Minggu, 07 Juni 2015

Potensi Industri Dalam Negeri Harus Dimaksimalkan

Rencana strategis jangka panjang dari tiga matra harus bisa menciptakan blue print yang dapat terus di-updgrade sejalan ancaman yang datang. Luhur Binsar Pandjaitan, Kepala Staf Khusus Kepresidenan Republik Indonesia, mengunjungi PT Pindad (Persero) pada Kamis, 4 Juni 2015. Rombongan diterima oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero) Silmy Karim beserta jajaran Direksi dan pimpinan PT Pindad (Persero) di Auditorium Gedung Direktorat. Turut mendampingi rombongan Kepala Staf Khusus Kepresidenan RI adalah Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Gubernur Jawa Barat, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat, dan para Direktur Utama Industri Strategis seperti PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), dan PT LEN Industri (Persero).

Pindad sebagai industri pertahanan nasional, tidak ingin sekedar dipandang sebagai produsen produk pertahanan dan keamanan semata, tapi Pindad juga membawa beban kebanggaan rakyat Indonesia. “Janganlah memandang Pindad hanya sebagai perusahaan yang memproduksi produk pertahanan dan keamanan. Pindad ingin menjadi industri pertahanan yang mempunyai tanggung jawab sebagai kebanggaan masyarakat Indonesia,” ujar Silmy Karim, dalam kata sambutannya.

Ia juga memberikan update seputar kehandalan produk pertahanan dan keamanan Pindad yang sudah terbukti dan beberapa produk baru Pindad yang sedang diteliti dan dikembangkan perusahaan. “Produk senjata Pindad berhasil membawa tim petembak TNI AD memborong lebih dari 50% medali dan menjadi juara umum di Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015 dengan mendominasi di nomor senapan dan pistol. Beberapa produk lain seperti Munisi Kaliber Besar 105mm sedang kami push untuk mendapatkan pasar dan beberapa produk baru seperti Panser Anoa 6x6 Amphibious dan senapan SSX 7,62mm akan kami sertifikasi tahun ini untuk launching di tahun depan,” lanjut Silmy.

Luhut Pandjaitan mengatakan bahwa industri strategis, sebagaimana industri dalam negeri lainnya harus terus dikedepankan di Indonesia. “Industri strategis dalam negeri harus terus dikedepankan karena ini investasi tersendiri. Kalau industri strategis bisa dimanfaatkan secara maksimal, akan bisa menciptakan lapangan kerja, memberikan nilai tambah, dan menghasilkan devisa untuk negara,” ujar Luhut.

Ia juga menyinggung sinergi yang terbentuk antara pengguna dan industri dalam menghasilkan produk pertahanan dan keamanan yang efektif dan efisien. “Rencana strategis jangka panjang dari tiga matra harus bisa menciptakan blue print yang dapat terus di-updgrade sejalan ancaman yang datang. Pindad sudah bisa memberi bukti lewat produk-produk pertahanan dan keamanan yang berkualitas sehingga kepercayaan pengguna akan produk dalam negeri akan semakin besar, namun kapasitas perusahaan pun harus terus berkembang,” tambahnya.

Rombongan melanjutkan rangkaian acara dengan meninjau fasilitas produksi pengelasan dan perakitan Divisi Kendaraan Khusus serta menyaksikan defile produk-produk kendaraan khusus PT Pindad (Persero) seperti Panser Anoa dengan berbagai varian, Komodo dengan berbagai varian, hingga tank AMX-13. Acara ditutup dengan mengunjungi fasilitas produksi senjata laras panjang di Divisi Senjata. (Anggia)

  ★ Pindad  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.