Senin, 14 September 2015

OPM Minta Barter 2 Sandera di Papua Nugini dengan Rekannya Kasus Narkoba

Ilustrasi perbatasan RI-PNG (Foto: Dhani Irawan)

S
alah satu kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyandera 2 WNI penebang kayu di Papua Nugini. Separatis bersenjata ini meminta barter sandera dengan 2 temannya yang ditahan polisi di Papua karena kasus narkoba.

"Mereka minta tukar 2 rekannya yang kasus narkoba ganja," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Endang Sodik kepada detikcom, Senin (14/9/2015).

Dua rekan mereka itu saat ini ditahan di Polres Keerom, Papua. Endang mengatakan untuk barter tahanan dengan WNI yang sandera ini tidak mudah dilakukan, karena harus lintas departemen.

"Harus koordinasi dulu dengan Kepolisian RI, soalnya kan ini lintas departemen," ucap Endang.

Saat ini TNI melalui Konsulat RI dan Atase Pertahanan di Papua Nugini masih terus berkoordinasi. TNI berharap proses negosiasi nanti berjalan dengan baik tanpa membahayakan para sandera.

"Negosiasi masih terus berlanjut. Mudah-mudahan berjalan baik," katanya.

Hari ini merupakan batas terakhir pembebasan sandera. Jika sandera tak juga dibebaskan maka pemerintah Indonesia akan melakukan tindakan represif.

Dua WNI yang disandera OPM adalah Sudirman dan Badar. Tukang kayu ini diculik OPM dan dibawa ke wilayah Skouwtiau, Papua Nugini. Penculikan ini berawal dari peristiwa penembakan terhadap 4 pekerja penebang kayu di kampung Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, Rabu (9/9). Satu orang tewas akibat kejadian ini, satu orang berhasil kabur dan 2 lainnya yakni Sudirman dan Badar dibawa OPM.

Dalam proses pembebasan sandera, TNI sendiri tidak bisa terjun langsung sehingga meminta bantuan kepada tentara PNG dan pemda setempat untuk bernegosiasi. (slm/nrl)

 Penyandera 2 WNI di Papua Nugini Pernah Terlibat Kasus Abepura Berdarah 

Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyandera 2 WNI tukang kayu di Skouwtiau, Papua Nugini merupakan kelompok Jefrry. Kelompok ini merupakan buronan Polda Papua dan pernah terlibat dalam kasus Abepura berdarah.

"Mereka OPM dari kelompok Gerakan Separatis Papua Bersenjata, kelompoknya Jeffry Pagawak," kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Endang Sodik kepada detikcom, Senin (14/9/2015).

Endang mengatakan Jeffry pernah terlibat penyerangan di sebuah Polsek di daerah Abepura pada tahun 2012. Kelompok ini juga telibat dalam kasus Abepura berdarah, yakni peristiwa penyerangan terhadap petugas polisi di Polsek Abepura oleh belasan massa pada 7 Desember 2000. Massa membawa senjata tajam, satu polisi tewas dalam insiden ini.

"Pernah terlibat kasus Abepura berdarah," ucap Endang.

Kelompok Jerry ini menyerang warga yang sedang bekerja menebangan kayu di kampung Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, Rabu (9/9). Mereka melepaskan tembakan dan membuat satu orang WNI tewas, 1 berhasil kabur dan 2 lainnya yakni Sudirman dan Badar dibawa OPM hingga ke wilayah Skouwtiau, Papua Nugini. Keduanya disandera.

OPM meminta dua tahanan itu dibarter dengan rekan mereka yang ditahan di Polres Keerom, Papua yang terlibat kasus narkoba jenis ganja. Pemerintah RI belum mengambil keputusan apakah akan melakukan barter ini atau tidak. Saat ini negosisasi masih terus dilakukan oleh tentara PNG dengan kelompok OPM. Diharapkan proses negosiasi berjalan baik tanpa ada tindak kekerasan. (slm/mad)

  ★ detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.