Minggu, 12 Juli 2015

Mako Brimob Simongan Semarang diserang ratusan orang bersenjata

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1EI3oKFroa9mXAoHr30Ol8Jpvvxv1qm6eFKQ8zPfyy28GXKpjMM0xrgzUT2SV5R4Hsas1oFjaXW0bieiiu-BiYwxHqY-l-ikSBA7G2BsGk1gMgqvswiuFcna4X5w2m8ctobFdiosrFZE/s1600/mako-brimob-simongan-semarang-diserang-ratusan-orang-bersenjata.jpgMako Brimob Simongan Semarang. ©2015 Merdeka.com/parwito ⚓️

Ratusan orang bersenjata laras panjang terlibat bentrok dengan anggota Brimob Simongan di Markas Satuan Brimob Polda Jateng Detasemen A Pelopor Subden 2 di Kawasan Jalan Kumudasmoro Gisikdrono, Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah Minggu (12/7) dini hari. Kejadian terjadi sekitar pukul 02.00 WIB.

Sempat terdengar beberapa letusan tembakan ke udara. Bahkan, sejumlah warga di sekitar lokasi kejadian berusaha melihat insiden tersebut diusir dan disuruh masuk rumah oleh orang tersebut.

"Jumlahnya banyak, hampir mencapai ratusan orang bersenjata laras panjang. Mereka datang menggunakan sejumlah mobil dan motor. Warga banyak yang ketakutan," ungkap saksi mata, warga sekitar yang enggan disebut namanya saat ditemui merdeka.com di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) Minggu (12/7) siang tadi.

Informasi yang dihimpun, selain membawa senjata laras panjang, lanjut saksi tersebut, beberapa orang membawa benda mirip pelontar mortir. "Beberapa warga juga sempat kebingungan melihat kejadian tersebut. Pakaiannya serba hitam. Dikira ada latihan," ungkap warga tersebut.

Sebelum kelompok misterius itu masuk ke Markas Brimob Simongan, terdengar beberapa tembakan ke udara. Beberapa lainnya sempat menodongkan senjata laras panjang ke sejumlah warga. Sejumlah warga memang ada yang sedang nongkrong di pos kampling, serta warga hendak sahur.

"Ditodong senjata laras panjang, kemudian disuruh masuk ke dalam rumah," ungkap saksi tersebut.

Dikatakan saksi, sejumlah warga bertanya-tanya atas insiden menegangkan tersebut. "Saya kira meraka sedang latihan, sepertinya ada masalah antara kedua kelompok aparat. Mereka melakukan penyerangan. Ada yang teriak-teriak 'maju'. Suasananya menakutkan seperti perang," katanya.

Seorang ibu, berinisial NIK umur 55 tahun, pemilik warung tak jauh dari lokasi kejadian mengaku hanya bisa melihat dari jarak jauh karena ketakutan.

"Enggak ada yang berani keluar mas, saya hanya mengintip dari warung. Ada geger aparat, jumlahnya ratusan," ujarnya.

Belum diketahui jelas apa motif dan penyebab terjadinya penyerangan yang dilakukan orang berseragam serba hitam-hitam tersebut.

Belum ada konfirmasi dari polisi. Telepon seluler Kabid Humas Polda Jateng Kombes Aloysius Liliek Darmanto, Dansatbrimob Polda Jateng Kombes Muhammad Badrus tidak diangkat saat ingin dimintai konfirmasi mengenai kejadian ini.
Penyerbu Mako Brimob Simongan Semarang diduga anggota TNI Penerbad Seorang saksi mata berinisial YK (60) menceritakan peristiwa yang terjadi di Markas Brimob Simongan Semarang saat terjadi penyerangan. Kebetulan YK saat kejadian sedang menginap di rumah menantu, asrama kompleks Brimob Simongan.

YK mengatakan, kejadian terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dinihari. "Awalnya kejadian dari pos penjagaan Markas Brimob ada sejumlah orang dikejar-kejar oleh anggota Brimob. Saat itu, terdengar ledakan tembakan kurang lebih sebanyak empat kali," kata YK ditemui merdeka.com di sekitar Kompleks Markas Brimob Simongan di Jalan Kumudasmoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, Minggu (12/7).

YK mengungkapkan, jika sekelompok orang yang dikejar-kejar itu diduga adalah anggota TNI dari Penerbang Angkatan Darat (Penerbad) Kota Semarang, Jawa Tengah. Diduga sebelum aksi kejar-kejaran itu telah terjadi bentrokan antara anggota TNI Penerbad dan anggota Brimob di dalam Mako Brimob Simongan Semarang tersebut.

Lalu, sekelompok orang diduga anggota Penerbad tersebut lari dari pos penjagaan menuju ke sekitar Masjid At- Tawab yang ada di Kompleks Markas Brimob Simongan Yon-A Kompi 2 Semarang Barat, Kota Semarang. "Nah, di sekitar masjid sudah ada ratusan anggota Penerbad temannya lain menunggu," ungkapnya.

Kemudian di masjid itu, saksi mata YK melihat sejumlah orang yang diduga anggota Penerbad emosi dan mengamuk. Belum diketahui apa penyebab dan motif terjadinya penyerbuan Markas Brimob Polda Jateng di Simongan, Kota Semarang itu. Belum ada konfirmasi dari pihak kepolisian.

Kejadian ini membuat warga sekitar ketakutan. Apalagi terdengar suara tembakan yang membuat warga tak berani keluar rumah.
Serbu markas Brimob, anggota TNI keroyok Brimob dan rusak motor Situasi menegangkan sempat terjadi di Markas Brimob Simongan, Kota Semarang, Jawa Tengah. Usai terjadi aksi kejar-kejaran antara anggota Brimob dan anggota Penerbang TNI AD (Penerbad) di jalan depan markas, ada satu anggota Tamtama Remaja Brimob mengendarai motor hendak mencari sahur menjadi korban pengeroyokan.

"Anggota tamtama Brimob itu ditanyai anggota Penerbad, kamu orang Brimob ya? Setelah mengangguk anggota Brimob tamtama itu langsung dikeroyok dan jadi bulan-bulanan ratusan anggota Penerbad di depan masjid At Tawab Markas Brimob Simongan," ungkap YK, saksi mata kepada merdeka.com di sekitar Mako Brimob Simongan Jalan Kumudasmoro, Kota Semarang, Jawa Tengah Minggu (11/7) siang.

Selain mengeroyok salah satu anggota Brimob, ratusan anggota Penerbad itu juga merusak sepeda motor matic warna hitam. "Motor milik anggota Brimob tamtama itu juga ikut dirusak," ungkap YK, warga Condro Kusumo RT 8 RW V, Kelurahan Gisikdrono, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Informasi yang dihimpun, para anggota TNI itu membawa senjata laras panjang. Beberapa orang juga membawa benda mirip pelontar mortir. "Beberapa warga juga sempat kebingungan melihat kejadian tersebut. Pakaiannya serba hitam. Dikira ada latihan," ungkap salah seorang warga lainnya.

Sebelum masuk ke Markas Brimob Simongan, terdengar beberapa tembakan ke udara. Beberapa lainnya sempat menodongkan senjata laras panjang ke sejumlah warga. Sejumlah warga memang ada yang sedang nongkrong di pos kampling, serta warga hendak sahur. Mereka kemudian bubar karena ketakutan.
Diserang TNI, anggota Brimob di markas Simongan dilarang keluar Saat terjadi penyerbuan oleh ratusan anggota Penerbang TNI AD (Penerbad) ke Markas Brimob Polda Jateng Simongan di Jalan Kumudasmoro, Kota Semarang, Jawa Tengah, terdengar pengumuman lewat speaker. Bunyi pengumuman itu adalah seluruh anggota Brimob tidak boleh keluar dari markas. Sementara di luar tembok markas sudah dikepung ratusan anggota dari Penerbad.

"Tak berselang lama, datang beberapa mobil, ada tulisannya Penerbad. Mobil dari Brimob Srondol juga datang. Mungkin untuk mengamankan anggotanya sendiri," ungkap YK, saksi mata penyerangan berumur 60 tahun, yang kebetulan sedang menginap di rumah menantu di asrama Kompleks Markas Brimob Simongan Semarang kepada merdeka.com Minggu (11/7).

YK mengaku setelah kerusuhan itu baru sekitar pukul 03.00 WIB beberapa warga sekitar asrama Brimob Simongan di dalam Kompleks Markas Brimobda Simongan bisa keluar untuk mencari makanan sahur. "Saya bisa keluar dari asrama untuk cari makan sahur setelah situasi sepi sekitar pukul 03.00 WIB," terangnya.

Insiden penyerbuan ratusan anggota Penerbang TNI AD itu diketahui oleh warga sekitar di luar asrama. Namun, mereka tidak berani berbuat apa-apa karena takut.

"Warga yang tinggal di depan sini (Condro Kusumo RT 8) tahu semua. Tapi enggak bisa berbuat apa-apa, disuruh masuk, enggak boleh keluar, warga ketakutan," akunya.

Salah seorang anggota Brimob Simongan yang berjaga di depan Mako membenarkan bahwa kelompok tersebut dari TNI Penerbad. "Kondisi Mako sedang sepi karena banyak anggota sedang bertugas di luar kota melakukan pengamanan lebaran. Padahal mereka (anggota Penerbad) juga sering latihan menembak di sini," ujarnya.

Dari hasil pantauan di lokasi kejadian, pada pukul 14.20 WIB siang tadi tampak mobil Inafis Polrestabes Semarang masuk di Markas Satuan Brimob Polda Jateng Detasemen A Pelopor Subden 2 Jalan Kumudasmoro Gisikdrono, Semarang Barat.

Beberapa menit kemudian disusul mobil dinas Suzuki Grand Vitara yang diduga mobil dinas Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin. Mako tersebut dijaga ketat.

Terlihat ada warga sipil hendak masuk di pos penjagaan, namun tidak diperbolehkan masuk. Begitupun wartawan hanya bisa melakukan pantauan dari luar markas.

  ⚓️ merdeka  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.