Minggu, 14 Juni 2015

Menhan mengunjungi Markas Batalyon Infantri 303/Raider SSM

Pasukan Raider itu adalah pasukan Raid yang melaksanakan operasi penyergapan, penghancuran komando musuh, dan pembebasan tawanan dengan cepat dan senyap.Menteri Pertahanan, mengatakan bahwa didalam satu Batalyon Pasukan Raider setara kemampuan dan keterampilannya dengan tiga pasukan Batalyon infantri biasa. Hal ini dikarenakan Pasukan Raider termasuk bagian dari pasukan khusus.

Menhan, Ryamizard Ryacudu mengatakan hal itu, Jumat (12/6) saat mengunjungi Markas Batalyon Infantri 303/Raider SSM, di Cikajang Kabupaten Garut, Jawa Barat. Peninjauannya ke Markas Batalyon Raider itu merupakan rangkaian kunjungan kerja Menhan ke Kabupaten Garut.

Lebih lanjut Menhan menjelaskan, pasukan Raider itu adalah pasukan Raid yang melaksanakan operasi penyergapan, penghancuran komando musuh, dan pembebasan tawanan dengan cepat dan senyap.

Sehubungan dengan kemampuan pelaksanaan tugas tersebut, pasukan khusus bukan hanya untuk menjadi kesombongan dan gagahan saja. Akan tetapi pasukan ini diperlukan untuk melaksanakan tugas yang sangat berbahaya yang tidak bisa dilakukan oleh pasukan infantri biasa.

Menurut Menhan, profesionalisme dan sikap dari pasukan Raider harus tetap dijaga dengan terus mengadakan latihan-latihan yang terampil.

Pasukan khusus dilatih sesuai dengan kemampuannya. Jadi latihan pasukan raid jangan sampai dicampurkan dan dengan latihan pasukan konvensional. Karena ini menjadi akan tidak professional.“ ungkap Bapak Pendiri Pasukan Raider.

Pada kesempatan arahannya kepada prajurit Yonif 303/SSM Garut yang di komandani Letkol. Inf Iwan Setiawan, S.ip, Menhan mengatakan dalam memenangkan peperangan itu bukanlah di hitung dari kehebatan Alutsistanya saja, akan tetapi semangat kemenangan yang tercipta dari setiap pasukan militer.

Saya agak kecewa, jika semangat menggebu-gebu memaksakan alutsista yang besar-besar tanpa adanya semangat dari personilnya. Karena kalo tidak ada semangat dari orangnya itu Alutsista tidak akan berguna,” Kata Menhan.

Menhan pada saat itu juga menekankan kepada pasukan Raider untuk memegang teguh disiplin tempur, dan harus sudah mendarah daging didalam pasukan Raider. Terkait disiplin tempur tersebut, Menhan mencontohkan pasukan Raider tidak boleh mempergunakan alat komunikasi Hand Phone disaat melaksanakan tugas. Contoh lain disiplin tempur yang dimaksud adalah faktor keamanan dalam penggunaan senjata tempur.

Meskipun teknologi komunikasi Hand Phone itu bagus, namun akan menjadi tidak baik jika dipergunakan bukan pada tempatnya, seperti saat tugas jaga. jadi masalah disiplin tempur harus ditanamkan".

   DMC  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.