Selasa, 04 Agustus 2015

☆ Kisah Heroik Kolonel Inf Agus Hernoto Prajurit Berkaki Satu

Kolonel Inf Agus Hernoto harus kehilangan satu kakinya saat menjalani tugas sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kaki kiri Agus hilang saat berperang melawan gerakan separatisme di Irian.

Kisah Agus tersebut tertuang dalam buku biografinya berjudul 'Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami' yang diluncurkan di Jakarta, Sabtu (1/8/2015).

Buku tersebut ditulis oleh Bob Heryanto Hernoto yang merupakan anak kedua dari pasangan Agus Hernoto dan Wirda Yahya.

Dalam buku yang berisi 246 halaman itu diceritakan bahwa Agus seorang prajurit pasukan para komando yang tergabung dalam kesatuan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). RPKAD merupakan cikal bakal dari satuan Kopassus.

Berbagai operasi penumpasan gerakan separatisme di Indonesia dijalani oleh Agus untuk menjaga kedaulatan NKRI. Hingga akhirnya ia harus merelakan kaki kirinya untuk diamputasi setelah terluka karena berondongan peluru tentara Belanda saat perang di Irian.

"Agus harus menerima kebijakan Komandan RPKAD yang waktu itu dijabat Kolonel Moeng Parhadimoedjo, bahwa anggota yang invalid harus meninggalkan RPKAD," tulis Bob dalam bukunya.

Kebijakan Kolonel Moeng itu kemudian ditentang juga oleh Mayor Benny Moerdani, salah satu komandan kompi di RPKAD yang tak rela melihat anak buahnya diperlakukan demikian.

Akibat menentang perintah Komandan RPKAD tersebut, Mayor Benny dimutasi oleh Letjen A Yani yang saat itu menjabat sebagai KASAD ke Kostrad.

"Agus kemudian ditarik Benny untuk bergabung di unit intelijen Kostrad. Sejak itulah Agus melanjutkan karir militernya di dunia intelijen," kata Bob dalam buku yang ditulisnya.

Karir Agus di dunia intelijen semakin intens setelah pertemuannya dengan Kolonel A Soegijanto yang mengajak Agus untuk bergabung dalam Operasi Khusus. Agus menjadi orang kedua setelah Ali Moertopo di organisasi yang bermarkas di Jl Raden Saleh 52, Jakarta.

"Agus mendapat kepercayaan untuk mengumpulkan dana dari para donatur untuk operasi intelijen yang tertutup. Ia juga menyiapkan skenario dan dukungan logistik untuk setiap kegiatan Opsus," tulis Bob lagi dalam bukunya.

Ketua Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri (Pepabri) yang dulu anak buah Agus, Agum Gumelar menilai Agus komandan yang memiliki keberanian, kejujuran dan ketegasan.

"Karena itu, setiap penugasan operasi yang kami terima, kami jalankan dengan tulus dan memberikan yang terbaik," kata Agum.

  tribunnews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.