Minggu, 23 Agustus 2015

[World] Nasib F16 Kedepan

Terhimpit Warthog dan Lighting IIDi tengah tentangan keras Kongres terhadap rencana mempensiunkan pesawat serang darat A-10 Warthog, Angkatan Udara AS menawarkan solusi dengan mengurangi pesawat lain. Dan F-16 dipilih sebagai tumbal dalam program ini.

Mempensiunkan sebagian pesawat tempur dinilai sebagai solusi mempertahankan A-10 dan memberi ruang anggaran untuk F-35.

Dalam memo Angkatan Udara ke Komite Angkatan Bersenjata bulan April 2015 mengatakan pilihannya adalah jika tidak bisa mempensiunkan A-10 di Hill Air Force Base di Utah, maka viper harus dikirim ke boneyard.

Setelah mendapat kritik dari anggota parlemen, Angkatan Udara akhirnya memilih untuk tidak meneruskan memo tersebut.

Tetapi sebenarnya masalah anggaran telah lama mengancam F-16 Amerika. Sebuah ulasan Air Combat Command 2013 menyoroti keprihatinan serius tentang apa yang mungkin terjadi pada jet bergerak cepat F16.

Saat anggaran terus menyusut dan pembengkakkan biaya tiada henti pada F-35, Angkatan Udara memutuskan untuk menghentikan upgrade yang sangat dibutuhkan F-16. Dan War is Boring menilai ini akan ada masalah baru dan berpotensi adanya kesenjangan lebih berbahaya.

Air Combat Command mengawasi sebagian besar pesawat tempur yang dalam layanan, termasuk Warthogs dan Viper, dan berharap untuk akhirnya F-35A siap mengambil alih peran tempur sekitar tahun 2016.
Sangat Butuh PerbaikanWar is Boring memperoleh salinan data dari Air Combat Command 2013 yang telah disunting melalui Freedom of Information Act. Disebutkan F-16C adalah pesawat tempur paling banyak di Angkatan Udara dan menyediakan sebagian besar kekuatan tempur. Pada tahun 2007, USAF memiliki lebih dari 1.000 jet tempur mesin tunggal tersebut melebihi dari jumlah gabungan F-15C, F-15E dan F-22 milik Angkatan Udara AS.

Empat tahun kemudian, Viper era 1990an sangat dibutuhkan perbaikan, sehingga Angkatan Udara berencana untuk menempatkan setidaknya 300 jet dalam Service Life Extension Program (SLEP) semacam perbaikan untuk memperbaiki sejumlah bagian untuk tetap bisa beroperasi dengan baik.

SLEP merupakan program untuk mengganti bagian signifikan dari struktur dasar pesawat. Tanpa perbaikan penting, keausan pada sayap, badan pesawat dan komponen lain mungkin secara harfiah akan menyebabkan jet jatuh dari langit.

Selain itu, Angkatan Udara ingin mengirimkan F-16 yang lebih tua pada program Combat Avionics Programmed Extension Suite, atau CAPES. Jika SLEP akan menjaga pesawat terbang dengan aman, CAPES adalah program yang akan menjamin jet bisa melawan dan mempertahankan diri dari teknologi tinggi pesawat musuh.

Dengan radar baru, perlengkapan pertahanan, peralatan komunikasi dan monitor digital, jet upgrade akan sejajar kemampuannya dengan F-16 terbaru.

Dengan menggunakan peralatan sama yang dipasang model-model baru yang setidaknya sudah diproduksi produksi terbatas untuk Air National Guard – Air Combat Command sebenarnya bisa melakukan semua pekerjaan ini dengan murah.
Mengalah untuk F-22Tetapi ternyata program yang seharusnya murah itu tidak bisa jalan. “Upaya modernisasi armada F-16 yang berjalan sampai 2013, akhirnya dihentikan karena kendala anggaran,” tulis laporan tersebut. “Anggaran modernisasi generasi keempat menjadi target untuk membayar generasi kelima, dan termasuk menghentikan program F-16.

Jet generasi keempat termasuk F-15 dan F-16. Generasi kelima baru mencakup desain stealth seperti F-22 dan F-35. Singkatnya, F-16 melupakan upgrade penting agar Angkatan Udara tetap mampu menerbangkan pesawat siluman F-22 di udara.

Namun Angkatan Udara memahami menjaga F-16 untuk tetap bekerja masih sangat diperlukan karena kedatangan pesawat F-35 dalam waktu dekat seperti sulit diharapkan. Pembengkakan anggaran keterlambatan dan sejumlah isu lainnya telah mengkhawatirkan Angkatan Udara. “Dengan banyak masalah di masa dan di cakrawala untuk program JSF menjadikan kekhawatiran di ACC,” review laporan tersebut.

Angkatan Udara bisa membeli F-16 baru untuk menggantikan jet tua, tapi jelas makin butuh banyak uang karena akan lebih mahal lima kali dibandingkan jika sekadar mengupgrade pesawat.
Kekhawatiran Jadi KenyataanDua tahun setelah laporan tersebut kekhawatiran Air Combat Command mulai menjadi kenyataan. Jika semua berjalan sesuai dengan rencana, skuadron garis depan Angkatan Udara akan mulai mendapatkan F-35As dalam 18 bulan ke depan.

Angkatan Udara mengharapkan dua F-35A muncul di Hill Air Force Base pada September ini.

Tapi untuk setidaknya satu tahun lagi, F-35 akan kekurangan banyak sistem kunci, seperti perangkat lunak yang diperlukan untuk menggunakan senjata internal Gatling gun 25-milimeter. Pada bulan Januari, bagian uji senjata Pentagon mengutip daftar masalah serius yang akan menjadi kendala pesawat tempur itu dalam potensi tempur.

Sementara itu, para Viper serta A-10 yang terlibat dalam pemboman ISIS di Irak dan Suriah. Serta misi ke Eropa Timur setelah ketegangan dengan Rusia terus tumbuh dan membutuhkan profil pesawat jet tempur.

Sayangnya, F-16 telah menua. Pada bulan November 2014, sebuah F-16 jatuh di Teluk Meksiko. Pada bulan Agustus 2015, salah satu dari jet jatuh di Jerman.

Sementara kita belum tahu penyebab resmi tabrakan dua pesawat menjelang latihan Red Flag 15-4 beberapa hari lalu, kegagalan mekanis mungkin telah memainkan peran. Dalam dua tahun terakhir, armada Viper telah menderita kerugian tambahan terkait dengan kesalahan pilot di dalam dan di luar negeri.

Tak satu pun dari ini menjadi pertanda baik bagi pilot yang mungkin terjebak terbang dengan jet tua selama dua dekade atau lebih. [War is Boring]

   Jejaktapak  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.