Rabu, 26 Agustus 2015

Letkol Fikri

Dari Paskibraka ke Kopassus Hingga Dandim Surabaya Utara Letkol Fikri  

J
uli tahun 1993, 54 putra putri terbaik negeri dikarantina untuk persiapan upacara perayaan Detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945. Mereka menjalani latihan ketat dari para pembina dan pelatih Paskibraka agar upacara bendera di hadapan Presiden Soeharto saat itu berjalan lancar.

Seorang pemuda dari Sumatera Selatan Ahmad Fikri Musmar berhasil mencuri perhatian para senior karena kekurangannya hingga akhirnya dia terpilih menjadi pengibar bendera merangkap Komandan Pleton 8.

Pengalaman ini menjadi hal yang paling berkesan bagi Fikri. Waktu itu ada 54 anggota Paskibraka dari 27 provinsi di Indonesia. Saat baru masuk karantina, mereka dilatih kecakapan baris berbaris.

"Dari 54 orang itu kalau yang barisnya nggak benar kan dipisah, dari 54 berkurang menjadi 15 terus 10 lalu 5 dan terakhir sisa 1 yang paling jelek baris berbarisnya. Dan yang satu itu saya," kata Ahmad Fikri Musmar yang kini berpangkat letnan kolonel (letkol) sambil tertawa saat berbincang dengan detikcom, Rabu (26/8/2015).
[Dok pribadi] 

Fikri harus menjalani latihan sendiri dan terpisah dari teman-teman yang lain. Selama satu hari penuh dia mendapat latihan intensif.

"Dilatih tangannya nggak boleh begini, angkat kakinya kurang. Itu satu hari penuh dan rasanya malu," ucapnya.

Insiden itu membuat Fikri dikenal oleh para senior dan pelatih. Meski malu, Fikri menjadikan hal itu sebagai pelajaran dan membuatnya lebih giat berlatih.

"Pelajarannya di saat saya gagal jangan pasrah terus maksimalkan dan berusaha lebih baik," katanya.

Semangat belajar itu akhirnya membawa Fikri terpilih dalam kelompok 8 yang bertugas untuk mengibarkan bendera. "Begitu seleksi jadi pengibar, malah jadi Komandan Pleton 8 pengibaran bendera pagi," ucap ayah 1 anak ini.
Sertijab Dandim Surabaya Utara [Dok pribadi] 

Hal lain yang membekas dalam diri Fikri adalah soal disiplin. Para Paskibraka dilatih untuk tepat waktu, kuat mental, fisik dan tanggung jawab. Selain itu juga rasa cinta Tanah Air melekat di hatinya.

"Seperti kemarin saya jadi komandan upacara di Surabaya. Begitu selesai pelaksanaan saya langsung ketemu adik-adik Paskibraka, saya sampaikan semangat Merah Putih dan perjuangan bangsa meraih kemerdekaan," katanya.

Pelajaran yang diterima di Paskibraka itu terus diterapkan dalam kehidupan Fikri. Usai tamat SMA dia memilih masuk Akademi Militer dan lulus tahun 97. Lalu masuk ke Infantri di tahun 1998 dan berlanjut di satuan Kopassus hingga 2015. Karier Fikri semakin moncer dan kini ditugaskan menjadi Komandan Kodim 0830/Surabaya Utara.

"Bulan Juni lalu (diangkat), baru 2 bulan tugas di Surabaya. Latihan disiplin yang diajarkan berguna hingga sekarang, sehingga saat saya militer itu sudah melekat dan biasa," ucap Letkol Fikri.

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.