Kamis, 04 Juni 2015

[World] Vietnam Produksi Korvet Rusia

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgt0EZ0beieJEjfv9Xip1eWIftZ3xyiK52_4MqdSerR6go1fgeRgFmVzGBNC5hHrb8yrUff9te6Wc8HQ7NVfB-bYO4_bCzus8ldckWdynMKatDYirPNvuar5pxRS8PPD55WQ7siZP6KS8SX/s400/1685589-7-copy.jpgKorvet Tarantul class produksi lokal [VoV] ★
Vietnam menerima dua kapal rudal baru lisensi kapal korvet Rusia, yang di produksi di dalam negeri pada hari Selasa, langkah ini ditempuh militer untuk memperkuat pertahanan maritimnya.

Dua korvet Tarantul class, yang dikenal sebagai Molniyas, dilengkapi dengan 16 rudal dan senjata otomatis. Angkatan Laut Vietnam memesan enam kapal korvet Tarantul class, dua di antaranya dikirimkan tahun lalu. Kapal korvet produksi lokal dibekali rudal yang memiliki jangkauan 130 kilometer.

Pengumuman ini diberitakan resmi di situs pemerintah Vietnam, di tengah gemuruh diplomatik atas keprihatinan penempatan sistem artileri China di wilayah Laut China Selatan (LCS).

Kemampuan pertahanan angkatan laut Vietnam telah dibekali hardware Rusia, termasuk kapal selam state-of-the-art kilo class, dengan dilengkapi rudal serangan darat varian Rusia rudal Klub. Mereka mampu menyerang secara presisi dalam jangkauan 300 km.
imageBanyak ahli melihat penguatan pertahanan Vietnam dan hubungan diplomatik dengan Jepang, Filipina dan Amerika Serikat akhir-akhir ini sebagai tanda untuk melawan pertumbuhan kekuatan China di LCS.

Wakil Menteri Pertahanan Truong Quang Khanh mengatakan kapal korvet baru ini menunjukkan bahwa Vietnam bisa "sepenuhnya menguasai teknologi dan teknik pembuatan kapal militer modern" dan akan meningkatkan kekuatan tempur untuk melindungi kedaulatan maritim, demikian kutipan laporan tersebut.

Dikatakan bahwa kapal ini bisa sebagai kapal perang, kapal amfibi ataupun korvet, dan melindungi kapal selam dalam melaksanakan pengintaian.

China merupakan sekutu ekonomi dan politik yang penting untuk Vietnam, tetapi hubungan menjadi tegang setelah saling klaim atas kepemilikan pulau-pulau Spratly dan Paracel. China mengatakan dengan tegas bahwa memiliki yurisdiksi atas sembilan persepuluh wilayah di Laut Cina Selatan, dan bertentangan dengan empat negara Asia Tenggara. [reuters]

  Garuda Militer  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.