Kamis, 04 Juni 2015

[World] Salah Sasaran, Serangan Saudi Tewaskan Pasukan Sekutu

http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/06/03/43/1008386/salah-sasaran-serangan-saudi-tewaskan-pasukan-sekutu-oOp.JPGBukannya menembak basis pemberontak Houthi, Saudi justru menembaki markas sekutu mereka. (Reuters)

Serangan udara yang dilancarkan koalisi teluk pimpinan Arab Saudi di Yaman dikabarkan salah sasaran. Bukannya menembak basis pemberontak Houthi, Saudi justru menembaki markas sekutu mereka.

Menurut beberapa saksi mata, serangan yang dilancarkan Saudi di ibukota Yaman, Sanaa itu menghantam basis prajurit loyalis Presiden Yaman, Abd Mansour Hadi. Saksi mata itu mengatakan, seperti dilansir New York Times pada Rabu (3/6/2015), setidaknya 16 prajurit loyalis Hadi tewas dalam serangan itu.

Pemerintah Saudi atupun Yaman belum memberikan komentar apapun mengenai serangan salah sasaran yang berlangsung semalam tersebut. Serangan ini juga dipastikan akan membawa sedikit kerugian bagi koalisi Teluk, mengingat jumlah pasukan darat di Yaman terus berkurang.

Ini bukanlah kali pertama Suadi salah melakukan serangan ke Yaman. Seperti diketahui, sebelumnya Saudi pernah secara tidak sengaja menghancurkan beberapa rumah warga dan juga Kedutaan Besar Indonesia (KBRI), Sanaa.

Dalam serangan yang awalnya ditujukan kepada depot amunisi kelompok Houthi di Kota Sanaa. Namun, serangan udara itu malah menghantam beberapa rumah penduduk, termasuk gedung KBRI Yaman yang berada di Kota Sanaa.
DK PBB Serukan Gencatan Senjata di Yaman http://cdn.sindonews.net/dyn/620/content/2015/06/03/42/1008387/dk-pbb-serukan-gencatan-senjata-di-yaman-Wme.jpgGencatan senjata terakhir terjadi pada Mei lalu, dan berlangsung selama lima hari. (istimewa)

Dewan Keamanan (DK) PBB menyerukan untuk kembali diadakannya gencatan senjata kemanusiaan di Yaman. Gencatan senjata terakhir terjadi pada Mei lalu, dan berlangsung selama lima hari.

"Anggota DK PBB mendukung pernyataan Seketaris Jenderal untuk kembali diadakannya gencatan senjata kemanusiaan, untuk memungkinkan masuknya bantuan, dimana bantuan itu sangat dibutuhkan warga Yaman," kata bunyi pernyataan DK PBB.

Dalam pernyataannya, DK PBB menyebut juga gencatan senjata merupakan awal dari negosiasi damai di Yaman. Mereka juga meminta kepada semua pihak yang bertikai di Yaman untuk segera duduk satu meja, dan memulai negosiasi.

DK PBB, seperti dilansir Al Arabiya pada Rabu (3/6/2015) dalam pernyataannya turut mengutarakan kekeceawaan atas mundurnya negosiasi damai Yaman di Jenewa. Negosiasi itu rencananya akan digelar pada akhir Mei lalu.

Negosiasi pertama gagal dilaksanakan setelah Presiden Yaman Abd Mansour Hadi menolak hadir dalam kesempatan tersebut. Selain Hadi, Houthi juga dilaporkan menolak hadir dalam negosiasi itu, karena mereka yakin akan menjadi objek serangan di sana. (esn)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.