Selasa, 14 Juli 2015

Seorang Penikam Anggota TNI di Gowa Tertangkap

Pangkostrad Letnan Jenderal Mulyono memberikan keterangan terkait kasus penusukan anggota Brigif L-3/k di Media Center Kostrad, Jakarta, Senin (13/7). Mulyono menyerahkan sepenuhnya pengusutan kasus tersebut kepada kepolisian. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

D
ua anggota TNI menjadi korban penikaman oleh kelompok orang tidak dikenal di area parkir Lapangan Syech Yusuf, di Jalan Mesjid Raya, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Sombaopu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Pengusutan kasus ‎pengeroyokan dan penikaman terhadap anggota TNI AD ini mulai menemui titik terang.

Kepolisian setempat berhasil menangkap 1 orang yang diduga pelaku pengeroyokan tersebut.

"‎Sementara sudah ada 1 orang sipil berhasil ditangkap. Terduga saat kejadian ditemukan tengah membawa senjata tajam di sekitar lokasi," ungkap Panglima Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat (Pangkostrad), Letnan Jenderal Mulyono, di Media Center Makostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (13/7/2015).

Namun, Mulyono mengaku belum bisa menyimpulkan motif penikaman anggotanya. ‎Saat ini polisi masih melakukan pendalaman terhadap kasus pengeroyokan tersebut. Polisi juga tengah menggali keterangan dari terduga pelaku yang berhasil diamankan.

Sebelumnya, 2 anggota TNI ditikam oleh kelompok orang tidak dikenal. Mereka ditikam pukul 01.30 Wita, Minggu (12/7/2015).

Keduanya dari Kesatuan Yonif 433 Kostrad dan Brigif 3 Kostrad bernama Pratu Aspiring Mallobasang serta Pratu Rahman Faturrahman.

Pukul 21.00 Wita, Pratu Rahman meninggalkan Asrama Brigif 3 Kostrad dengan tujuan menemui istrinya yang berada di Dusun Bontorea, Desa Pallangga, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa, Sulsel‎. Tapi dia mampir ke Mal M'Tos Makassar, Jalan Perintis Kemerdekaan, untuk membeli pakaian anaknya.

Usai berbelanja, Pratu Rahman melanjutkan perjalanan dan berhenti di Lapan‎gan Syech Yusuf Discovery di Jalan Masjid Raya Sungguminasa untuk membeli nasi kuning.

Pratu Rahman bertemu dengan rekannya Pratu Aspiring Mallobasang yang sejak awal sudah berada di lokasi tersebut.‎ Selang beberapa menit, tiba-tiba sekelompok orang tidak dikenal berjumlah 20 orang mendatangi keduanya.

Seorang di antaranya mencabut badik lalu menikam perut Pratu Rahman. Korban dan Pratu Aspiring tetap melakukan perlawanan setelah peristiwa itu.

Namun, jumlah pelaku yang lebih banyak membuat keduanya tidak berdaya dan meloloskan diri. Tapi pelaku tetap mengejar dan menikam punggung salah satu korban, Pratu Aspiring, sebanyak 3 tusukan. (Bob/Mut)
Buronan Penikam Anggota TNI di Gowa Berambut Pendek dan Tegap 2 Anggota TNI AD menjadi korban pengeroyokan dan penikaman di Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu 12 Juli 2015 dini hari. Korban bernama Pratu Aspin ‎Mallobasang tewas akibat luka tusuk di dada kirinya. Sementara Pratu Fatkhu Rahman masih dirawat di RS Pelamonia Makassar akibat luka tusuk di punggungnya.

Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letnan Jenderal Mulyono membenarkan peristiwa yang menimpa anak buahnya itu. Dia menduga pengeroyokan dilakukan oleh 20 orang tidak dikenal.

"Peristiwa terjadi saat 2 anggota kami menonton festival bedug di Lapangan Syekh Yusuf, Gowa. Keduanya dikeroyok 20 orang tidak dikenal, laki-laki semua," ujar Mulyono di Media Center Makostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (13/7/2015).

Berdasarkan keterangan saksi mata di lapangan, Mulyono mengungkapkan ciri-ciri pelaku pengeroyokan. Salah seorang pelaku diketahui berpostur tegap, berambut pendek dan memakai kopiah hitam.

"Jadi ada saksi mata di TKP bilang salah satu pelaku berambut pendek, berkopiah hitam, berbadan tegap, dan mengendarai motor scorpio berwarna silver variasi hitam," ungkap Mulyono.

Kedua korban langsung dilarikan ke RS Pelamonia Makassar dengan dibantu masyarakat sekitar. Akibat luka yang sangat serius, korban Pratu Aspin Mallobasang dirujuk ke RS Wahidin Makassar untuk penanganan lebih lanjut. Namun, sekitar pukul 07.40 Wita, korban menghembuskan napas terakhir.

"Sedangkan ‎Pratu Fatkhu Rahman saat ini masih dirawat intensif di RS Pelamonia. Kondisinya masih sadar," terang Mulyono.

Mewakili institusinya, jenderal bintang tiga itu mengucapkan belasungkawa atas peristiwa yang dialami anak buahnya. Dia berharap keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Dia juga mendoakan agar Pratu Fatkhu segera pulih dan beraktivitas seperti biasa.

‎"Kami berduka rekan kita meninggal dunia. Semoga amalnya diterima Tuhan Yang Maha Esa. Dan yang masih sakit segera sembuh," harap Mulyono. (Bob/Mut)
Penikaman 2 Anggota Kami Kriminal Murni Logo Kostrad

P
olda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) bersama Kodam VII Wirabuana membentuk tim khusus untuk mengusut penikaman 2 anggota TNI Brigif 3 Kostrad Kariango Kabupaten Maros, Pratu Hasbi alias Aspin dan Pratu Rahman Faturrahman di areal jalan Masjid Raya Kabupaten Gowa.

Tim khusus yang terbentuk diberikan tugas melakukan investigasi untuk mengungkap dalang dibalik penikaman yang berujung meninggalnya Pratu Aspin.

"Tim khusus atau tim investigasi terpadu ini dipimpin langsung oleh Kapolda Sulselbar Irjen Pol Anton Setiadji," kata Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar usai mengikuti kegiatan serah terima jabatan petinggi Jajaran Kodam VII Wirabuana, Senin (13/7/2015).

Bachtiar mengatakan, tim khusus telah melakukan penyelidikan, di antaranya memeriksa sejumlah saksi dan juga mengumpulkan barang bukti seperti CCTV di sekitar tempat kejadian perkara (TKP).

"Saksi-saksi yang telah diperiksa di antaranya warga yang melihat langsung kejadian dan anggota TNI korban penyerangan lainnya, Pratu Rahman Faturrahman," kata Bachtiar.

Bachtiar berharap TNI-Polri tidak mudah terpancing dan tetap menjaga solidaritas kedua institusi ini. "Mari tetap membangun solidaritas, dan tidak terpancing serta terprovokasi dengan insiden yang telah terjadi," ucap dia.

Situasi keamanan dan ketertiban di Sulsel terganggu akibat adanya 2 peristiwa kriminalitas yang dilakukan orang tak dikenal terhadap aparat keamanan di Kabupaten Gowa belakangan ini.

2 Anggota TNI AD menjadi korban pengeroyokan dan penikaman di jalan area parkir Masjid Raya Syech Yusuf, Gowa, Minggu 12 Juli 2015 dini hari. Pratu Aspin meninggal usai ditusuk menggunakan pedang oleh sekelompok orang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor.

Rekannya yakni Pratu Rahman Faturrahman turut mengalami luka tikam di bagian perut. Faturrahman masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pelamonia, Makassar.

Peristiwa sebelumnya juga menewaskan seorang anggota Satuan Patroli Kota (Patko) Sabhara Polres Gowa, Brigadir Polisi Irvanuddin. Dia mengalami luka bacok di sekujur tubuhnya akibat disabet parang oleh sekelompok orang tak dikenal. Pelaku menggunakan penutup wajah dan berkendaraan 2 mobil merek Avanza dan Xenia di Bundaran Samata, Gowa. Pelaku hingga saat ini juga belum terungkap.

Selain Brigadir Polisi Irvanuddin, kedua rekannya yang lain juga mengalami luka sabetan parang masing-masing Brigadir Mus Muliadi dan Briptu Usman. Kondisi keduanya sudah membaik meski sempat kritis di RS Syech Yusuf, Gowa‎. (Mvi/Ans)
Personel Kostrad Diminta Tak Terprovokasi Kasus Penikaman di Gowa 2 personel TNI Angkatan Darat diserang orang tidak dikenal di areal parkir lapangan Syekh Yusuf, Jalan Masjid Raya, Kelurahan Sungguminasa, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) Letjen Mulyono menginstruksikan seluruh jajarannya agar tidak terprovokasi.

"Kita harus mengerti siapa kawan dan siapa lawan. Kejadian ini bisa merupakan rekayasa kelompok tertentu yang tidak ingin TNI-Polri solid," ujar Mulyono di Media Center Makostrad, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Senin (13/7/2015).

Selain itu, dia meminta semua jajarannya bersikap profesional dan menyerahkan kasus tersebut kepada pihak berwenang.‎ Dia berharap TNI tetap waspada terhadap kelompok-kelompok yang ingin pecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

"Prajurit Kostrad adalah orang yang gila, gila pengabdian. Namun, untuk kasus ini, kita serahkan semuanya pada pihak kepolisian. Saya percaya polisi bersikap profesional dan mampu dengan cepat membongkar kejadian ini," lanjut Mulyono.

 Sanksi Tegas 

Meski sudah dilarang, terkadang jiwa korsa seorang prajurit melebihi batas apapun. Namun, Letjen Mulyono menegaskan pihaknya akan memberikan sanksi tegas kepada personel TNI yang tidak mengindahkan perintah atasannya untuk tidak bergerak sendiri terkait penikaman 2 prajurit di Gowa.

"Ya pasti, instruksi sudah jelas kalau ada pergerakan sendiri, ya saya beri sanksi tegas, saya tindak, saya tangkap, saya hukum," ucap Mulyono.

Terkait apa sanksi terberat jika oknum TNI bergerak di luar intruksi, Mulyono tidak menjelaskan secara rinci. Menurut dia, aturan sudah mengatur secara jelas. Jika ada pelanggaran, akan dilihat pasalnya. Bahkan sanksi pemecatan bisa saja terjadi jika tindakan tersebut masuk dalam kategori pelanggaran berat.‎

"Yang jelas jika melawan perintah itu sama saja melanggar peraturan. Prajurit itu harus taat dan patuh hukum," pungkas Mulyono.

Sebelumnya, 2 anggota TNI AD menjadi korban penikaman orang tak dikenal Minggu 12 Juli 2015 dini hari. Polisi masih mengusut kasus pengeroyokan dan penikaman yang diduga dilakukan oleh 20 orang itu. Walaupun sudah ada satu orang yang ditangkap.

Peristiwa tersebut terjadi ketika Pratu Aspin Mallobasang anggota Yonif L433/JS Kostrad bersama Pratu Fatku Rahman anggota Brigif L-3/K sedang menonton festival bedug.

Keduanya tiba-tiba didatangi sekitar 20 orang tak dikenal. Tanpa basa-basi mereka dikeroyok.

Akibat peristiwa ini, seorang prajurit bernama Aspin Mallobasang tewas akibat luka benda tajam di dada kirinya. Sementara Pratu Fatkhu Rahman masih dirawat di RS akibat luka tikam di punggungnya. (Bob/Yus)

  Liputan 6  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.