Jumat, 14 Agustus 2015

Waspada Jelang 17 Agustus

Teroris Surakarta Diduga Dapat Dana dari Suriah Petugas kepolisian meninggalkan lokasi usai menggeledah warung ponsel milik terduga teroris di Sangkrah, Surakarta, Jawa Tengah, 13 Agustus 2015. Usai penangkapan kemarin, hari ini polisi mengumpulkan barang bukti di warung ponsel tersebut. TEMPO/Bram Selo Agung

K
elompok teroris Surakarta yang ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menyiapkan sejumlah rangkaian bom untuk melancarkan aksinya. Mereka disebut-sebut memiliki hubungan dengan Suriah.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Noer Ali menyebut ketiga tersangka itu memiliki peran masing-masing dalam kelompoknya. "Mereka akan melancarkan aksi yang meresahkan masyarakat pada 17 Agustus besok," katanya, Jumat, 14 Agustus 2015.

Tersangka Iqbal memiliki komunikasi langsung dengan seorang warga negara Indonesia yang sedang berada di Suriah. Bahkan, WNI yang berinisial BN itu juga mengirimkan dana kepada Iqbal untuk melakukan aksi teror tersebut.

Tersangka lainnya, Yuskarman merupakan perakit bom. Kemampuan dalam membuat bom diperoleh dari lembaran kertas yang berisi tutorial cara pembuatan bom. Kertas tersebut ditemukan polisi dalam penggeledahan yang dilakukan seusai penangkapan.

Sedangkan Sugiyanto memiliki peran menyiapkan sarana yang dibutuhkan dalam aksi itu. Dia juga telah melakukan survei di beberapa titik yang menjadi target serangan. "Mereka akan menyerang kantor polisi serta tempat ibadah," katanya.

Dalam penggeledahan yang dilakukan, polisi menemukan berbagai benda yang diduga terkait dengan aksi teror yang akan dilancarkan. Barang-barang yang disita itu berupa bahan-bahan pembuat bom, rangkaian elektronik, hingga lembaran kertas berisi tutorial pembuatan bom. Polisi juga menemukan bendera ISIS di salah satu lokasi penggeledahan.
Teroris Surakarta Bidik Kantor Polisi pada 17 Agustus Warga mengamati petugas kepolisian yang berjaga dan menggeledah warung ponsel milik terduga teroris di Sangkrah, Surakarta, Jawa Tengah, 13 Agustus 2015. TEMPO/Bram Selo Agung

D
etasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga tersangka teroris dalam operasi penindakan di Surakarta. Para tersangka diringkus sebelum melaksanakan aksinya.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Noer Ali menyebut para tersangka sudah membuat perencanaan yang cukup matang. "Syukurlah aksi yang meresahkan masyarakat itu bisa dicegah," kata Noer di Kepolisian Reskor Kota Surakarta, Jumat, 14 Agustus 2015.

Menurut Noer, kelompok tersebut berencana menyerang sejumlah target. "Kantor polisi serta tempat ibadah, khususnya Nasrani dan Konghuchu," kata dia. Noer mengatakan serangan itu rencananya bakal dilancarkan tepat pada 17 Agustus.

Selain menangkap tiga orang, polisi juga menyita sejumlah barang bukti yang terkait dengan rencana aksi teror. "Barang bukti ditemukan dalam penggeledahan yang dilakukan di empat tempat," kata Noer.

Barang-barang yang disita itu berupa bahan-bahan pembuat bom, rangkaian elektronik, hingga lembaran kertas berisi tutorial pembuatan bom. Selain itu ada juga dua sepeda motor yang ikut disita oleh polisi.

Polisi juga menyita atribut ISIS berupa kaus dan bendera. Atribut tersebut ditemukan di sebuah kios pulsa.

Penggeledahan tersebut bermula dari penangkapan sejumlah terduga teroris beberapa jam sebelumnya. Mereka adalah Sugiyanto, Yuskarman, dan Ibad. Tidak ada perlawanan dalam penangkapan ataupun penggeledahan tersebut.
Tangkap Perakit Bom, Waspada Jelang 17 Agustus Usai penangkapan kemarin, hari ini polisi mengumpulkan barang bukti di warung ponsel tersebut.

K
epolisian terus waspada terhadap aksi terorisme menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia 17 Agustus mendatang. Apalagi Detasemen Khusus 88 Antiteror kemarin, 13 Agustus 2015, menangkap tiga orang perakit bom di Solo, Jawa Tengah.

"Masih didalami apakah pelaku ini punya kaitan jelang 17 Agustus, tapi saya sudah instruksikan ke bawahan agar terus waspada," kata Kepala Kepolisian Jenderal Badrodin Haiti usai shalat Jumat di Mabes Polri, 14 Agustus 2015.

Badrodin telah menginstruksikan kepala satuan wilayah untuk meningkatkan pengamanan menjelang Hari Kemerdekaan. Terutama pengamanan di tempat-tempat umum seperti rumah ibadah, pusat perbelanjaan, dan tempat ramai lain. "Termasuk juga polisi yang melaksanakan tugasnya, agar waspada," ujar Badrodin.

Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga orang pelaku teror di Solo. Saat penggeledahan di sejumlah lokasi, polisi menemukan bom rakitan yang sudah jadi dan setengah jadi, serta bendera kelompok bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Rencananya, mereka akan melakukan aksi teror pada 17 Agustus di rumah-rumah ibadah Budha dan Kristen. "Mereka sudah merencanakan membuat bom," kata Badrodin.

Ketiga tersangka tersebut adalah Ibaddurahman alias Ali Robani alias Ibad, 29 tahun; Yuskarman, 31 tahun; dan Sugiyanto, 30 tahun. Ketiganya merupakan warga Kecamatan Pasar Kliwon, Surakarta.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Noer Ali mengatakan kelompok tersebut terkait dengan kelompok lama, yaitu Kelompok Badri yang telah berhasil diungkap pada 2012. Badri yang dikenal sebagai ahli pembuat bom itu banyak merekrut anggota baru. Beberapa di antaranya bahkan masih berusia remaja.

Salah satu tersangka, Sugiyanto juga merupakan target lama. "Dia terlibat dalam aksi penembakan polisi beberapa tahun lalu," kata Noer.

  Tempo  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.