Kamis, 11 Juni 2015

Menristek Meninjau Perkembangan Pesawat N219

Selasa, 20 Januari 2015 Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi Mohammad Nasir, berkunjung ke PT Dirgantara Indonesia (Persero) untuk memimpin rapat koordinasi perkembangan pesawat N 219. Rapat tersebut selain dihadiri perwakilan dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Perindustrian, Perhubungan, Bappenan, BUMN, Lapan juga turut hadir Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Dari LAPAN (Lembaga dan Antariksa Nasional) hadir Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin, rapat yang diselenggarakan secara tertutup di Gedung Pusat Manajemen (GPM) PTDI lantai 9. Materi yang dibahas mengenai pemenuhan kebutuhan dana guna memproduksi pesawat N 219. Dalam rapat ini Menristek Dikti menyatakan mendorong percepatan produksi dari proyek pembuatan pesawat N 219.

Pesawat N 219 adalah pesawat angkut ringan yang cocok di berbagai medan. Keunggulan pesawat N 219 antara lain dapat lepas landas dalam jarak pendek, mudah dioperasikan di daerah terpencil, bisa self starting tanpa bantuan ground support unit, bisa beroperasi dengan ground support equipment yang minimum, serta bisa beroperasi dan dirawat dengan biaya yang rendah dan harga yang bersaing. N 219 adalah pesawat masa mendatang yang multi fungsi karena dapat digunakan untuk mengangkut personil, barang, dan atau untuk keduanya.

Setelah memimpin rapat koordinasi, Menristek Dikti beserta rombongan didampingi langsung Dirut PTDI Budi Santoso mengunjungi hanggar final assembling dan Gedung Pusat Teknologi (GPT) PTDI. Di hanggar final assembling, Menristek Dikti beserta rombongan meninjau langsung proses perakitan pesawat. Peninjauan dilanjutkan ke GPT untuk melihat dan mencoba langsung mock-up pesawat N 219.

Mohammad Nasir optimis pesawat N219 bisa menjadi awal bangkitnya kedirgantaraan Indonesia. Karena pesawat kecil berkapasitas 19 penumpang itu menjadi incaran banyak maskapai yang melayani rute penerbangan antar kota di daerah terpencil Indonesia seperti Aceh, Papua dan beberapa daerah lain. "Di daerah seperti itu perjalanan darat bisa 12 jam, kalau dengan pesawat kecil bisa 45 menit. Ini menjadi peluang bagi maskapai yang melayani rute jarak dekat dan itu menjadi pangsa pasar bagi N219," tegasnya.

Optimisme juga disampaikan Dirut PTDI Budi Santoso. Ia mengatakan bahwa saat ini sudah ada pesanan sektiar 200 unit N219 dari berbagai maskapai lokal dan mancanegara. "Kami juga mendapat pesanan dari TNI angkatan laut dan maskapai asal Thailand," ujarnya.

N 219 adalah hasil karya putera-puteri bangsa yang mampu menjawab kebutuhan dunia di kelasnya. Ini adalah salah satu bukti karya anak bangsa dalam penguasaan teknologi kedirgantaraan. Kunjungan berakhir setelah peninjauan mock-up N 219.

  PT DI  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.