naninwa Maru 1, dibajak perompak di Selat Malaka pada akhir April 2014 lalu. Kapal tersebut tengah melakukan pelayaran dari Singapura ke Myanmar.

Dilansir dari Reuters (24/4/2014), pembajakan terjadi 22 April 2012 dini hari waktu setempat. Pelaku diperkirakan sekitar 5 orang.

Komoditi yang diangkut Naninwa Maru 1 saat itu adalah 5 juta liter solar. Sejumlah media lokal menyebut ada 7 WNI yang menjadi ABK di kapal tersebut. Selain itu ada pula warga Thailand, Myanmar, dan India. Tiga dari tujuh WNI dinyatakan diculik.

"Memang ada informasi perompakan itu, jadi saat perompak meninggalkan kapal mereka membawa 3 ABK yang berasal dari Indonesia dari 7 orang WNI yang ada di kapal," ucap Jubir Kemlu saat itu, Michael Tene, Kamis (24/4/2014).

Naniwa Maru I akhirnya berhasil merapat ke pelabuhan utara Port Klang selepas ditunda oleh APMM Malaysia (Agency Penguat Kuasa Maritim Malaysia). Selanjutnya seluruh ABK yang tersisa diperiksa secara intensif.

 3. Desember 2014: TNI AL Tangkap 4 Perompak 

Satuan gabungan Koarmabar TNI AL berhasil membekuk 4 perompak yang beraksi di kawasan Selat Malaka. Dari tangan mereka juga ditemukan narkoba siap edar.

Berdasarkan pernyataan Panglima Koarmabar kala itu, Laksamana Muda Widodo, Jumat (26/12/2014), target operasi para pelaku yaitu kapal bertonase besar seperti Bulk Carrier dan Tug Boat UMT 6.

Aparat TNI AL mengejar pelaku yang diketahui berada di Pulau Terung, Batam, menggunakan combat boat. Pengejaran berlangsung kira-kira 5 jam pada 25 Desember 2014.

Saat ditangkap, diamankan pula bersama pelaku 1/2 kilogram ganja kering, 104 paket ganja siap edar serta 1 paket sabu-sabu yang siap edar. Pelaku selanjutnya diamankan di Lanal Batam.

 4. Desember 2012: Perompak Kapal bermuatan 160 ton BBM Ditangkap 

Kapal tug boat yang bermuatan 150 ton solar dan 10 ton premium dibajak di perairan Batam. Beberapa hari kemudian aparat gabungan berhasil menangkap 2 perompak terkait kejadian tersebut.

Komandan Pangkalan TNI AL (Lanal) Batam kala itu, Kolonel Nurhidayat, menyatakan, peristiwa pembajakan terjadi pada 31 Desember 2012. Tanggal 2 Januari 2013, 2 pelaku berhasil ditangkap di daerah Tanjung Riau, Sekupang, Batam.

Berdasarkan keterangan saksi mata, kapal tug boat tersebut berangkat dari Pelabuhan Tanjung Uban, Bintan, menuju Pulau Guntung, Riau. Kedua pelaku langsung menaiki kapal dan mengancam menggunakan parang.

Beberapa ABK dan petugas keamanan kapal diikat dan dibuang di wilayah Kepulauan Riau. Empat ABK dan 3 sekuriti akhirnya berhasil dievakuasi. Mereka tidak mengalami luka sedikit pun.

"Kami selamat lantaran ditolong nelayan yang kebetulan melintas di pulau terpencil itu," kata salah satu ABK, Arifin.

Sementara, tug boat dan tongkang ditemukan mengapung di Perairan Pulau Abang. Kapal yang muatannya sudah berkurang drastis itu kemudian dijaga ketat oleh TNI-AL dan personel Polairud Polda Kepri. (rna/mad)

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.