Kamis, 16 Juli 2015

[World] Kesepakatan Nuklir Iran Tercapai

Kabar mengenai sudah tercapainya kesepakatan tersebut disampaikan oleh salah seorang diplomat Iran yang turut terlibat dalam negosiasi tersebut. (Reuters)

N
egosiasi nuklir antara Iran dan negara P5+1 dikabarkan telah berakhir. Kedua pihak disebut-sebut telah mencapai kata sepakat, setelah melalui negosiasi selama kurang lebih dua pekan.

Kabar mengenai sudah tercapainya kesepakatan tersebut disampaikan oleh salah seorang diplomat Iran yang turut terlibat dalam negosiasi tersebut. "Semua kerja keras telah terbayar dan kami telah mencapai kesepakatan. Tuhan memberkati masyarakat kami," katanya dalam kondisi anonim, seperti dilansir BBC pada Selasa (14/7/2015).

Hal senada juga diutarakan oleh seorang diplomat Amerika Serikat (AS) yang mendapat akses informasi dalam negosiasi tersebut. Diplomat yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut menyatakan, memang benar kesepakatan sudah tercapai dan akan segera diumumkan.

Namun, baik diplomat Iran atau AS belum memberikan rincian mengenai isi kesepakatan tersebut. Sebelumnya diberitakan, bahwa Iran telah setuju untuk memberikan akses kepada inspektur PBB untuk memeriksa semua situs nuklir Iran, termasuk situs nuklir militer.

Uni Eropa (UE) juga sempat mengutarakan bahwa akan ada pertemuan puncak yang diakhiri dengan konfrensi pers pada pukul 08.30 malam nanti. Belum diketahui apakah itu merupakan konfrensi pers mengenai tercapainya kesepakatan, atau adanya perpanjangan lain dari negosiasi tersebut.

Bila hal ini benar adanya, maka ini akan menjadi kabar gembira untuk masyarakat Iran. Sebab, dengan adanya kesepakatan tersebut, maka sanksi ekonomi yang selama ini menjerat Iran akan segera lepas, yang berarti perekonomian Iran bisa berkembang, dengan adanya kesempatan masuknya investor ke negara mereka. (esn)
Lembaran Baru Telah Terbuka Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, lembaran baru telah terbuka bagi Iran dengan dicapainya kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia. (Reuters)

M
enteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, lembaran baru telah terbuka bagi Iran dengan dicapainya kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia. Kesepakatan tersebut tercapai setelah negosiasi selama kurang lebih dua minggu.

"Dengan tercapainya kesepakatan nuklir, kita telah memulai babak baru, sebuah harapan baru," kata Zarif sebelum menggelar pertemuan dengan Uni Eropa dan Menlu enam kekuatan dunia, seperti dilansir news.am pada Selasa (14/7/2015).

Dirinya juga menuturkan, walaupun kesepatan tersebut tidaklah sempurna, namun menurutnya kesepakatan tersebut tetap menjadi sebuah prestasi besar nan bersejarah, karena membutuhkan proses yang panjang dan melelahkan.

"Apa yang terjadi hari ini telah mengakhiri krisis yang tidak perlu. Kami telah mencapai momen bersejarah. Ini bukan kesepakatan yang komprehensif untuk semua pihak yang terlibat, tetapi adalah prestasi terbaik yang bisa dicapai," sambungnya.

Rencananya, Iran, UE dan enam kekuatan dunia akan melakukan pertemuan terakhir yang diakhiri dengan pernyataan pers pada pukul 08.30 malam nanti di Wina, Austria. Banyak pihak percaya, rincian kesepakatan akan diutarakan dalam konfrensi pers tersebut. (esn)
Israel Tak Sudi Tunduk pada Kesepakatan Nuklir Iran PM Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan Israel tidak sudi tunduk pada kesepakatan nuklir Iran. (Reuters)

I
srael tak sudi tunduk pada kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia yang telah mencapai kesepakatan di Wina, kemarin. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, Israel tidak terikat oleh kesepakatan itu dan akan membela diri dengan aksi militer jika diganggu Iran.

Netanyahu menyebut kesepakatan nuklir itu sebagai “kesalahan bersejarah”. Dia mengaku siap untuk memesan aksi militer jika keamanan Israel terancam.

Menurutnya, pencabutan sanksi atau embargo terhadap Iran akan membuat Negeri Para Mullah itu lebih gencar mendukung militan untuk membuat ketidakstabilan di Timur Tengah.

Israel tidak terikat oleh kesepakatan ini dengan Iran, dan Israel tidak terikat oleh kesepakatan ini dengan Iran karena Iran terus mencari kehancuran kita,” katanya, kepada wartawan sebelum rapat kabinet.

Dia menolak kesepakatan nuklir itu. ”Kami akan selalu membela diri,” ujarnya, seperti dilansir CNN, Rabu (15/7/2015). ”Kami berkomitmen untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir, dan komitmen ini masih berdiri.

Perdana Menteri Israel itu telah berkampanye di hadapan Kongres AS dan Majelis Umum PBB. Namun, usahanya itu akhirnya gagal untuk memblokir perjanjian. (mas)
Kesepakatan Nuklir Iran, Kemenangan Besar Presiden Suriah, Bashar al-Assad, memuji kesepakatan nuklir Iran. (Telegraph)

P
residen Suriah, Bashar al-Assad, memuji sekaligus mengucapkan selamat pada sekutu utamanya, Iran, setelah mencapai kesepakatan nuklir dengan enam negara kekuatan dunia. Assad menyebut kesepakatan nuklir itu sebagai “kemenangan besar”.

Assad menyampaikan pesan khusus kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. ”Saya senang bahwa Republik Islam Iran telah mencapai kemenangan besar dengan mencapai kesepakatan,” tulis kantor berita Pemerintah Suriah, SANA mengutip pesan Assad.

Atas nama rakyat Suriah, saya mengucapkan selamat kepada Anda dan rakyat Iran atas pencapaian bersejarah ini,” lanjut pesan Assad. Dalam kesempatan lain, Assad juga menyampaikan pesan khusus kepada Presiden Iran, Hassan Rouhani.

Assad mengatakan bahwa kesepakatan nuklir Iran itu akan menjadi titik balik besar dalam sejarah Iran, kawasan Timur Tengah dan dunia.

Itu memberikan pengakuan yang jelas pada bagian dari kekuatan dunia, dari sifat damai program nuklir Iran, sambil menjaga hak-hak nasional orang-orang Anda dan mengkonfirmasikan kedaulatan Republik Islam Iran,” ucap Assad, yang dilansir Rabu (15/7/2015).

Kami yakin Iran akan terus berlanjut, dan dengan momentum yang lebih besar, hanya untuk mendukung masyarakat dan bekerja untuk membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan dan dunia,” imbuh Assad.

Kementerian Luar Negeri Suriah juga menyambut baik kesepakatan nuklir Iran. Menurut kementerian itu, kesepakatan itu menggarisbawahi pentingnya mengadopsi solusi diplomasi dan politik untuk menyelesaikan perselisihan internasional. (mas)
Kesuksesan Perundingan Nuklir Iran Bisa Diterapkan pada Korut Pemimpin Korut, Kim Jong-un. Kesuksesan perundingan nuklir Iran bisa diterapkan untuk mengatasi krisis nuklir Korut. (Reuters)

K
esuksesan perundingan nuklir antara Iran dengan enam negara kekuatan dunia jadi bukti bahwa perundingan jadi solusi ampuh ketimbang ancaman kekuatan. Kesuksesan perundingan nuklir Iran itu juga bisa jadi acuan untuk menyelesaikan krisis nuklir Korea Utara (Korut).

Insiatif penyelesaian krisis nuklir Korut dengan perundingan itu muncul dalam laporan media China yang dikelola Partai Komunis, People Daily, Rabu (15/7/2015).

Berdasarkan kesepakatan nuklir Iran, sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat, Uni Eropa dan PBB akan dicabut sebagai kompensasi atas kesetujuan Iran untuk mengekang program nuklirnya dalam waktu jangka panjang.

China sendiri merupakan salah satu dari enam negara kekuatan dunia yang ikut membuat kesepakatan nuklir dengan Iran. China selama ini juga mengecam penjatuhan sanksi sepihak oleh AS dan Uni Eropa terhadap Iran.

Fakta menunjukkan bahwa dialog dan negosiasi adalah satu-satunya jalan yang benar dan efektif untuk menyelesaikan masalah nuklir Iran, dan bahwa beberapa negara yang mengancam untuk menggunakan kekuatan dan sanksi pada Iran secara sepihak tidak diterima,” tulis media China.

Ini bisa menjadi referensi positif untuk penanganan di wilayah lain, termasuk krisis nuklir di Semenanjung Korea,” lanjut laporan media China itu.

Pembicaraan antara Korea Utara, Korea Selatan, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang tentang ambisi nuklir Pyongyang telah terhenti sejak Korea Utara hengkang dari perundingan pada tahun 2009. (mas)
Kesepakatan Nuklir Iran Tercapai, Obama Telepon Raja Saudi Presiden Obama menelepon Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz, membahas kesepakatan nuklir Iran yang telah tercapai. (White House)

P
residen Amerika Serikat (AS) Barack Obama menelepon Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz untuk membahas perundingan nuklir Iran yang telah mencapai kesepakatan di Wina, kemarin.

Gedung Putih menyatakan, selain soal kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia, Obama dan Raja Salman juga membahas situasi terkini di Yaman.

Obama mencatat komitmen AS untuk bekerja dengan sekutu Teluk untuk melawan kegiatan Iran dalam mendestabilisasi wilayah. Obama mempromosikan stabilitas dan dukungan untuk membangun kemampuan sekutu regional kami,” kata pihak Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters, Rabu (15/7/2015).

Kedua pemimpin itu juga membahas kebutuhan yang mendesak untuk menghentikan pertempuran di Yaman dan memastikan penyaluran bantuan untuk semua warga Yaman melalui jaringan kemanusiaan internasional.

Sementara itu, Saudi mengklaim mendukung kesepakatan nuklir Iran untuk mencegah rezim Teheran memperoleh senjata nuklir. Kendati demikian, Saudi tetap mendesak dilakukan inspeksi secara ketat terhadap situs-situs nuklir Iran.

Klaim Saudi itu dilaporkan kantor berita Pemerintah Saudi, SPA, kesepakatan untuk menghentikan Teheran mendapatkan senjata nuklir. Media Saudi yang mengutip sumber resmi Pemerintah Saudi menyatakan, inspeksi terhadap situs-situs nuklir Iran penting untuk memastikan layak tidaknya sanksi terhadap Iran dicabut. (mas)

  sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.