Kamis, 15 Oktober 2015

Cerita Danlanud Pekanbaru soal Pesawat Tempur yang 'Nganggur' karena Asap

[Chaidir Anwar T/detikcom]

Ternyata tidak hanya maskapai komersil yang terganggu kabut asap yang mengepung Riau. Pesawat tempur di Lanud Roesmin Nurjadin juga tak bisa latihan karena asap. Kini asap menipis, pesawat tempur kembali mengitari langit Riau.

Deru mesin pesawat tempur Hawk 100/200 dan F16 kembali 'membisingkan' langit Riau, Kamis (15/10/2015). Pesawat tempur kebanggaan masyarakat Riau pada khususnya, bisa kembali latihan setelah 3 pekan vakum karena asap.

"Ada sekitar 3 minggu pesawat tempur kita tidak bisa terbang karena dikepung asap. Hari ini, setelah mengikuti pelatihan persiapan HUT TNI ke 70 kemarin, pesawat kita bisa kembali melakukan latihan rutin," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Marma TNI Henri Alfiandi, kepada detikcom.

Dia menjelaskan, di Lanud Roesmin Nurjadin ada dua skadron udara. Pertama Skadron 12 yakni pesawat tempur jenis Hawk 100/200 dan Skadron 16 pesawat F 16.
Kedua skadron udara ini, lanjut Henri, sempat vakum sekitar 3 pekan karena asap. Kepungan asap pekat membuat jarak pandang terbatas yang tidak memungkinkan untuk dilakukan latihan.

Padahal sesuai jadwal, lanjut Henri, setiap skadron harus latihan 250 jam dalam sebulan atau 2.500 dalam setahun. Bila dihitung dalam sepekan ada 30 sampai 40 jam terbang yang harus dilakukan dalam latihan.

"Kita ada 3 pekan tidak latihan untuk kedua skadron. Itu artinya lebih dari 100 jam kita kehilangan waktu untuk latihan. Ini sama saja kita menghabiskan anggaran, tapi tidak bisa untuk latihan," kata Henri.

Dari pengalaman kabut asap tahun ini, lanjut Henri, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Mabes TNI untuk melakukan planing baru terkait kabut asap. Bila tahun depan, asap masih menyelimuti wilayah Riau, maka alternatifnya kedua skandron di Lanud Roesmin Nurjadin akan bergeser latihan ke salah satu Lanud.

"Bisa saja di salah satu Lanud yang ada di Sumatera, atau kita latihan di Halim Perdana Kusuma. Itu alternatif bila tahun depan masih ada ancaman asap," kata Henri.

Selama ini memang hal tersebut belum pernah dilakukan. Mengingat, kondisi kabut asap tahun sebelumnya tidak sama seperti kejadian tahun ini. Tahun sebelumnya, kabut paling banter seminggu pekat, namun ke esokan harinya bisa normal kembali.

"Kalau tahun sebelumnya memang ada asap, tapi kondisinya tidak selama tahun ini. Jadi waktu itu belum ada alternatif untuk pindah tempat latihan. Karena tahun sebelumnya, seminggu dikepung asap, selanjutnya bisa normal dan bisa lathan lagi. Berkaca dari tahun sekarang, jika masih ada asap, maka kita akan pindah tempat latihan," kata Henri.

Henri juga menjelaskan, asap pekat sempat membuat pesawat F16 tidak bisa mendarat. Dia menjelaskan, waktu itu F16 baru pulang mengikuti latihan bersama dengan Thailand.

"Setelah latihan bersama, pesawat F16 kita dari Thailand akan kembali ke Lanud Roesmin Nurjadin. Tapi waktu itu asap cukup pekat. Sehingga pesawat kita terpaksa mendarat di Lanud di Medan," kata Henri. (cha/try)

  detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.