Senin, 26 Oktober 2015

Pindad Kebanggaan Angkatan Darat dan Kebanggaan Indonesia

Ranpur produksi Pindad sedang dalam ujicoba lapangan

Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Dankodiklat TNI AD), Letnan Jenderal TNI Agus Sutomo beserta rombongan, mengunjungi PT Pindad (Persero) pada 23 Oktober 2015. Didampingi oleh para Komandan Pusat Kesenjataan dan Komandan Pusat Pendidikan yang berada di bawah naungan Kodiklat TNI AD, rombongan diterima oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, di Auditorium Gedung Direktorat PT Pindad, Bandung. “Kehadiran kami kali ini secara emosional adalah untuk lebih merasa memiliki, karena Pindad adalah bagian penting bagi Angkatan Darat. Kami berharap Pindad ke depan semakin maju karena modalnya sudah ada, tinggal mendapatkan peluang, ada kemauan, dan akan menuai prestasi,” tutur Agus Sutomo pada kata sambutannya.

Dankodiklat menambahkan bahwa Pindad merupakan bagian dari aset Angkatan Darat yang patut diberi perhatian lebih karena industri pertahanan merupakan bagian dari bagaimana kita memahami postur pertahanan nasional dalam menghadapi ancaman di masa depan. “Pindad adalah industri pertahanan yang merupakan kebanggaan Angkatan Darat dan kebanggaan Bangsa Indonesia. Karena kalau kita bicara tentang ancaman ke depan, kita harus kenali diri sendiri dan kenali musuh. Kalau kenali diri sendiri, berarti kita bicara postur, bicara kemampuan, dan gelar kekuatan. Kemampuan itu artinya alutsista yang modern, canggih, dan juga sumber daya manusia yang mumpuni untuk menghadapi ancaman musuh,” tambah Agus. Ia juga menekankan kepada jajaran TNI AD untuk terus memberikan sumbangsih pemikirannya agar Pindad dapat maju, sehingga di masa depan tidak ada ketergantungan ke luar negeri untuk pengadaan alutsista.

Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim mengatakan bahwa Pindad terus melakukan transformasi guna memberikan produk-produk pertahanan dan keamanan yang berkualitas, untuk bersinergi dengan pengguna untuk mengurangi ketergantungan pada impor. “Tugas kita sebenarnya sama, yaitu sama-sama membangun. Yang satu, membangun dalam konteks penggunaan dan operasi sementara yang lain membangun dengan menyiapkan senjatanya. Ketika masih bergantung kepada impor, bagaimana mensiasatinya? Pelaku-pelaku industri pertahanan dalam negeri harus menjaga kontinuitas dari penggunaan, pemeliharaan, dan layanan purna jual untuk terus terintegrasi,” tuturnya. Ia juga menambahkan jika membeli pada industri dalam negeri, maka akan banyak nilai tambah yang akan didapatkan, antara lain teknologi, lapangan pekerjaan tambahan, dan pajak. Paradigma ini yang terus ia tekankan.

Silmy juga menekankan bahwa kunjungan para pengguna ke PT Pindad (Persero) merupakan cara yang baik untuk terus menjalin komunikasi yang baik antara industri dan pengguna untuk kembali pada tujuan awal, yaitu sama-sama membangun. “Saya ingin pengguna dan industri menjadi dekat dalam hal membangun kekuatan pertahanan yang riil, yaitu membangun dengan memproduksi sendiri,” ujarnya.

Rombongan Dankodiklat TNI AD melanjutkan agenda hari itu dengan mengunjungi fasilitas produksi untuk produk-produk persenjataan PT Pindad (Persero), yaitu Divisi Senjata. Rombongan juga mendapatkan kesempatan untuk mencoba performa produk secara langsung, antara lain Panser Anoa 6x6, Panser Komando Badak, serta beberapa produk senjata seperti senapan serbu SS2-V4, PM2 gas operated, dan pistol G2 seri Combat dan Elite.

 Pindad di TEI 2015, Pride of Indonesia 
PT Pindad (Persero) berpartisipasi dalam pameran Trade Expo Indonesia (TEI) 2015 yang diselenggarakan di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta pada tanggal 21-25 Oktober 2015. Dalam pameran yang diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan ini, Pindad tergabung dalam paviliun Pride of Indonesia, bersama puluhan produk unggulan nasional terpilih dan merupakan komoditi kebanggaan Indonesia yang telah diterima oleh pasar global. PT Pindad (Persero) yang diwakili oleh Direktur Teknologi dan Pengembangan Ade Bagdja, menampilkan beberapa produk pertahanan dan keamanan andalannya seperti senapan serbu SS2-V1, SS2-V4, dan SS2-V5; pistol G2 seri Combat dan Elite; pistol mitraliur PM2; senapan penembak runduk SPR-2; serta produk kendaraan tempur Panser Anoa varian amphibious sukses menarik perhatian para pengunjung yang datang ke TEI 2015.

TEI 2015 yang dibuka secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ini, kembali diselenggarakan untuk yang ke-30 kalinya. Dengan mengusung tema utama "Sourcing at Remarkable Indonesia", TEI 2015 memberi penekanan pada promosi produk-produk ekspor made in Indonesia yang berkualitas ke pasar global. "TEI 2015 yang ke-30 ini diharapkan dapat menjadi salah satu ajang untuk mempersiapkan eksportir Indonesia dan dapat membantu peningkatan struktur ekspor Indonesia menjadi 65% untuk produk manufaktur dan 35% untuk produk primer secara bertahap," tutur Nur Nuzulia Ishak, Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan. Tujuan TEI 2015 ini, sejalan dengan tekad Pindad untuk memperluas pasar ekspor ke berbagai negara di dunia dengan terus meningkatkan kualitas dan penguasaan teknologi produk-produk pertahanan.

Senada dengan hal tersebut, Menteri Perdagangan Republik Indonesia Thomas Trikasih Lembong mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama yang harus diperhatikan para pelaku usaha dalam dalam memproduksi produk yang akan dipasarkan, terlebih untuk menembus pasar global. “Ada tiga hal yang diinginkan buyer terhadap produk Indonesia, yakni produk yang berkualitas, harga yang bersaing, dan ketepatan waktu pengiriman,” tutur Thomas. Beliau juga menambahkan bahwa pemerintah menyadari pentingnya peranan para pelaku usaha dengan berkomitmen untuk memperlancar perniagaan di Indonesia.

TEI 2015 juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha sebagai platform untuk mengembangkan jejaring bisnis dan investasi juga pertukaran potensi serta peluang bagi pebisnis dan investor asing yang berminat mengembangkan usahanya di Indonesia. Untuk memudahkan para calon pembeli, TEI 2015 dibagi menjadi 6 zona berbeda yaitu Manufactured Goods and Services; Furniture and Home Decoration; Food, Beverages, Fishery, and Agricultural Products; Premium Fashion; Lifestyle and Creative Products; serta Garden Furniture, Knockdown House, and Heavy Equipments.

Setelah membuka TEI 2015 secara resmi, presiden Joko Widodo mengunjungi beberapa booth peserta pameran, salah satunya adalah booth PT Pindad (Persero). (Anggia)

  ♘ BUMN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.