Jumat, 21 Agustus 2015

[World] Tom and Jerry di Teluk Persia

AS-Iran Bermain Maut di Laut dan Udara http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/08/theodore.jpgPilot di Kapal Induk Theodore Rosevlet. Ketika mereka memulai, kami meluncur [US Navy]

Komandan Armada Kelima Angkatan Laut berada di kantornya pada sore hari tanggal 25 Juli ketika ia mendapat telepon dan mengabarkan sebuah fregat Angkatan Laut Iran di Teluk Aden telah mendekati sebuah kapal di mana helikopter militer Amerika baru saja mendarat.

Anggota awak kapal Iran mengarahkan senapan mesin berat ke helikopter Amerika, sebuah provokasi yang mengkhawatirkan di tengah desakan banyak pihak untuk membatalkan kesepakatan nuklir Iran. Untuk menghindari ketegangan helikopter Amerika memilih untuk segera lepas landas dari kapal, tapi awak Iran terus mengarahkan senjata selama beberapa saat sebelum kemudian berbalik.

Kemudian laporan berubah menjadi aneh. Wakil Adm. John W. Miller, komandan Armada Kelima, diberitahu bahwa yang ada di fregat Iran adalah kru film Iran. “Mereka mengambil gambar beberapa menit,” kata Laksamana Miller. “Kami tidak tahu mengapa mereka sedang syuting itu.

Tapi darimana Angkatan Laut mengetahui Iran sedang membuat film? Laksamana Miller tertawa. “Yah, karena kita juga mengambil gambar mereka,” katanya. “Kami memiliki video tentang mereka juga.

Apa yang disampaikan Miller sebagian gambaran bahwa antara Amerika dan Iran memang terus saling mengawasi. Di darat, Washington dan Teheran memang telah sepakat soal nuklir Iran. Tapi di langit dan perairan Teluk Persia, Selat Hormuz, Laut Arab dan Teluk Aden, keduanya terus saling menguntit dan mengawasi. Kapal angkatan laut Amerika secara terbuka berkeliaran di perairan sepanjang pantai selatan Iran yang membentang 1.100 mil, radar mereka diarahkan ke pantai Iran dan kapal Iran bila meninggalkan pelabuhan mereka. Jet tempur Iran berpatroli di langit. Sementara pesawat tempur Amerika segera lepas landas dari sebuah kapal induk di Teluk Persia setiap kali jet Iran mendekati kapal mereka.

Ini sebagian kecil dari permainan kami,” kata Kapten Benjamin Hewlett, komandan sayap udara kapal induk Theodore Roosevelt, yang saat ini di Teluk Persia mengawasi Iran. “Ketika mereka memulai, kami meluncur. Kami menganggap ini wilayah kedaulatan kami, sehingga kami pastikan mereka dikawal ketika berada di sekitar kapal induk.

Kadang-kadang tampaknya seperti permainan tetapi dengan risiko sangat tinggi karena sedikit salah langkah bisa mengakibatkan pemicu perang antara Amerika Serikat dan Iran yang telah bersitegang selama 36 tahun.
Penting untuk Sekutu http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/05/to-day-hornet-e1430571880281.jpgTapi bagi pemerintahan Obama, kehadiran angkatan laut Amerika di lepas pantai Iran sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk meyakinkan sekutu Timur Tengah dan Kongres yang skeptis dengan kesepakatan nuklir.

Kapal Theodore Roosevelt telah didatangi sejumlah pejabat penting untuk melihat situasi. Beberapa minggu yang lalu Menteri Pertahanan Saudi, Deputi Putra Mahkota Mohammed bin Salman bin Abdulaziz al-Saud, tur ke kapal induk. Mereka tidak hanya melihat jet-jet tempur di dek tetapi juga dibawa ke pusat komando tempur, ruang yang sebenarnya rahasia, di mana para ahli operasi melacak Iran dengan menggunakan peralatan radar array berteknologi tinggi.

Petugas di Roosevelt mengatakan aktivitas Iran telah berkurang jauh dalam minggu-minggu menjelang kesepakatan nuklir pada bulan Juli, namun semua petugas mengatakan perlambatan itu kemungkinan besar karena Ramadan. Setelah kesepakatan itu ditandatangani – dan Ramadan berakhir – petugas mengatakan kegiatan Iran di Teluk bertambah, Iran mengerahkan lebih kapal perang di lepas pantai Iran dan peningkatan penerbangan jet tempurnya.

Saya tidak berpikir mereka akan berbeda dari sebelum kesepakatan nuklir ditandatangani,” kata Laksamana Roy Kelley, komandan kelompok tempur Theodore Roosevelt, dalam sebuah wawancara di kapal. “Kami memiliki interaksi setiap hari dengan Iran. Lima puluh persen dari garis pantai Teluk Persia adalah Iran, sehingga ketika mereka melihat kami di sini, mereka datang dan memeriksa kami.

Dia menambahkan bahwa “Kebanyakan mereka telah bertindak profesional.

Beberapa menit kemudian, terdengar pengumuman ke seluruh kru kapal, "Gun Quarters….Set Conditions Thunder" yang berarti sesuatu yang tidak diketahui sudah mendekati kapal induk. Menurut Kapten Hewlett biasanya sebuah kapal atau pesawat udara Iran. Dan ternyata sebuah kapal Iran.
Tegang berarti Pesan http://www.jejaktapak.com/wp-content/uploads/2015/04/iran3-e1430237048992.jpgfTetapi kadang kala semuanya begitu menegangkan. Pada bulan April, hanya dua hari setelah Roosevelt tiba di Teluk Persia untuk menggantikan kapal induk Carl Vinson, pejabat militer memerintahkan kapal untuk berbalik dan mengarahkan kapal ke perairan lepas pantai Yaman untuk memblokir konvoi Iran yang dicurigai mengangkut senjata untuk Houthi. Roosevelt, yang dikawal oleh kapal penjelajah rudal Normandia, segera melewati Selat Hormuz ke Laut Arab dan kemudian ke selatan menuju Semenanjung Arab.

Di kapal, para kru menyadari bahwa dunia sedang menonton mereka untuk melihat siapa yang akan berkedip pertama. “Kami tiba dan kemudian berbalik begitu cepat, tidak biasanya seperti itu,” kata Cmdr. Andrew Strickland, kepala Direction Pusat Tempur di Roosevelt. Di tengah pertempuran, di mana banyak waktu yang dihabiskan menonton Iran, petugas menonton laporan berita televisi tentang drama yang berlangsung, ketika Roosevelt memblokir konvoi Iran. “Pasti merasa aneh tiba-tiba melihat kapal Anda sendiri di CNN,” kata Letnan William Thomas, seorang perwira yang bekerja di pusat pertempuran.

Bagi pemerintahan Obama, apa yang dilakukan ini penting sebagai sinyal bagi yang meragukan kesepakatan nuklir dengan Iran, yang kala itu tengah mendekati keputusan. Semua ini untuk meyakinkan Washington akan terus mendukung sekutu regionalnya – terutama Arab Saudi.

Ketika ada sedikit ketegangan di atas kapal menurut Kapten Hewlett. “Berarti ada pesan politik besar dari negara kita untuk dikirim ke negara lain.

Pada saat itu, seorang pejabat Pentagon menyatakan keputusan untuk menyebarkan sebuah kapal induk untuk menghadang konvoi senjata terlalu berlebihan. Mirip dengan pergelaran senjata nuklir untuk membunuh semut. [New York Times]

  Jejaktapak  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.