Sabtu, 03 Oktober 2015

[World] PBB Kutuk Serangan AS yang Hantam RS di Afghanistan

Serangan udara AS telah menghancurkan sebuah rumah sakit di Afghanistan (Ilustrasi)

M
isi Bantuan PBB di Afghanistan mengutuk keras serangan udara terhadap sebuah rumah sakit di Kunduz yang menewaskan tiga dokter dan melukai beberapa orang lainnya.

"Saya mengutuk keras serangan udara atas Rumah Sakit Medecins Sans Frontieres di Kunduz, dini hari tadi, yang mengakibatkan kematian dan cedera mulai dari tenaga medis, pasien dan warga sipil lainnya," bunyi pernyataan utusan khusus Sekjen PBB dan kepala misi PBB untuk Afghanistan, Nicholas Haysom, dalam rilisnya seperti dikutip dari laman Xinhua, Sabtu (3/10/2015).

Dalam pernyataannya, Haysom mengatakan, rumah sakit yang berfungsi menampung pasien dan tenaga medis mungkin tidak pernah menjadi obyek serangan, dan hukum humaniter internasional juga melarang penggunaan fasilitas medis untuk tujuan militer.

"Saya tegaskan, saya menyerukan kepada semua pihak yang terlibat dalam konflik di Afghanistan untuk menghormati dan melindungi personel dan fasilitas medis, serta kemanusiaan," tukasnya.

Sebelumnya, pasukan Amerika Serikat (AS) di Afghanistan meluncurkan serangan udara ke wilayah Kunduz. Serangan tersebut menargetkan sejumlah individu yang dinilai dapat mengancam keamanan dan kemungkinan akan menimbulkan kerusakan terhadap fasilitas medis terdekat. (ian)
16 Orang TewasBendera Taliban di Kunduz. (CNN Indonesia/Reuters/Stringer)

S
erangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat telah menghantam rumah sakit yang dikelola kelompok Doctors Without Borders di Kunduz, Afghanistan, pada Sabtu (3/10) pagi waktu setempat. Sebanyak 16 orang tewas, termasuk sembilan staf rumah sakit dan tujuh pasien.

Sebanyak tiga dari tujuh pasien adalah anak-anak. Kolonel Brian Tibus dari Angkatan Bersenjata Amerika Serikat mengatakan serangan itu sedang diinvestigasi oleh pihak yang berwajib.

Khususnya investigasi terhadap kemungkinan pesawat AC-130, yang sedang berada di area tersebut dan menembaki pasukan Taliban untuk mempertahankan operasi pasukan Amerika Serikat di sana, bertanggung jawab terhadap serangan ke rumah sakit.

Seperti dilansir CNN, serangan udara juga melukai setidaknya 37 orang dan membuat sebagian bangunan rumah sakit terbakar dan rusak. Peristiwa ini terjadi setelah enam hari pertempuran antara pasukan pemerintah Afghanistan, yang didukung pasukan udara dan penasihat militer AS, dan Taliban, yang menginvasi kota Kunduz, pada awal pekan ini.

Doctors Without Border sendiri kaget dengan serangan tersebut. Soalnya sudah sejak Selasa lalu mereka mengingatkan pihak yang bertikai mengenai posisi trauma center. Fasilitas kesehatan itu, kata mereka, telah merawat ratusan orang yang terluka akibat pertempuran itu. Bahkan, pada saat serangan, mereka langsung mengingatkan kedua pihak. Tapi tak digubris.

Pengeboman berlanjut selama lebih dari 30 menit setelah pejabat militer AS dan Afghanistan di Kabul dan Washington kami informasikan,” kata kelompok, yang secara internasional dikenal dengan nama Medecins Sans Frontieres (MSF). “Kami mendesak penjelasan tentang apa yang terjadi dan bagaimana kejadian buruk ini bisa terjadi.

MSF mengatakan masih ada sekitar 30 orang yang belum diketahui nasibnya. Ini berarti jumlah korban tewas masih bisa bertambah. Soalnya, saat serangan terjadi, ada 105 pasien di rumah sakit itu dan sebanyak 80 staf nasional dan internasional dari MSF.

AC-130 adalah pesawat tempur yang dibangun pada airframe pesawat kargo Hercules C-130. Model AC-130U yang tercanggih, dipersenjatai dengan senapan Gatling 25mm, meriam 40mm dan 105mm. (ded/ded)

  sindonews | CNN  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.