Senin, 12 Oktober 2015

Ironi Tempat Latihan TNI

Ilustrasi Latihan tempur TNI

S
ebagai alat pertahanan negara, Tentara Nasional Indonesia tidak hanya harus memiliki alat utama sistem pertahanan yang mumpuni, tetapi juga perlu ditunjang sarana latihan yang memadai.

Masalahnya, tempat latihan yang saat ini ada belum seluruhnya cukup memadai, terutama untuk membentuk prajurit TNI yang tangguh, profesional, dan mampu mengoperasikan alat perang dengan teknologi tinggi.

Selama ini, pusat pendidikan pasukan khusus di Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dianggap sebagai lokasi latihan TNI yang paling memadai. Pusat pendidikan di Batujajar itu memang memiliki kelengkapan untuk memenuhi pelatihan pertahanan hidup dan raider.

Sementara itu, sebagai tempat latihan untuk menggunakan alat berat seperti tank hingga menembakkan meriam, TNI antara lain memiliki lahan latihan di Desa Mekarjaya, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Lahan tersebut bebas dari permukiman warga dan berada di sisi perbukitan yang menghadap Samudra Hindia.

Tekstur lahan di daerah itu yang berbukit dan tidak rata merupakan lokasi yang ideal untuk lokasi latihan tank dan penembakan meriam. Karena itu, lokasi tersebut sesuai untuk pelatihan pasukan tempur darat.

Di musim kemarau saat ini, lokasi latihan itu hampir serupa dengan padang pasir. Pepohonan mengering. Pasir beterbangan liar ditiup angin yang seakan tidak berhenti berembus. Kondisi itu membuat prajurit tidak bisa melakukan latihan.

Kondisi ini membuat Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memberi perhatian lebih. Ia mengisahkan, lokasi latihan di Ciemas itu dia temukan sendiri ketika menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (2000-2002) pada medio 2000.

Guna memuluskan konsep tempat latihan itu, ia membeli lahan tersebut dan menghibahkan sepenuhnya untuk tempat latihan prajurit.

Menurut Ryamizard, tempat tersebut sangat aman untuk manuver tank dan penembakan meriam-meriam milik TNI. Tempat latihan itu sangat sempurna karena diapit bukit sehingga proses latihan tersebut dapat dilihat untuk penilaian dan evaluasi.

"Bagaimana kita bisa membuat prajurit profesional kalau tidak latihan? Kita harus menjaga lokasi ini karena tidak ada lagi tempat selain di sini. Kalau tidak dipelihara, 10 tahun mendatang akan banyak vila dibangun di sekitar wilayah ini," kata Ryamizard ketika memantau lokasi tersebut, Kamis (8/10).

 Status lahan 

Kepala Zeni Kostrad Kolonel Rudy Wahyu menyatakan, pengembangan lokasi latihan militer di Mekarjaya, Ciemas, terkendala status lahan yang merupakan milik Yayasan Kostrad. Hal itu tak lepas dari status hibah yang dilakukan Ryamizard 15 tahun silam. Karena itu, ia berharap negara mengambil alih lahan tersebut dan menjadikan lahan tersebut sebagai bagian inventaris kekayaan negara (IKN).

"Sebelum menjadi IKN, kami tidak bisa mendirikan sarana penunjang untuk latihan. Kami telah menghitung, setidaknya membutuhkan Rp 111 miliar untuk membebaskan lahan seluas 689 hektar," ujar Rudy di hadapan Ryamizard.

Mendengar hal itu, Ryamizard berjanji akan membicarakan saran itu kepada Presiden Joko Widodo. Ia pun yakin, Presiden akan mendukung rencana pengambilalihan itu, apalagi Kostrad berencana membangun dermaga untuk membawa sejumlah tank Leopard dan tank Scorpio baru ke lokasi itu.

"Jumlah (Rp 111 miliar) kecil untuk kebutuhan negara. Dibandingkan dengan harga pesawat Sukhoi yang mencapai Rp 1,2 triliun, jumlah yang dibutuhkan untuk lahan itu hanya 10 persennya," ucap Ryamizard.

Ryamizard prihatin dengan TNI yang memiliki tempat latihan terbatas. Padahal, lanjutnya, Indonesia memiliki banyak pulau dan hutan, tetapi kesulitan mencari tempat latihan militer.

"Lahan makin terdesak seiring dengan masyarakat yang makin banyak dan membutuhkan permukiman. Lahan seperti ini ideal karena mirip lokasi latihan militer di Amerika dan Singapura," tuturnya. Bahkan, tambahnya, militer Singapura juga telah mengajukan latihan tank Leopard bersama di Ciemas.

Terkait dengan penambahan lahan latihan, Ryamizard mengungkapkan, Pulau Jawa sudah tidak memiliki lahan lapang untuk lokasi latihan militer baru. Alhasil, pemerintah berencana mencari lokasi latihan baru di Pulau Kalimantan. "Kami akan mencari lokasi di Kalimantan dengan jarak sekitar 40 kilometer," ungkapnya.

Keterbatasan tempat latihan semoga tidak mematahkan semangat prajurit TNI. Keseriusan pemerintah untuk memelihara dan mencari lokasi latihan baru semoga terwujud secepatnya. Jangan sampai wilayah negara yang luas ini tidak memberikan ruang bagi TNI melatih keterampilan prajurit.

  Kompas  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.