Rabu, 09 September 2015

[World] Kekhawatiran Barat Terlalu Berlebihan

Bulgaria Tolak Pesawat Rusia Melintasi Wilayahnya Bulgaria tolak pesawat Rusia melintasi wilayah udaranya (AP)

Bulgaria menolak izin pesawat Rusia untuk melintasi wilayah udaranya ditengah kekhawatiran Negeri Beruang Merah itu memberikan bantuan militer kepada Suriah. Kementerian Luar Negeri Bulgaria lewat juru bicaranya, Betina Zhoteva mengatakan, Rusia mengklaim jika pesawat itu tidak membawa bantuan untuk Suriah. Ia pun mengatakan jika negaranya tidak berada di bawah tekanan NATO terkait hal tersebut.

"Pesawat-pesawat itu dikatakan membawa bantuan kemanusiaan, tetapi kami punya informasi yang bisa kami percaya bahwa kargo yang dibawa tidak sama dengan alasan yang diberikan," ujarnya seperti dikutip dari BBC, Rabu (9/9/2015).

Zhoteva mengungkapkan bahwa keputusan untuk menolak memberikan izin kepada pesawat Rusia itu terjadi pada akhir pekan lalu. Meski begitu, ia tidak mengungkapkan jumlah pesawat yang meminta izin untuk melintas.

Sementara itu Wakil Presiden Dewan Urusan Luar Negeri Rusia, Vladimir Djabarov kepada kantor berita Tass mengatakan bahwa pesawat tersebut berisi kargo bantuan kemanusiaan.

Tindakan Bulgaria ini mengikuti permintaan Amerika Serikat (AS) kepada Yunani yang meminta agar melarang pesawat Rusia melintas karena diduga membawa bantuan militer untuk rezim Suriah.

Seperti diketahui, Rusia dan Iran adalah sekutu bagi pemerintah Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad. Keduanya menilai Assad adalah bagian dari solusi untuk memacahkan permasalahan di Suriah, sebuah pandangan yang ditolak oleh kelompok penentangnya yang mendapat dukungan dari AS dan sekutunya. (esn)
Tiga Pesawat Militer Rusia Mendarat di Suriah Pesawat Antonov 124 (RP Defense)

Tiga pesawat angkut militer Rusia dikabarkan mendarat di Suriah dalam beberapa jam terakhir, di tengah kekhawatiran Amerika Serikat (AS) atas bantuan militer yang diberikan Moskow kepada rezim Bashar al-Assad.

Penjabat AS yang tidak ingin disebutkan identitasnya menyatakan, pesawat-pesawat tersebut mendarat di Bandara Latakia, yang terletak di pantai Mediterainia, seperti dikutip dari laman Inquirer, Rabu (9/9/2015). Dua pesawat berjenis kargo raksasa, yaitu Antonov-124 dan yang ketiga adalah jenis pesawat penumpang.

Sang pejabat juga mengatakan, Rusia telah membangun sebuah rumah modular yang mampu menampung ratusan orang di bandara tersebut. Mereka juga telah membangun peralatan air traffic control sementara. "Semua ini menunjukkan jika Rusia berencana mengoperasikan lapangan terbang tersebut," ujarnya.

Sebelumnya, AS telah menyatakan kekhawatirannya terkait laporan yang menyatakan Rusia telah memberikan bantuan militer kepada Suriah. Bantuan tersebut dapat menimbulkan konfrontasi dengan pasukan alinasi internasional.

Namun menurut Presiden Rusia, Vladimir Putin, keberadaan militer Rusia di Suriah untuk memerangi ISIS. Sedangkan pihak Suriah mengeluarkan pernyataan yang berbeda dimana mereka membantah laporan tersebut dan menuding laporan itu hanya akal-akalan negara Barat. (esn)
Suriah Akui Kehadiran Penasihat Militer Rusia di Wilayahnya Seorang pejabat militer Suriah membenarkan pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova soal pengiriman penasihat miliiter ke Suriah. (Istimewa)

Seorang pejabat militer Suriah membenarkan pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova soal pengiriman penasihat miliiter ke Suriah. Pejabat itu mengatakan, Rusia sudah sejak lama mengirimkan penasihat militer ke Suriah.

Dalam kondisi anonim, pejabat tersebut menuturkan, setiap tahunnya Rusia bisa beberapa kali mengirimkan penasihat militer atas permintaan Presiden Bashar al-Assad. Dan dalam setahun terakhir, Rusia semakin intens mengirimkan penasihat militer ke Suriah.

"Penasihat militer Rusia kerap berada di Suriah. Tapi dalam kurun waktu satu tahun terakhir ini mereka meningkatkan jumlah kehadiran penasihat militer di negara kami," ucap pejabat tersebut, seperti dilansir Reuters pada Rabu (9/9/2015).

Pernyataan pejabat itu sendiri seperti menepis pernyataan yang dilontarakan pemerintah Suriah sebelumnya. Dimana, pemerintah Suriah menyangkal bahwa ada pasukan atau penasihat militer Rusia di Damaskus.

Ini juga semakin meningkatkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS), yang memang sedari awal menduga bahwa Rusia telah mengirimkan staf militer mereka ke Suriah. AS menuturkan, pengiriman bantuan militer ini ditakutkan dapat menimbulkan konfrontasi dengan pasukan alinasi internasional. (esn)
Kekhawatiran Barat Terlalu Berlebihan Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zhakarova menyebut Barat, khususnya AS telah menciptakan sebuah histeria aneh mengenai kegiatan militer Rusia di Suriah. (Istimewa)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zhakarova menyebut Barat, khususnya Amerika Serikat (AS) telah menciptakan sebuah histeria aneh mengenai kegiatan militer Rusia di Suriah. Zhakarova menyebut kekhawatiran Barat terlalu berlebihan.

Dirinya menuturkan, Rusia tidak pernah menutupi kerjasama militer dengan Suriah, termasuk mengenai pengiriman senjata dan penasihat militer ke Suriah. Oleh karena itu, Zakharova mengatakan, kekawatiran yang diutarakan Barat tidak berdasar.

"Rusia tidak pernah merahasiakan kerjasama militer-teknis dengan Suriah. Moskow telah secara terbuka memasok senjata dan mengirim spesialis militer untuk Suriah dalam jangka waktu yang lama," kata Zhakarova dalam sebuah pernyataan.

"Sekali lagi saya mengkonfirmasi dan mengulangi, bahwa kehadiran penasihat militer Rusia di Suriah untuk membantu pasukan Rusia menguasai senjata yang kami kirimkan," ucapnya, seperti dilansir AP pada Rabu (9/9/2015).

AS memang telah beberapa kali menyatakan keprihatinan mereka tentang tanda-tanda pembangunan fasilitas militer Rusia di Suriah. Selain khawatir akan pembangunan fasilitas militer, AS juga khawatir dengan pengiriman penasihat militer, dengan kemungkinan pengiriman pasukan dalam skala yang cukup besar ke Suriah. (esn)

  ♘ sindonews  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.