Kamis, 08 Oktober 2015

Lockheed Martin Tawarkan Jet Tempur F-16 Seri Terbaru untuk Indonesia

Perang sales dimulai kembali, mencoba menikung di lap terakhirhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7pJ_VYLshhv2CB6lJVugqsOXD8nJGc1BamxM7oPDX0MQ7jSTNjPIxJY_V6jpGYGdTQW8e7UkaSToQ6cLJpjBcDjIN0pdTBZWLCjySosZ6NB1vgXPiEbMW90qOLO_YLsHk-VmrOaPYmxY/s1600/RIkfx.jpg[Elza Astari/detikcom] ⚓️

Perusahaan industri pertahanan Amerika Serikat, Lockheed Martin (LM) menawarkan jenis pesawat tempur F-16 terbaru. F-16 Viper ditawarkan untuk memperkuat jajaran TNI AU.

Untuk memperkuat jajaran pertahanan udara Indonesia, LM datang menawarkan varian F-16 termutahir mereka. Yakni F-16 Viper yang memiliki keunggulan pada radarnya.

"Kami menawarkan kemampuan baru Scalable Agile Beam Radar (SABR)," ujar Director Business Development F-16 Lockheed Martin Randy Howard dalam temu media di Ballroom Grand Hyatt, Jakpus, Rabu (7/9/2015).

Kelebihan Viper juga ada pada peningkatan mission computer pesawat, vehicle system, struktur pesawat, kokpit dan sistem peperangan elektronik (electronic warfare system) di banding blok F-16 sebelumnya. F-16V ini disebut sebagai generasi selanjutnya dari F-16 yang memanfaatkan infrastruktur berkesinambungan di dunia.

LM sendiri menyatakan, Viper merupakan konfigurasi generasi terbaru F-16 yang dapat memberikan peningkatan kemampuan siginifikan pada pesawat tempur multiperan yang paling terjangkau dan efektif di dunia ini. Termasuk konfigurasi avionik.

"Jika Indonesia sepakat (membeli Viper), maka Indonesia adalah negara pertama yang memiliki teknologi paling mutakhir F-16," kata Randy.

Radar yang menjadi jawara pada Viper adalah radar AESA (active electronically scanned array) yang dapat mempertahankan lebih dari 20 target musuh. Radar ini setipe dengan radar yang digunakan di pesawar siluman F-35 hanya saja beda versi. Jenis radar Viper sedikit lebih canggih dan memiliki kemampuan untuk membidik 3 sasaran baik di darat, udara, dan laut.

"Keuntungan yang didapat Indonesia jika memiliki pesawat kami ini adalah biaya operasional yang lebih murah dibanding pesaing dan juga mudah dalam perawatan," Randy menjelaskan.
https://images.detik.com/community/media/visual/2015/10/07/84b78e18-42cc-4fe4-b419-5ef56fabd276_169.jpg?w=620&mark=undefined&image_body_visual_id=146001Simulator F-16 ⚓️

Meski belum menjelaskan lebih detil tentang transfer of technology dalam paket penjualannya, LM menyatakan akan menyesuaikan pesanan sesuai dengan apa yang diminta Indonesia. Termasuk dengan pendampingan bagi pilot, perawatan, dan lainnya.

Lalu berapa harga satu unit jenis pesawat Viper ini?

"Kami belum bisa menyebutkan. Tapi yang jelas di bawah 100 Juta USD," jawab Randy.

Selain untuk mengisi skadron baru yang rencananya akan dibentuk TNI AU, LM menawarkan Viper kepada Indonesia juga untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger yang akan segera pensiun. Meski Kemhan sudah memutuskan memilih Sukhoi jenis SU-35 sebagai pengganti Tiger, LM masih optimis.

"Setahu saya itu mereka (Kemhan) masih mempertimbangkan (memilih Sukhoi)," ucap Director International Business Development (IDB) Asia Pacific Lockheed Martin, Robie Notestine di lokasi yang sama.

"F-5 usianya sudah sangat tua. Akan lebih mahal jika Indonesia terus mempertahankannya. Biaya perawatannya akan lebih mahal. Kami merekomendasikan pakai pesawat baru," sambungnya.

Indonesia sendiri sebenarnya telah memiliki pesawat tempur F-16 jenis A/B yang dibeli sejak tahun 1980-an. Ditambah hibah pesawat F-16 C/D dari Amerika Serikat, saat ini TNI AU telah memiliki belasan F-16 yang tersebar di Skadron 16 Pekanbaru dan Skadron 3 Madiun.

Hibah dari AS untuk jenis pesawat F-16 diberikan gratis, namun Indonesia mengupgadenya menjadi blok 52. Pesawat hibah tersebut disetarakan dengan seperti standar F-16 yang digunakan US Air Force saat ini. Dari 24 pesawat hibah, 9 sudah dikirimkan ke Indonesia namun 1 terbakar beberapa waktu lalu.

Sementara itu, F-16 A/B dibeli 12 unit oleh Indonesia pada tahun 1980-an namun 2 di antaranya jatuh. Untuk 10 pesawat tempur ini kini akan diupgade dan sudah ada tanda tangan kontrak antara Indonesia dan AS. Program mid life upgrade (MLU) tersebut akan segera digarap.

"Sudah tanda tangan kontrak 4 minggu lalu. Target selesai tahun 2017," terang Robie.

Dalam acara ini juga turut dihadirkan simulator kokpit F-16 Viper dan tamu undangan diperkenankan untuk mencobanya. Hadir pula dalam acara ini Dubes AS untuk Indonesia, Robert O Blake.

"Kerjasama ini jika terwujud bisaa memperkuat hubungan Indonesia dan Amerika," tukas Blake.

Dengan biaya operasional yang lebih murah, ini dapat menguntungkan bagi negara yang memiliki budget pas-pasan seperti Indonesia. Terlebih karena pilot-pilot TNI AU juga sudah terbiasa atau mengenal seluk beluk F-16.

 Sensasi Simulasi Terbangkan Jet Tempur F-16 Viper 
http://images.detik.com/community/media/visual/2015/10/07/c03396ed-6955-4865-a3d5-cfead02dad79_169.jpg?w=780&q=90[Elza Astari/detikcom] ⚓️

Menerbangkan pesawat tempur ternyata tidak semudah dibayangkan. Melalui simulator, Lockheed Martin memberikan kesempatan untuk mencoba jet tempur terbarunya.

Perusahaan industri pertahanan Amerika Serikat Lockheed Martin (LM) menawarkan pesawat tempur F-16 Viper yang merupakan produk termutakhir mereka. Dalam kesempatan tersebut, simulator kokpit F-16 Viper dibawa agar para tamu bisa mencobanya.

Dipandu oleh chief test pilot LM, Paul Randall, puluhan tamu undangan yang hadir dalam acara peragaan kokpit F-16 di Grand Hyatt, Jakpus, Rabu (7/10/2015) semangat untuk mencobanya. Satu persatu bergantian mencobanya.
https://images.detik.com/community/media/visual/2015/10/07/607ab749-48bd-4735-8b68-92d359fbc566_169.jpg?w=620&mark=undefined&image_body_visual_id=146007Dubes AS ikut meramaikan sales penjualan di Indonesia ⚓️

"Simulator ini persis seperti kokpit pesawat. Kamu di sini bisa merasakan seperti pilot saat menerbangkan F-16," ujar Paul saat memandu tamu yang mencoba simulator.

Alat demonstrasi sendiri besarnya seperti kokpit pesawat F-16. Di depan simulator kokpit dibentangkan layar lebar yang menggambarkan saat pilot berada di udara dengan pemandangan daratan maupun laut di bawahnya.

"Alat ini namanya stick (tongkat) atau kami biasanya menyebut sebagai controller. Gunanya bisa sebagai kendali ketika kamu mau belok atau naik dan turun," kata Paul saat detikcom mencoba simulator tersebut.

Di stick yang berada di sisi kanan itu terdapat tombol-tombol, termasuk untuk menembakkan peluru. Tak ada alat setir di dalam kokpit. Untuk menerbangkan dan mengendalikan pesawat, pilot menggunakan controller dan juga satu stick lainnya di sisi kiri yang bisa digunakan sebagai mouse.

"Ini bisa terhubung dengan komputer. Kami bisa mengatur misil yang akan ditembakan dengan ini," tuturnya.

Di dalam kokpit terdapat banyak perangkat atau avionik. Seperti peralatan transfer data yang canggih, GPS, alat komunikasi dan juga radar yang menjadi unggulan pesawat ini yakni Active Electronically Scanned Array (AESA).
https://images.detik.com/community/media/visual/2015/10/07/2e093493-e41f-45c8-b34e-1fbe8c3d8524_34.jpg?w=375&mark=undefined&image_body_visual_id=146009Paul yang berdiri di sisi samping kokpit menjelaskan mengenai jarak bagaimana teknik menerbangkan pesawat termasuk berbagai instrumen pesawat tempur. Salah satu layar di kokpit menjelaskan pemindaian keadaan yang ada di sekitar pesawat saat di udara. Sehingga jika visual tidak tertangkap mata telanjang dari dalam kokpit pilot bisa mengetahui keadaan sekitarnya.

"Helm yang digunakan pilot ada proyektornya. Bisa berkomunikasi dengan pilot lain yang sedang terbang dan juga ke ATC. Radar bisa mengunci 21 target," jelas Paul.

Keunggulan Viper adalah memang dapat membidik banyak target sekaligus baik yang berada di udara, laut, dan darat. Juga dilengkapi dengan night vision imaging system, dan wide angle conventional heads up display.

Hadirin yang menjajal simulator ini dapat merasakan bagaimana menukik, bermanuver, maupun melepaskan misil dari atas pesawat tempur. detikcom berhasil menumbangkan 2 target yang ada di udara dalam demonstrasi ini. Namun tak sedikit pula tamu undangan yang salah saat melepaskan misil maupun tembakan.

Salah seorang anak lelaki berusia 10 tahun mencoba sensasi menerbangkan F-16 dengan simulator ini. Alra Fatara Ardika Basya mengaku cukup terinspirasi setelah mencobanya.

"Aku deg-degan sampai nggak bisa bicara. Ini baru pertama kali. Stick yang untuk tembakan bisa bergerak-gerak sendiri. Tadi aku dikasih tahu kalau mau belok harus gimana. Terus kalau ada tanda-tanda musuh kayak apa," tutur Alra usai menjajal simulator.

"Tadi sama pilotnya dikasih tahu kalau beneran di pesawat harus pakai tabung sama helm, kalau tadi kan nggak. Terus Kalau ketemu musuh kita harus menjauh dulu sebelum menembak," lanjut siswa kelas V SDN 01 Pagi Bintaro itu.

Alra sendiri datang bersama sang ibu yang mendapat undangan acara ini. Setelah mencoba simulator F-16, Alra mengaku punya cita-cita baru.

"Aku mau jadi penerbang pesawat tempur. Pengalaman ini menarik banget," tukasnya.

Tak hanya Alra, bahkan Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O Blake juga sempat mencoba simulator ini. Sejumlah pewarta juga tak mau ketinggalan dengan turut mengantri di belakangnya.

Sejumlah petinggi Lockheed Martin datang langsung dalam acara ini. Mereka menawarkan F-16 Viper sebagai salah satu alternatif pengganti pesawat tempur F-5 Tiger yang akan segera dipensiunkan. Varian terbaru F-16 ini dianggap mampu menambah kekuatan pertahanan udara Indonesia, termasuk menjaga daerah-daerah perbatasan seperti Natuna yang rawan akan konflik Laut Cina Selatan.

Lalu berapa lama waktu yang diperlukan LM jika Indonesia tertarik untuk membeli Viper?

"Tergantung pemesanannya karena kami juga menyesuaikan keinginan Indonesia seperti apa. Sejak persetujuan, untuk 1 skadron (16 unit) bisa 2-3 tahun (sampai pesawat diserahkan ke Indonesia)," tukas Director International Business Development Asia Pacific Lockheed Martin, Robie Notestine, di lokasi yang sama. (ear/Hbb)

  ⚓️ detik  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.