Kamis, 08 Oktober 2015

TNI AU Belum Tertarik Beli Pesawat Tempur F-16 Viper

Mungkin untuk skuadron yang lainhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ4614dB9_zwPwAcKK0h6CpUtW1AEIAftMe9OsIzTBxrlu3-HGCAjV9HBMyVX9bRJa-vVggffbCRmGYfWzU5Xkfpa9HqGM0cDiMEnD82RXoNLbhgRpXyQc1S6AivMLQCKkr_2CmHFP1xGB/s1600/0_de54d_da131340_origphotographers+of+Russia+-+Marina.jpgSuper flanker Su 35 [Marina] ⚓️

TNI Angkatan Udara belum tertarik membeli pesawat tempur terbaru dari pabrikan Lockhead Martin, F-16 Viper. Angkatan Udara saat ini masih menanti Kementerian Pertahanan menyelesaikan perjanjian jual-beli pesawat tempur buatan Rusia, Sukhoi-35.

Belum ada ketertarikan. Kami tetap pada Sukhoi-35. Selama ini juga belum ada tawaran ke kami karena itu domainnya Kemhan,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto kepada CNN Indonesia, Kamis (8/10).

Pernyataan Dwi tersebut merupakan respon Angkatan Udara atas simulasi F-16 Viper yang diadakan Lockhead Martin secara terbuka di Jakarta, kemarin.

Randy Howard, Director Business Development F-16 pabrikan asal Amerika Serikat itu berkata, simulasi F-16 Viper merupakan momen yang tepat bagi perusahaannya untuk menunjukan perkembangan teknologi terhebat F-16. Indonesia menurutnya berkesempatan menjadi negara pertama yang mengoperasikan produk mereka itu.

F-16 Viper merupakan pesawat tempur jenis F-16 generasi keempat. F-16 Viper memiliki sistem radar terbaru, Scalable Agile Beam Radar (SABR).

Pesawat tempur yang mampu terbang dengan kecepatan maksimal 2.414 kilometer per jam ini juga dapat mencium gelombang listrik dari luar pesawat. Sensor F-16 Viper yang terhubung dengan program komputer memungkinkan pilot untuk langsung menavigasi secara otomatis.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Orris Blake Jr. turut hadir pada simulasi F-16 Viper yang diselenggarakan dua pekan jelang pertemuan Presiden Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Ia mengatakan, teknologi yang dimiliki F-16 Viper akan membantu TNI AU memantau seluruh wilayah perairan Indonesia.

Saya yakin pesawat ini bisa membantu memodernisasikan kekuatan militer Indonesia," tutur Blake.

Kemhan mulai menjajaki pembelian pembelian Sukhoi-35 dengan Rusia. Rencananya sebanyak satu skuadron pesawat tempur itu akan dibeli untuk menggantikan 16 F-5E Tiger II yang digunakan Skuadron Udara 14.

F-5E merupakan pesawat tempur buatan Northrop Co. Pesawat itu tiba di Landasan Udara Iswahjudi, Madiun, April 1980. Modernisasi F-5E Tiger II dilakukan 1995 oleh perusahaan penerbangan asal Belgia, Sociétés Anonyme Belge de Constructions Aéronautiques. (sur)

  ⚓️ CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.